DENPASAR – Daerah rawan tsunami di Denpasar terdapat di Kecamatan Denpasar Selatan. Yakni Pemogan, Pedungan, Sesetan, Serangan, Sidakarya, Sanur Kauh, Sanur, Sanur Kaja, Kesiman Petilan dan Kesiman Kertalangu.
Untuk antisipasi bencana tsunami terjadi, Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar melakukan sosialisasi dan simulasi kesiapsiagaan minimal setahun sekali.
Selain itu adanya sirine peringatan tsunami di Pantai Matahari Terbit dan Pantai Serangan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Denpasar IB Joni menyatakan, selain sirine ada juga tempat evakuasi sementara (TES) yang berbentuk bangunan tinggi 15 meter sekitar empat lantai yang ada di Serangan.
Jadi,di Serangan ada saran petunjuk jalur evakuasi mengarahkan ke titik kumpul atau TES. Tidak hanya itu, di Sanur sendiri juga sudah disiapkan hotel-hotel tinggi untuk evakuasi sementara jika terjadi tsunami.
“Hotel bangunan tinggi cukup aman untuk evakuasi tsunami sepanjang tidak roboh karena gempa,” ucap IB Joni.
Selain sosialisasi, BPBD juga mencetak brosur dan melalui media sosial. BPBD gencar lakukan mitigasi bencana. Kegiatannya menyasar seluruh masyarakat.
Dari pusat pemerintahan, perkantoran, hotel, restoran, rumah tangga, sekolah, fasilitas publik, hingga linmas dan pecalang.
Joni mengatakan Denpasar sebagai pusat kota dengan mobilitas masyarakat yang tinggi dan juga daerah yang dekat dengan zona cincin api.
Sehingga kemampuan mitigasi bencana harus terus disosialisasikan dengan maksimal. Nah, bagaimana jalur evakuasi horizontal?
Joni pun mengingatkan untuk menghindari kekroditan. Mantan Camat Denpasar barat ini meminta jangan naik kendaraan saat terjadi tsunami. Langsung lari ke tempat aman atau menjauh dari pantai.
“Ya karena itu, jangan naik kendaraan langsung lari ke tempat aman dan menjauh dari pantai,” imbuhnya.