29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:21 AM WIB

Cegah Kematian Mendadak, Bupati Terbitkan SE Biosecurity Ternak Babi

GIANYAR – Jelang Hari Suci Galungan dan Kuningan, Bupati Gianyar I Made Mahayastra menerbitkan Surat Edaran (SE).

SE ini berisi imbauan biosecurity kepada para peternak agar diberlakukan secara ketat. Dalam surat edaran Bupati Gianyar nomor 524/389/Distan/2020

tertulis imbauan kepada masyarakat khususnya peternak babi untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dengan sejumlah langkah. 

Ada sejumlah poin yang terdapat di SE itu. Pertama, langkah pertama ternak babi yang sudah mati harus dikubur. Kedua, tidak menjual ternak yang sakit, untuk mencegah penularan.

Ketiga, dijabarkan terkait pencegahan dengan menerapkan biosecurity secara ketat. Meliputi menjaga kebersihan dan senitasi kandang serta melakukan penyemprotan desinfektan dua kali dalam sehari.

Pengawasan yang ketat terhadap setiap orang yang keluar masuk kandang, sebelum keluar masuk kandang harus sudah didesinfektan.

Imbauan lainnya, semua peralatan seperti pakaian, sepatu, mobil, keranjang babi, dan peralatan lainya harus didesinfektan.

Selain itu juga mencegah masuknya hewan liar ke dalam kandang. Terakhir, SE yang diteken Bupati Gianyar itu tertera jika mengonsumsi daging babi masih aman.

Dengan catatan, jika berasal dari babi yang sehat dan dimasak sampai matang. Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmas Vet)

Dinas Pertanian Gianyar I Made Santiarka Wijaya menerangkan surat edaran Bupati Gianyar tersebut sudah disampaikan ke peternak.

“Sudah terus kita sampaikan, terutama terkait biosecurity di areal kandang babi,” ujarnya. Selain itu pihaknya masih berupaya melakukan pendataan terkait kepastian jumlah babi yang mati.

Diakui sampai saat ini pihaknya masih menerima laporan yang lambat, sehingga sulit dilakukan pendataan.

“Misal babi mati tiga minggu lalu, ini yang sulit kami data untuk memenuhi form, sehingga sampai saat ini kematian babi yang kami data jumlahnya masih puluhan,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengobati babi yang sudah sakit. Sebab sampai saat ini pihaknya sendiri masih menunggu kepastian terkait penyakit yang menyerang ternak babi di Gianyar.

“Kami masih menunggu kepastian, apakah ini ASF atau bukan, obatnya juga memang belum kami miliki, sehingga kita tidak bisa berbuat banyak, kecuali pencegahan,” pungkasnya. 

GIANYAR – Jelang Hari Suci Galungan dan Kuningan, Bupati Gianyar I Made Mahayastra menerbitkan Surat Edaran (SE).

SE ini berisi imbauan biosecurity kepada para peternak agar diberlakukan secara ketat. Dalam surat edaran Bupati Gianyar nomor 524/389/Distan/2020

tertulis imbauan kepada masyarakat khususnya peternak babi untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dengan sejumlah langkah. 

Ada sejumlah poin yang terdapat di SE itu. Pertama, langkah pertama ternak babi yang sudah mati harus dikubur. Kedua, tidak menjual ternak yang sakit, untuk mencegah penularan.

Ketiga, dijabarkan terkait pencegahan dengan menerapkan biosecurity secara ketat. Meliputi menjaga kebersihan dan senitasi kandang serta melakukan penyemprotan desinfektan dua kali dalam sehari.

Pengawasan yang ketat terhadap setiap orang yang keluar masuk kandang, sebelum keluar masuk kandang harus sudah didesinfektan.

Imbauan lainnya, semua peralatan seperti pakaian, sepatu, mobil, keranjang babi, dan peralatan lainya harus didesinfektan.

Selain itu juga mencegah masuknya hewan liar ke dalam kandang. Terakhir, SE yang diteken Bupati Gianyar itu tertera jika mengonsumsi daging babi masih aman.

Dengan catatan, jika berasal dari babi yang sehat dan dimasak sampai matang. Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmas Vet)

Dinas Pertanian Gianyar I Made Santiarka Wijaya menerangkan surat edaran Bupati Gianyar tersebut sudah disampaikan ke peternak.

“Sudah terus kita sampaikan, terutama terkait biosecurity di areal kandang babi,” ujarnya. Selain itu pihaknya masih berupaya melakukan pendataan terkait kepastian jumlah babi yang mati.

Diakui sampai saat ini pihaknya masih menerima laporan yang lambat, sehingga sulit dilakukan pendataan.

“Misal babi mati tiga minggu lalu, ini yang sulit kami data untuk memenuhi form, sehingga sampai saat ini kematian babi yang kami data jumlahnya masih puluhan,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengobati babi yang sudah sakit. Sebab sampai saat ini pihaknya sendiri masih menunggu kepastian terkait penyakit yang menyerang ternak babi di Gianyar.

“Kami masih menunggu kepastian, apakah ini ASF atau bukan, obatnya juga memang belum kami miliki, sehingga kita tidak bisa berbuat banyak, kecuali pencegahan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/