29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:02 AM WIB

Santap Nasi Bungkus, 64 Orang Peserta Utsawa Dharma Gita Keracunan

DENPASAR – Keracunan massal kembali terjadi. 64 orang warga Banjar Anggabaya, Kelurahan Penatih, Denpasar Timur, diduga mengalami keracunan 

setelah menyantap nasi bungkus yang dibawa oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar dalam kegiatan Utsawa Dharma Gita. 

Mereka langsung dibawa ke RS Wangaya. Dari 64 orang yang mengalami keracunan, 6 orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit. 

Kepala Dusun Banjar Anggabaya, Made Arya, menjelaskan  kejadian tersebut diketahui, Jumat (20/9) dini hari.

Yang diduga keracunan merupakan pengisi acara dalam Utsawa Dharma Gita yang digelar di Banjar Anggabaya.

Sebanyak 225 nasi bungkus tersebut dibagikan pada, Kamis 19/9) malam seusai latihan persiapan pentas pada puncak acara, Sabtu (21/9) kemarin. 

Diakui nasi tersebut diketahui merupakan  sumbangan dari Dinas Kebudayaan yang dipesannya melalui rekanan.

Seusai menyantap nasi, warga yang diketahui merupakan penari, penabuh, dan panitia tersebut langsung pulang setelah makan. Saat itu yang menyantap nasi bungkus terakhir pada pukul 00.00. 

Setelah itu, Jumat (20/9) dinihari warga yang menyantap nasi bungkus mulai mengeluh mual, dan sakit perut bahkan muntah-muntah.

Kemudian, tim medis dari Puskesmas Denpasar Timur II, datang ke banjar untuk memeriksa warga yang mengalami keluhan. Saat itu, warga yang diperiksa sebanyak 48 orang. 

Setelah diperiksa, mereka diberikan pulang. Namun, sore harinya, sebanyak 46 warga tersebut dilarikan kerumah sakit oleh keluarga masing-masing karena mengalami muntah-muntah dan mencret.

“Kemarin sempat diperiksa dari Puskesmas tapi malamnya mereka dilarikan ke Rumah Sakit Wangaya,” jelasnya. 

Dari 46 tersebut, 5 di antaranya harus mengalami opname sesuai anjuran dokter, sisanya diperbolehkan pulang untuk rawat jalan.

“Ada anak-anak juga, kemungkinan bapaknya penabuh karena ngajak anak, anaknya dikasi nasinya jadi anaknya yang kena. Kita juga tidak bisa mengatakan mereka

keracunan karena belum ada hasil lab. Apakah benar keracunan, atau kondisi mereka yang mungkin lemah karena setiap hari latihan persiapan kegiatan ini,” jelas Arya. 

Namun, kata Arya, berselang sehari, tepatnya Sabtu (21/9) kemarin warganya kembali dibawa ke RS  Wangaya karena keluhan yang sama.

Sebanyak 18 orang kembali ke rumah sakit, namun beruntungnya kata dia, yang opname hanya 1 orang dari panitia.

“Ini panitia juga yang opname. Semuanya ada 6 orang opname, yang masuk rumah sakit 64 orang bukan 70 orang,” jelasnya. 

Sayangnya pihak Dinas Kebudayaan, tidak bisa memastikan apapun terkait kejadian tersebut. Karena sampel makanan masih dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan.

Kendati ada kejadian tersebut, Arya mengaku tidak ada kendala dalam Utsawa Dharma Gita yang digelarnya. 

“Katanya masih di cek, masih menunggu hasil cek labnya. Syukur kegiatan ini (Utsawa Dharma Gita) masih bisa berjalan lancar, mereka juga yang diberikan pulang sudah bisa pentas,” imbuhnya. 

DENPASAR – Keracunan massal kembali terjadi. 64 orang warga Banjar Anggabaya, Kelurahan Penatih, Denpasar Timur, diduga mengalami keracunan 

setelah menyantap nasi bungkus yang dibawa oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar dalam kegiatan Utsawa Dharma Gita. 

Mereka langsung dibawa ke RS Wangaya. Dari 64 orang yang mengalami keracunan, 6 orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit. 

Kepala Dusun Banjar Anggabaya, Made Arya, menjelaskan  kejadian tersebut diketahui, Jumat (20/9) dini hari.

Yang diduga keracunan merupakan pengisi acara dalam Utsawa Dharma Gita yang digelar di Banjar Anggabaya.

Sebanyak 225 nasi bungkus tersebut dibagikan pada, Kamis 19/9) malam seusai latihan persiapan pentas pada puncak acara, Sabtu (21/9) kemarin. 

Diakui nasi tersebut diketahui merupakan  sumbangan dari Dinas Kebudayaan yang dipesannya melalui rekanan.

Seusai menyantap nasi, warga yang diketahui merupakan penari, penabuh, dan panitia tersebut langsung pulang setelah makan. Saat itu yang menyantap nasi bungkus terakhir pada pukul 00.00. 

Setelah itu, Jumat (20/9) dinihari warga yang menyantap nasi bungkus mulai mengeluh mual, dan sakit perut bahkan muntah-muntah.

Kemudian, tim medis dari Puskesmas Denpasar Timur II, datang ke banjar untuk memeriksa warga yang mengalami keluhan. Saat itu, warga yang diperiksa sebanyak 48 orang. 

Setelah diperiksa, mereka diberikan pulang. Namun, sore harinya, sebanyak 46 warga tersebut dilarikan kerumah sakit oleh keluarga masing-masing karena mengalami muntah-muntah dan mencret.

“Kemarin sempat diperiksa dari Puskesmas tapi malamnya mereka dilarikan ke Rumah Sakit Wangaya,” jelasnya. 

Dari 46 tersebut, 5 di antaranya harus mengalami opname sesuai anjuran dokter, sisanya diperbolehkan pulang untuk rawat jalan.

“Ada anak-anak juga, kemungkinan bapaknya penabuh karena ngajak anak, anaknya dikasi nasinya jadi anaknya yang kena. Kita juga tidak bisa mengatakan mereka

keracunan karena belum ada hasil lab. Apakah benar keracunan, atau kondisi mereka yang mungkin lemah karena setiap hari latihan persiapan kegiatan ini,” jelas Arya. 

Namun, kata Arya, berselang sehari, tepatnya Sabtu (21/9) kemarin warganya kembali dibawa ke RS  Wangaya karena keluhan yang sama.

Sebanyak 18 orang kembali ke rumah sakit, namun beruntungnya kata dia, yang opname hanya 1 orang dari panitia.

“Ini panitia juga yang opname. Semuanya ada 6 orang opname, yang masuk rumah sakit 64 orang bukan 70 orang,” jelasnya. 

Sayangnya pihak Dinas Kebudayaan, tidak bisa memastikan apapun terkait kejadian tersebut. Karena sampel makanan masih dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan.

Kendati ada kejadian tersebut, Arya mengaku tidak ada kendala dalam Utsawa Dharma Gita yang digelarnya. 

“Katanya masih di cek, masih menunggu hasil cek labnya. Syukur kegiatan ini (Utsawa Dharma Gita) masih bisa berjalan lancar, mereka juga yang diberikan pulang sudah bisa pentas,” imbuhnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/