25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:13 AM WIB

Distan Minta Peternak Tak Resah, Wijana: Jangan Sampai Dijual Murah

MANGUPURA – Lima orang warga Desa Adat Samu, Banjar Samu, Desa Mekar Bhuana, Kecamatan Abiansemal, Badung, dilarikan ke RSD Mangusada usai menyantap olahan daging babi.

Dari hasil diagnosis sementara, ada keluhan mirip gejala meningitis atau radang selaput otak dari lima orang pasien.

Temuan ini mengundang Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung turun tangan. Tim dari Dinas Pertanian langsung mengirim sampel masih di BBVet Denpasar.

Hal ini untuk menentukan jenis bakteri yang terkandung dalam babi tersebut. Terkait temuan ini, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, berharap para peternak tidak resah.

Apalagi sampai buru-buru menjual babinya dengan harga murah. “Penyakit babi yang disebabkan oleh bakteri streptococcus itu sudah ada obatnya. Dengan pemberian antibiotik, babi akan sehat kembali,”

Kata Wijana.

Selain itu peternak juga diharapkan membudayakan penerapan pola peternakan yang benar, mulai dari kebersihan ternak, juga kebersihan si pemelihara.

Sebab saat ini masih ada satu ancaman bagi ternak babi, yakni virus ASF. Sesuai catatan, ada sekitar 142 peternak babi di Gumi Keris.

“Bagi peternak yang ingin memulai lagi untuk restocking, agar menerapkan biosecurity dengan membatasi Orang,

Barang dan Hewan (OBH) yang masuk kandang babi secara ketat. Karena sampai saat ini virus ASF masih belum ditemukan vaksin dan obatnya,” kata Wijana.

Imbuhnya, masyarakat juga mesti menerapkan pola pengolahan daging babi secara benar. Seperti salah satunya memasak daging babi di atas 7 derajat celcius.

“Daging babi yang diolah dengan baik dan dimasak dengan matang, sebetulnya sangat aman untuk dikonsumsi sehingga masyarakat

tidak perlu merasa takut untuk mengkonsumsi daging babi sebagai salah satu sumber protein hewani,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Lima orang warga Desa Adat Samu, Banjar Samu, Desa Mekar Bhuana, Kecamatan Abiansemal, Badung, dilarikan ke RSD Mangusada usai menyantap olahan daging babi.

Dari hasil diagnosis sementara, ada keluhan mirip gejala meningitis atau radang selaput otak dari lima orang pasien.

Temuan ini mengundang Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung turun tangan. Tim dari Dinas Pertanian langsung mengirim sampel masih di BBVet Denpasar.

Hal ini untuk menentukan jenis bakteri yang terkandung dalam babi tersebut. Terkait temuan ini, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, berharap para peternak tidak resah.

Apalagi sampai buru-buru menjual babinya dengan harga murah. “Penyakit babi yang disebabkan oleh bakteri streptococcus itu sudah ada obatnya. Dengan pemberian antibiotik, babi akan sehat kembali,”

Kata Wijana.

Selain itu peternak juga diharapkan membudayakan penerapan pola peternakan yang benar, mulai dari kebersihan ternak, juga kebersihan si pemelihara.

Sebab saat ini masih ada satu ancaman bagi ternak babi, yakni virus ASF. Sesuai catatan, ada sekitar 142 peternak babi di Gumi Keris.

“Bagi peternak yang ingin memulai lagi untuk restocking, agar menerapkan biosecurity dengan membatasi Orang,

Barang dan Hewan (OBH) yang masuk kandang babi secara ketat. Karena sampai saat ini virus ASF masih belum ditemukan vaksin dan obatnya,” kata Wijana.

Imbuhnya, masyarakat juga mesti menerapkan pola pengolahan daging babi secara benar. Seperti salah satunya memasak daging babi di atas 7 derajat celcius.

“Daging babi yang diolah dengan baik dan dimasak dengan matang, sebetulnya sangat aman untuk dikonsumsi sehingga masyarakat

tidak perlu merasa takut untuk mengkonsumsi daging babi sebagai salah satu sumber protein hewani,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/