29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:48 AM WIB

Demo Berakhir Damai, Mahasiswa Papua Tuntut Pelaku Rasisme Ditangkap

DENPASAR – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa, Pelajar dan Masyarakat Papua (IMMAPA) Bali di Bundaran Renon, Denpasar, Kamis (22/8) pagi berakhir aman dan tertib.

Setelah mereka memukai aksi sekitar pukul 10.00, sesuai dengan waktu yang diberikan kepolisian, mereka mengakhiri aksinya dengan lancar.

Dalam aksi tersebut, mereka mengutuk keras tindakan rasisme terhadap para mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa waktu lalu.

Mereka pun menutut pemerintah untuk mengusut tuntas dan menindak secara tegas pelaku rasisme tersebut. 

“Terkait dengan rasisme yang terjadi di Surabaya, dan tempat lain, kami menyatakan sikap kami, agar segera usut tuntas dan adili individu yang mengeluarkan kata rasis itu,” kata Jeego Dogomo, juru bicara aksi.

Menurutnya, persoalan yang terjadi dan menimpa masyarakat Papua adalah pelanggaran HAM dan manipulasi sejarah panjang di atas tanah Papua.

Aksi demonstrasi yang terjadi beberapa hari belakangan baik di Papua maupun di pulau lain oleh masyarakat Papua, kata Jeego Dogomo, adalah implementasi dari kasus

pelanggaran HAM yang sudah terjadi sejak Papua dianeksasi ke dalam bingkai NKRI secara ilegal pada 19 Desember 1961 silam melalui Trikora.

Hal ini menyebabkan adanya eksploitasi besar-besaran di atas tanah Papua. “Makanya pada aksi hari ini kami meneriakan Papua Merdeka.

Rasisme sudah terjadi sejak dulu, tapi hari ini memuncak sampai tingkatan publik sehingga masyatakat Papua melakukan aksi demonstrasi,” ujarnya.

Sementara itu, Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Nyoman Gatra mengatakan bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan surat pemberitahuan.

Di mana di dalam surat tersebut massa aksi menempatkan waktu dari pukul 10.00 hingga 12.00 Wita siang.

“Kami bersyukur aksi ini bisa berjalan damai. Ini berkat kerjasama Polisi, TNI, Pol PP dan juga pecalang,” tandasnya singkat. 

DENPASAR – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa, Pelajar dan Masyarakat Papua (IMMAPA) Bali di Bundaran Renon, Denpasar, Kamis (22/8) pagi berakhir aman dan tertib.

Setelah mereka memukai aksi sekitar pukul 10.00, sesuai dengan waktu yang diberikan kepolisian, mereka mengakhiri aksinya dengan lancar.

Dalam aksi tersebut, mereka mengutuk keras tindakan rasisme terhadap para mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa waktu lalu.

Mereka pun menutut pemerintah untuk mengusut tuntas dan menindak secara tegas pelaku rasisme tersebut. 

“Terkait dengan rasisme yang terjadi di Surabaya, dan tempat lain, kami menyatakan sikap kami, agar segera usut tuntas dan adili individu yang mengeluarkan kata rasis itu,” kata Jeego Dogomo, juru bicara aksi.

Menurutnya, persoalan yang terjadi dan menimpa masyarakat Papua adalah pelanggaran HAM dan manipulasi sejarah panjang di atas tanah Papua.

Aksi demonstrasi yang terjadi beberapa hari belakangan baik di Papua maupun di pulau lain oleh masyarakat Papua, kata Jeego Dogomo, adalah implementasi dari kasus

pelanggaran HAM yang sudah terjadi sejak Papua dianeksasi ke dalam bingkai NKRI secara ilegal pada 19 Desember 1961 silam melalui Trikora.

Hal ini menyebabkan adanya eksploitasi besar-besaran di atas tanah Papua. “Makanya pada aksi hari ini kami meneriakan Papua Merdeka.

Rasisme sudah terjadi sejak dulu, tapi hari ini memuncak sampai tingkatan publik sehingga masyatakat Papua melakukan aksi demonstrasi,” ujarnya.

Sementara itu, Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Nyoman Gatra mengatakan bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan surat pemberitahuan.

Di mana di dalam surat tersebut massa aksi menempatkan waktu dari pukul 10.00 hingga 12.00 Wita siang.

“Kami bersyukur aksi ini bisa berjalan damai. Ini berkat kerjasama Polisi, TNI, Pol PP dan juga pecalang,” tandasnya singkat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/