DENPASAR – Meski hujan telah menyapa sebagian wilayah Bali, panas terik matahari masih dirasakan mayoritas masyarakat.
Rata-rata per hari cuaca berada pada kisaran 32-34 derajat. Sebagian masyarakat menilai, penggunaan laser jadi pemicu suhu udara di Bali terasa panas.
Sinar laser juga dianggap jadi salah satu penyebab hujan tidak kunjung turun di Bali belakangan ini.
Terutama sinar laser yang digunakan malam hari. Lantas apakah benar sinar laser bisa mencegah turunnya hujan?.
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman mengatakan bahwa penggunaan sinar laser tidak bisa mencegah turunnya hujan.
Artinya pancaran sinar laser dari permukaan tanah yang diarahkan ke langit tidak dapat menggeser atau memecahkan awan penyebab terjadinya hujan.
“Laser tidak mampu menggeser awan atau mencegah hujan. Itu hanya mitos saja,” tegas Iman Faturahman kepada Radarbali.id, Selasa (19/11).
Dijelaskannya, bahwa satu-satunya yang bisa menggeser posisi awan hanyalah tiupan arah angin.
Maka, jika sinar laser yang ditembakan dari permukaan tanah itu memiliki suhu panas maka suhu panas itu tidak akan bisa mencapai awan.
Apalagi di Bali, rata-rata ketinggian awan di Bali mencapai 400 hingga 600 meter dari permukaan tanah.
“Semakin tinggi posisi awan, maka suhunya akan semakin dingin. Jadi, laser yang diarahkan ke awan itu, suhu panasnya tidak akan sampai,” tegasnya.
Dilanjutkanya, bahwa hujan yang sempat turun dua hingga tiga hari di Bali beberapa waktu lalu itu karena arah angin yang mengarahkan awan.
Saat ini akibat terbentuknya siklon tropis di utara ekuator maka massa udara basah lebih banyak terkonsentrasi di Sumatera dan Jawa.
Sehingga di wilayah Bali curah hujannya belum signifikan. Namun, kemungkinan dalam tiga hari ke depan, hujan akan kembali mengguyur beberapa wilayah di Bali.
“Memungkinkan dalam tiga hari ke depan wilayah Bali bagian tengah atau dataran tinggi mengalami hujan.
Jadi, sesuai bahwa daerah Bali yang terlebih dahulu memasuki musim hujan adalah bagian tengah yang memiliki dataran tinggi,”tandas Iman Faturahman.