26.8 C
Jakarta
24 April 2024, 19:33 PM WIB

Rawan Terpapar Rabies, Puluhan Anjing Liar di Pantai Kuta Divaksin

MANGUPURA – Kawasan Pantai Kuta dan Legian, Badung, masih ditemukan anjing liar yang berpotensi jadi penyebar rabies.

Untuk menekan penyebaran rabies, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung melakukan vaksinasi terhadap anjing liar dikawasan tersebut.

Kegiatan ini merupakan kerjasama dari Tim Puskeswan Dinas Pertanian dan Pangan Badung dengan Panitia Kartini Go Surf dan penyayang binatang yang melaksanakan vaksinasi terhadap kawanan anjing liar.

Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana menerangkan, permasalahan anjing liar memang sangat dilematis.

Upaya eliminasi merupakan langkah yang paling mudah namun seringkali mendapat sorotan dari dunia internasional.

Pihaknya bekerjasama dengan LPM dan LSM Penyayang Binatang khususnya anjing lebih memilih melakukan upaya vaksinasi sebagai solusi.

“Seperti halnya di kawasan Pantai Kuta kami melaksanakan vaksinasi terhadap kawanan anjing liar,” jelas Wayan Wijana.

Mantan Kabag Organisasi ini menjelaskan pada kegiatan waktu itu, ada sekitar 23 ekor anjing liar yang menetap di sekitar Pantai Kuta dan juga sebelumnya 28 ekor di Pantai Legian sudah mendapatkan vaksinasi.

Berdasar data jumlah populasi Hewan Penyebar Rabies (HPR) di Badung, ada sekitar 80 ribu ekor hewan yang terdiri dari anjing, kucing dan kera.

Dari keseluruhan jumlah HPR di Badung yang divaksin sudah mencapai 82 persen. “Kami akan terus melakukan upaya vaksinasi dengan menggandeng LSM, kelompok-kelompok masyarakat pecinta binatang, ” beber mantan Camat Kuta ini.

Pantai Kuta dan juga Legian sebagai daerah tujuan wisata dunia tentu harus terus mewaspadai penyebaran virus rabies karena mobilisasi HPR sangat tinggi.

Sehingga setiap tahun melaksanakan program vaksinasi massal dengan memberikan vaksinasi secara gratis terhadap hewan peliharaan masyarakat.

Namun karena adanya pandemi Covid-19 vaksinasi belum bisa dilaksanakan door to door. “Pandemi Covid-19 menyebabkan upaya vaksinasi belum bisa dilaksanakan secara optimal

karena adanya penerapan prokes yang ketat untuk melindungi petugas maupun masyarakat, sehingga vaksinasi door to door belum bisa dilaksanakan,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Kawasan Pantai Kuta dan Legian, Badung, masih ditemukan anjing liar yang berpotensi jadi penyebar rabies.

Untuk menekan penyebaran rabies, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung melakukan vaksinasi terhadap anjing liar dikawasan tersebut.

Kegiatan ini merupakan kerjasama dari Tim Puskeswan Dinas Pertanian dan Pangan Badung dengan Panitia Kartini Go Surf dan penyayang binatang yang melaksanakan vaksinasi terhadap kawanan anjing liar.

Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana menerangkan, permasalahan anjing liar memang sangat dilematis.

Upaya eliminasi merupakan langkah yang paling mudah namun seringkali mendapat sorotan dari dunia internasional.

Pihaknya bekerjasama dengan LPM dan LSM Penyayang Binatang khususnya anjing lebih memilih melakukan upaya vaksinasi sebagai solusi.

“Seperti halnya di kawasan Pantai Kuta kami melaksanakan vaksinasi terhadap kawanan anjing liar,” jelas Wayan Wijana.

Mantan Kabag Organisasi ini menjelaskan pada kegiatan waktu itu, ada sekitar 23 ekor anjing liar yang menetap di sekitar Pantai Kuta dan juga sebelumnya 28 ekor di Pantai Legian sudah mendapatkan vaksinasi.

Berdasar data jumlah populasi Hewan Penyebar Rabies (HPR) di Badung, ada sekitar 80 ribu ekor hewan yang terdiri dari anjing, kucing dan kera.

Dari keseluruhan jumlah HPR di Badung yang divaksin sudah mencapai 82 persen. “Kami akan terus melakukan upaya vaksinasi dengan menggandeng LSM, kelompok-kelompok masyarakat pecinta binatang, ” beber mantan Camat Kuta ini.

Pantai Kuta dan juga Legian sebagai daerah tujuan wisata dunia tentu harus terus mewaspadai penyebaran virus rabies karena mobilisasi HPR sangat tinggi.

Sehingga setiap tahun melaksanakan program vaksinasi massal dengan memberikan vaksinasi secara gratis terhadap hewan peliharaan masyarakat.

Namun karena adanya pandemi Covid-19 vaksinasi belum bisa dilaksanakan door to door. “Pandemi Covid-19 menyebabkan upaya vaksinasi belum bisa dilaksanakan secara optimal

karena adanya penerapan prokes yang ketat untuk melindungi petugas maupun masyarakat, sehingga vaksinasi door to door belum bisa dilaksanakan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/