JIMBARAN – Kepala Sekolah SMK TI Bali Global Jimbaran Herry Nugroho merespons aksi para wali murid yang menggeruduk sekolah, Senin (19/11) pagi.
Namun, Herry membantah bahwa aksi yang mereka lakukan adalah aksi demonstrasi. “Tidak ada aksi. Itu hanya diskusi. Ini hal yang wajar antara sekolah dan komite, dimana orang tua memberikan masukan kepada sekolah,” klaim Herry.
Meski keterangan tersebut kontras dengan keterangan Indra Baskoro, selaku korlap aksi pagi itu kepada Jawa Pos Radar Bali sebelumnya, Herry kukuh mengatakan bahwa hal tersebut bukan sebuah protes.
“Ya ini sebagai bentuk peran komite dengan pihak sekolah dalam membesarkan sekolah ini. Apa yang disarankan oleh orang tua murid kami terima dan jalankan,” tandasnya.
Statement Herry tersebut langsung ditanggapi Indra Baskoro, selaku Korlap Aksi Orangtua murid kepada Jawa Pos Radar Bali.
“Diskusi? Logika saja ya. Masak diskusi kami bawa Toa (pengeras suara),” jawabnya. Begitu juga terkait dengan komite yang dimaksud oleh sang Kepala Sekolah.
Indra menegaskan, hingga kini SMK TI Bali Global belum memiliki komite secara resmi. “Jadi kami orangtua murid punya grup WA dengan nama Komite.
Membernya 170 orang yang terdiri dari orang tua murid dan perangkat sekolah. Sekarang banyak yang keluar dari grup WA tersebut karena kecewa dengan pihak sekolah,” ungkapnya.
Indra menegaskan hingga hari ini, SMK TI Bali Global Jimbaran belum memiliki Komite. “Itu grup WA. Kalau Komite itu kan ada SK, ada legalisasinya. Sampai sekarang belum ada komitenya,” tegasnya.
Padahal, Indra bersama orangtua siswa kelas X lainnya mengatakan sudah mengajukan untuk membentuk komite. Namun, katanya masih terkendala untuk mengumpulkan orangtua siswa kelas XI dan XII.
Di sisi lain, Kepala Pembina Yayasan SMK TI Bali Global Jimbaran Sri Wahyuni yang ingin ditemui orang tua siswa sudah sejak lama untuk membicarakan persoalan ini belum dapat dikonfirmasi.
Hingga berita ini ditulis, Sri Wahyuni yang informasinya masih berada di luar pulau belum mengangkat sambungan telepon Jawa Pos Radar Bali.