28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:53 AM WIB

Parah! Kemiskinan di Bali Diisi Para Sarjana dan Diploma

DENPASAR – Jumlah penduduk miskin di Bali ternyata masih tinggi. Kendati secara persentase angka kemiskinan di Bali menurun dan menjadi terendah secara nasional, yaitu 4,14 persen atau 176.480 orang.

Mirisnya, lulusan diploma dan sarjana ikut menyumbang komposisi penduduk miskin di Bali. Hal itu diungkap Kepala BPS Provinsi Bali,

Adi Nugroho dalam rapat kerja evaluasi program pembangunan Provinsi Bali, Semester II Tahun 2017 di Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali.

“Di antara penduduk yang terhitung miskin di Bali, ada 4,03 persen mereka berijazah diploma perguruan tinggi. Bahkan 4,58 persen yang berijazah sarjana,” beber Adi.

Dijelaskan Adi, penduduk dengan ijazah rendah seperti SD ternyata lebih bisa tertampung di lapangan kerja.

Hal itu yang menyebabkan angka pengangguran terbuka untuk tingkat pendidikan SD ke bawah kurang dari 1 persen. Atau lebih rendah bila dibandingkan dengan persentase lulusan perguruan tinggi yang menganggur.

Ditambahkan, 22,96 persen dari penduduk miskin yang bekerja ternyata setengah menganggur. Artinya, jam kerja mereka sangat sedikit.

Ada potensi yang tidak termanfaatkan diantara mereka, disamping mereka yang benar-benar menganggur tidak bekerja.

Walau begitu, Adi menyatakan angka kemiskinan di Bali sebetulnya cenderung menurun dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Angka 4,14 persen sesungguhnya relatif sangat kecil untuk tingkat kemiskinan pada satu wilayah.

“Penurunan angka kemiskinan akan semakin landai. Hanya tidak semua penduduk miskin menerima bantuan atau program yang digalang pemerintah pusat dan daerah,” imbuhnya.

Dia mencontohkan pembagian raskin yang hanya dinikmati 12 persen penduduk miskin sesuai data Agustus 2017.

Di wilayah perkotaan, persentasenya bahkan lebih rendah lagi yakni 7,08 persen. Padahal, sepertiga lebih pendapatan masyarakat miskin terkuras untuk membeli beras.

Kemudian penduduk miskin yang menerima bantuan berbentuk Kartu Keluarga Sejahtera 17,98 persen. Demikian juga Program Keluarga Harapan (PKH) hanya kurang dari 1 persen, Kredit Usaha Rakyat hanya 4,45 persen.

Adi juga menegaskan angka pengangguran di Bali tercatat paling rendah di Indonesia, yakni 1,48 persen.

Namun, hal ini tidak menjamin penduduknya bebas dari kemiskinan. Dari angka kemiskinan 4,14 persen itu, 70,25 persen sejatinya sudah bekerja.

DENPASAR – Jumlah penduduk miskin di Bali ternyata masih tinggi. Kendati secara persentase angka kemiskinan di Bali menurun dan menjadi terendah secara nasional, yaitu 4,14 persen atau 176.480 orang.

Mirisnya, lulusan diploma dan sarjana ikut menyumbang komposisi penduduk miskin di Bali. Hal itu diungkap Kepala BPS Provinsi Bali,

Adi Nugroho dalam rapat kerja evaluasi program pembangunan Provinsi Bali, Semester II Tahun 2017 di Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali.

“Di antara penduduk yang terhitung miskin di Bali, ada 4,03 persen mereka berijazah diploma perguruan tinggi. Bahkan 4,58 persen yang berijazah sarjana,” beber Adi.

Dijelaskan Adi, penduduk dengan ijazah rendah seperti SD ternyata lebih bisa tertampung di lapangan kerja.

Hal itu yang menyebabkan angka pengangguran terbuka untuk tingkat pendidikan SD ke bawah kurang dari 1 persen. Atau lebih rendah bila dibandingkan dengan persentase lulusan perguruan tinggi yang menganggur.

Ditambahkan, 22,96 persen dari penduduk miskin yang bekerja ternyata setengah menganggur. Artinya, jam kerja mereka sangat sedikit.

Ada potensi yang tidak termanfaatkan diantara mereka, disamping mereka yang benar-benar menganggur tidak bekerja.

Walau begitu, Adi menyatakan angka kemiskinan di Bali sebetulnya cenderung menurun dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Angka 4,14 persen sesungguhnya relatif sangat kecil untuk tingkat kemiskinan pada satu wilayah.

“Penurunan angka kemiskinan akan semakin landai. Hanya tidak semua penduduk miskin menerima bantuan atau program yang digalang pemerintah pusat dan daerah,” imbuhnya.

Dia mencontohkan pembagian raskin yang hanya dinikmati 12 persen penduduk miskin sesuai data Agustus 2017.

Di wilayah perkotaan, persentasenya bahkan lebih rendah lagi yakni 7,08 persen. Padahal, sepertiga lebih pendapatan masyarakat miskin terkuras untuk membeli beras.

Kemudian penduduk miskin yang menerima bantuan berbentuk Kartu Keluarga Sejahtera 17,98 persen. Demikian juga Program Keluarga Harapan (PKH) hanya kurang dari 1 persen, Kredit Usaha Rakyat hanya 4,45 persen.

Adi juga menegaskan angka pengangguran di Bali tercatat paling rendah di Indonesia, yakni 1,48 persen.

Namun, hal ini tidak menjamin penduduknya bebas dari kemiskinan. Dari angka kemiskinan 4,14 persen itu, 70,25 persen sejatinya sudah bekerja.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/