DENPASAR – Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada Rabu (21/3) kemarin selalu menjadi hari istimewa bagi warga Buleleng.
Sebab, upacara Pagerwesi senantiasa dirayakan meriah warga Gumi Panji Sakti. Tak mau ketinggalan dengan warga Buleleng yang tinggal di Kota Singaraja,
warga Buleleng yang merantau ke Kota Denpasar juga turut antusias datang ke Pura Jagatnatha.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, pemedek yang memadati Pura Jagatnatha selain warga asli Denpasar, banyak dari Buleleng.
Mereka mengajak anggota keluarga datang ke pura. “Libur kerja kan hanya sehari, jadi saya tidak bisa pulang ke Buleleng.
Sembahyangnya di Pura Jagatnatha sini,” ujar Gede Suma, 38, salah seorang warga Buleleng ditemui usai sembahyang.
Selain libur kerja hanya sehari, anak-anak sekolah juga tidak diliburkan menjadi alasan tidak pulang kampung.
Setelah sembahyang di Pura Jagatnatha, mereka juga sembahyang di pura keluarga masing-masing. Apa harapan dan doa di Hari Raya Pagerwesi?
Dijelaskan Suma, Pagerwesi artinya pagar dari besi. Yang artinya melambangkan suatu perlindungan yang kuat diri terhadap hal-hal negatif.
“Semoga saya dan sekeluarga diberi kekuatan dan kebaikan untuk menghadapi semunya. Apalagi kan kami hidup di perantauan, jauh dari kampung,” imbuh pria asal Bungkulan itu.
Hari Raya Pagerwesi sendiri menurut Suma merupakan kelanjutan Hari Raya Saraswati yang jatuh empat hari sebelumnya atau Sabtu.
Hari Raya Pagerwesi sekaligus sebagai penanda Hari Raya Galungan kurang 70 hari berdasar penanggalan kalender Bali.