28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 18:14 PM WIB

Tak Mungkin Halangi PMI Pulang, Dewa Indra: Mereka Juga Warga Bali

DENPASAR – Laju penambahan kasus positif Covid-19 di Bali tak terbendung. Data per kemarin, jumlah kasus positif bertambah sepuluh orang. Semuanya adalah warga negara Indonesia (WNI).

Sepuluh orang ini terdari dari tujuh orang pekerja migran Indonesia (PMI) yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.

Transmisi lokal dua orang, dan dari daerah terjangkit satu orang. Dengan demikian jumlah kumulatif positif Covid-19 sampai kemarin sebanyak sore 150 orang. Sehari sebelumnya 140 orang.

“Untuk yang sembuh saya tidak mendapatkan laporan dari rumah sakit rujukan. Jumlah pasien yang sembuh masih tetap 42 orang.

Yang meninggal dunia tidak ada tambahan, tetap tiga orang,” ungkap Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bali Dewa Made Indra.

Lebih lanjut dijelaskan, pasien yang masih dalam perawatan baik di rumah sakit maupun tempat karantina sebanyak 105 orang.

Dari jumlah kumulatif 150 orang, WNA sebanyak delapan orang dan WNI sebanyak 142 orang.

Menurut sumber terinfeksi, dari 142 orang tersebut, importad case atau perjalanan luar negeri sebanyak 99 orang.

Dari daerah terjangkit sebanyak 17 orang. Sedangkan transmisi lokal ada 26 orang. Jika dipersentasekan, kasus positif 26 orang transmisi lokal sebesar 17,3 persen.

Sedangkan 99 orang atau 82,6 persen positif berasal dari luar negeri dan luar daerah. “Ini menggambarkan mayoritas kasus positif adalah imported case,” imbuh Sekda Provinsi Bali itu.

Menurut Indra, komposisi tersebut penting untuk bisa memahami strategi apa yang bisa diterapkan Pemprov Bali. Sebab, strategi yang pakai tidak mesti sama dengan daerah lain. Tergantung sumber risikonya.

Kalau di Jakarta kasus besar dari transmisi lokal, maka strategi yang diutamakan membatasi aktivitas dan ruang gerak penduduk dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sedangkan di Bali, kasus positif dari luar. “Maka, strategi yang dilaksanakan di Bali mengutamakan pemeriksaan ketat di pintu masuk, baik di Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan Gilimanuk,” tegasnya.

Dewa Indra menambahkan, pemeriksaan di pintu masuk Bali dilakukan seketat mungkin, agar tidak ada orang yang masuk ke Bali dalam kondisi positif.

Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek suhu tubuh dan rapid test. Yang positif ditangani agar tidak masuk ke Bali.

Meskipun yang positif melalui transmisi lokal kasusnya rendah, bukan berarti Pemprov Bali mengabaikan.

Strategi untuk mengendalikan agar transmisi lokal berbeda dengan strategi imported case. Transmisi lokal harus disiplin.

Kunci utamanya yaitu wajib memakai masker ketika di luar rumah. Rajin mencuci tangan, menjaga jarak aman, dan hindari tempat keramaian.

“Kita tidak pernah tahu apakah orang itu terinfeksi. Banyak yang positif, tapi tidak menunjukkan gejala,” terang pejabat berkumis tipis itu.

Menurut Indra, kasus dari imported case agak sulit dikendalikan karena masih banyak warga Bali yang bekerja menjadi PMI sedang perjalanan pulang ke Bali.

Mereka menghadapi persoalan di tempat mereka bekerja di luar negeri. Tidak mungkin Pemprov Bali mengambil kebijakan untuk mengerem imported case.

“PMI yang pulang adalah warga Bali. Saat mereka pulang harus dilakukan penjagaan ketat. Meski bertambah kasusnya, jangan sampai menginfeksi masyarakat,” pungkas mantan Kalak BPBD Bali itu. 

DENPASAR – Laju penambahan kasus positif Covid-19 di Bali tak terbendung. Data per kemarin, jumlah kasus positif bertambah sepuluh orang. Semuanya adalah warga negara Indonesia (WNI).

Sepuluh orang ini terdari dari tujuh orang pekerja migran Indonesia (PMI) yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.

Transmisi lokal dua orang, dan dari daerah terjangkit satu orang. Dengan demikian jumlah kumulatif positif Covid-19 sampai kemarin sebanyak sore 150 orang. Sehari sebelumnya 140 orang.

“Untuk yang sembuh saya tidak mendapatkan laporan dari rumah sakit rujukan. Jumlah pasien yang sembuh masih tetap 42 orang.

Yang meninggal dunia tidak ada tambahan, tetap tiga orang,” ungkap Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bali Dewa Made Indra.

Lebih lanjut dijelaskan, pasien yang masih dalam perawatan baik di rumah sakit maupun tempat karantina sebanyak 105 orang.

Dari jumlah kumulatif 150 orang, WNA sebanyak delapan orang dan WNI sebanyak 142 orang.

Menurut sumber terinfeksi, dari 142 orang tersebut, importad case atau perjalanan luar negeri sebanyak 99 orang.

Dari daerah terjangkit sebanyak 17 orang. Sedangkan transmisi lokal ada 26 orang. Jika dipersentasekan, kasus positif 26 orang transmisi lokal sebesar 17,3 persen.

Sedangkan 99 orang atau 82,6 persen positif berasal dari luar negeri dan luar daerah. “Ini menggambarkan mayoritas kasus positif adalah imported case,” imbuh Sekda Provinsi Bali itu.

Menurut Indra, komposisi tersebut penting untuk bisa memahami strategi apa yang bisa diterapkan Pemprov Bali. Sebab, strategi yang pakai tidak mesti sama dengan daerah lain. Tergantung sumber risikonya.

Kalau di Jakarta kasus besar dari transmisi lokal, maka strategi yang diutamakan membatasi aktivitas dan ruang gerak penduduk dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sedangkan di Bali, kasus positif dari luar. “Maka, strategi yang dilaksanakan di Bali mengutamakan pemeriksaan ketat di pintu masuk, baik di Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan Gilimanuk,” tegasnya.

Dewa Indra menambahkan, pemeriksaan di pintu masuk Bali dilakukan seketat mungkin, agar tidak ada orang yang masuk ke Bali dalam kondisi positif.

Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek suhu tubuh dan rapid test. Yang positif ditangani agar tidak masuk ke Bali.

Meskipun yang positif melalui transmisi lokal kasusnya rendah, bukan berarti Pemprov Bali mengabaikan.

Strategi untuk mengendalikan agar transmisi lokal berbeda dengan strategi imported case. Transmisi lokal harus disiplin.

Kunci utamanya yaitu wajib memakai masker ketika di luar rumah. Rajin mencuci tangan, menjaga jarak aman, dan hindari tempat keramaian.

“Kita tidak pernah tahu apakah orang itu terinfeksi. Banyak yang positif, tapi tidak menunjukkan gejala,” terang pejabat berkumis tipis itu.

Menurut Indra, kasus dari imported case agak sulit dikendalikan karena masih banyak warga Bali yang bekerja menjadi PMI sedang perjalanan pulang ke Bali.

Mereka menghadapi persoalan di tempat mereka bekerja di luar negeri. Tidak mungkin Pemprov Bali mengambil kebijakan untuk mengerem imported case.

“PMI yang pulang adalah warga Bali. Saat mereka pulang harus dilakukan penjagaan ketat. Meski bertambah kasusnya, jangan sampai menginfeksi masyarakat,” pungkas mantan Kalak BPBD Bali itu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/