RadarBali.com – Proyek jalan bawah tanah atau underpass di simpang Tugu Ngurah Rai, Tuban, memasuki tahap akhir lelang.
Akhir Oktober 2017 diperkirakan sudah ada kontraktor pemenang lelang. Proyek yang dibiayai APBN itu menyedot dana Rp 326 miliar.
Hal itu diungkapkan Kepala Bappeda dan Litbang Provinsi Bali, Putu Astawa. “Seluruh dana proyek ditanggung APBN, kecuali pembebasan lahan ditanggung Pemkab Badung,” ujar Astawa, kepada Jawa Pos Radar Bali, baru-baru ini.
Dijelaskan, dari dana Rp 326 miliar, sekitar Rp 200 miliar untuk konstruksi fisik. Sedangkan sisanya untuk keperluan lain.
Sementara untuk pembebasan lahan Pemkab Badung sudah menyediakan anggaran Rp 85 miliar. Pemprov Bali sendiri berharap proyek yang disiapkan untuk konferensi IMF-bank dunia 2018 mendatang itu segera terealisai.
Underpass tersebut dibuat untuk mengurai kepadatan lalulintas arah dari dan menuju Nusa Dua – Bandara Ngurah Rai – Kuta – Jalan Tol Bali Mandara.
Setiap hari lebih dari 4.000 unit kendaraan roda dua dan empat melintas di kawasan tersebut. “Semakin cepat selesai semakin bagus. Kalau bisa sebelum Oktober 2018 sudah beres semua,” imbuhnya.
Terpisah, Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Badung, Oka Permana, menyatakan pembebasan lahan masih dalam proses.
Selain lahan milik warga, underpass juga menggunakan lahan Tahura Ngurah Rai. Lahan yang dibebaskan sepanjang 712 meter.
Rencananya, underpass dimulai dari arah utara (Grand Mas Hotel) menuju selatan (runway bandara). Jalan melewati bawah tanah areal patung pahlawan nasional IG Ngurah Rai.
Underpass ini jauh lebih panjang dari underpass Simpang Dewa Ruci.“Secara umum tidak ada masalah. Kami sedang mematangkan lahan yang dibebaskan,” ujar Oka