33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:49 PM WIB

HS Dillon Diupacarai Secara Militer, Pangdam Ungkap Duka Mendalam

DENPASAR – Jenazah Harbrinderjit Singh (HS) Dillon, 74, diupacarai secara militer saat upacara perabuan jenazah di halaman Rumah Duka Angkatan Darat di Jalan PB Sudirman, Denpasar, kemarin (17/9) pukul 12.00 Wita.

Upacara pelepasan jenazah tokoh nasional tersebut dipimpin langsung Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto.

Sebelum dilakukan upacara pelepasan secara militer di rumah duka RSAD Udayana, pihak  keluarga melalui anak sulung tokoh aktivis HAM, Haryasetyaka Singh Dillon, menyerahkan jenazah kepada negara.

Upacara tersebut dihadiri keluarga dan istrinya, Drupadi S Harnopidjati. Setelah upacara perabuan, jenazah dibawa ke Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, untuk dikremasi.

Usai memimpin upacara pelepasan jenazah, Mayjen Benny mengatakan, HS Dillon memiliki hak untuk diupacarai secara militer.

Hal itu sesuai dengan jasanya terhadap bangsa Indonesia. Di mana selama hidup HS Dillon pernah menerima penghargaan sipil tertinggi yakni Bintang Jasa Maha Putra Utama dari presiden Joko Widodo, 13 Agustus 2015.

“Almarhum mendapatkan penghargaan yang tinggi dari negara, sehingga kami patut memberikan penghormatan terakhir yang terbaik kepadanya,” tutur Mayjen Benny.

Setelah dikremasi di Krematorium Mumbul selanjutnya abunya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

“TNI/Polri merasa kehilangan karena beliau merupakan bagian dari masyarakat bangsa ini yang memberikan kontribusi positif yang sangat besar untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Kami ikut merasakan duka yang dalam,” ungkap Mayjen Benny.

Sementara itu, Haryasetyaka Singh Dillon mengatakan keluarga meyakini almarhum memilih Bali sebagai tempat untuk menghembuskan nafas terakhirnya.

Putra sulung almarhum tersebut mengungkapkan, ayahanda bersama ibundanya datang ke Bali pada 19 Agustus 2019.

Setibanya di Bali, almarhum kelahiran Medan 23 April 1945 itu jatuh sakit dan dirawat RS Siloam, Sunset Road, Kecamatan Kuta, Badung.

Dokter mendiagnosis almarhum menderita penyakit komplikasi jantung dan paru-paru. Setelah hampir sebulan lamanya, akhirnya HS Dillon menghembuskan nafas terakhir di RS Siloam, 16 September 2019 pukul 18.00.

“Mewakili keluarga, berterima kasih kepada negara dan Presiden Joko Widodo yang telah memberikan kemudahan,” tutur Haryasetyaka.

Sementara itu, Wakapolda Bali Brigjen I Wayan Sunartha selaku Irup ikut mengucapkan rasa duka dan bela sungkawa atas kepergian tokoh nasional ini.

“Almarhum adalah sosok yang benar-benar pantas mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Pratama serta penghargaan Bintang Mahaputera Utama, karena almarhum telah berjasa besar terhadap bangsa dan negara Indonesia,” tutunya.

Almarhum juga layak meraih penghargaan Global Award dari Priyadarshni Academy di Mumby sebagai keturunan India yang berkontribusi bagi negara yang ditinggalkannya.

 

 

DENPASAR – Jenazah Harbrinderjit Singh (HS) Dillon, 74, diupacarai secara militer saat upacara perabuan jenazah di halaman Rumah Duka Angkatan Darat di Jalan PB Sudirman, Denpasar, kemarin (17/9) pukul 12.00 Wita.

Upacara pelepasan jenazah tokoh nasional tersebut dipimpin langsung Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto.

Sebelum dilakukan upacara pelepasan secara militer di rumah duka RSAD Udayana, pihak  keluarga melalui anak sulung tokoh aktivis HAM, Haryasetyaka Singh Dillon, menyerahkan jenazah kepada negara.

Upacara tersebut dihadiri keluarga dan istrinya, Drupadi S Harnopidjati. Setelah upacara perabuan, jenazah dibawa ke Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, untuk dikremasi.

Usai memimpin upacara pelepasan jenazah, Mayjen Benny mengatakan, HS Dillon memiliki hak untuk diupacarai secara militer.

Hal itu sesuai dengan jasanya terhadap bangsa Indonesia. Di mana selama hidup HS Dillon pernah menerima penghargaan sipil tertinggi yakni Bintang Jasa Maha Putra Utama dari presiden Joko Widodo, 13 Agustus 2015.

“Almarhum mendapatkan penghargaan yang tinggi dari negara, sehingga kami patut memberikan penghormatan terakhir yang terbaik kepadanya,” tutur Mayjen Benny.

Setelah dikremasi di Krematorium Mumbul selanjutnya abunya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

“TNI/Polri merasa kehilangan karena beliau merupakan bagian dari masyarakat bangsa ini yang memberikan kontribusi positif yang sangat besar untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Kami ikut merasakan duka yang dalam,” ungkap Mayjen Benny.

Sementara itu, Haryasetyaka Singh Dillon mengatakan keluarga meyakini almarhum memilih Bali sebagai tempat untuk menghembuskan nafas terakhirnya.

Putra sulung almarhum tersebut mengungkapkan, ayahanda bersama ibundanya datang ke Bali pada 19 Agustus 2019.

Setibanya di Bali, almarhum kelahiran Medan 23 April 1945 itu jatuh sakit dan dirawat RS Siloam, Sunset Road, Kecamatan Kuta, Badung.

Dokter mendiagnosis almarhum menderita penyakit komplikasi jantung dan paru-paru. Setelah hampir sebulan lamanya, akhirnya HS Dillon menghembuskan nafas terakhir di RS Siloam, 16 September 2019 pukul 18.00.

“Mewakili keluarga, berterima kasih kepada negara dan Presiden Joko Widodo yang telah memberikan kemudahan,” tutur Haryasetyaka.

Sementara itu, Wakapolda Bali Brigjen I Wayan Sunartha selaku Irup ikut mengucapkan rasa duka dan bela sungkawa atas kepergian tokoh nasional ini.

“Almarhum adalah sosok yang benar-benar pantas mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Pratama serta penghargaan Bintang Mahaputera Utama, karena almarhum telah berjasa besar terhadap bangsa dan negara Indonesia,” tutunya.

Almarhum juga layak meraih penghargaan Global Award dari Priyadarshni Academy di Mumby sebagai keturunan India yang berkontribusi bagi negara yang ditinggalkannya.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/