27.2 C
Jakarta
1 Mei 2024, 5:11 AM WIB

Ternyata Bule Kanada yang Bunuh Diri Lantaran Derita Parkinson dan Tinggalkan Catatan

DENPASAR – Polisi mulai menguak misteri tewasnya bule asal Toronto Kanada David Levine yang bunuh diri dan ditemukan di dasar kolam vila Assia nomor 1 B, Seminyak, Kuta.

Kasi Humas Polresta Denpasar IPTU I Ketut Sukadi mengatakan, tewasnya David Levine ini diketahui ketika guide bernama I Komang Arief Tri Sanjaya hendangan menjemput David dan kekasihnya Tasha Anita Ripley, 46, untuk jelan-jalan sekitar pukul 11.30. Sampainya di Vila, sopir ini menanayakan ke Tasha Anita Ripley bahwa apakah ready untuk tour?

Kemudian dijawab ready. Lalu ditanyakan lagi apakah David ready? dijawab  tidak tahu karena saat itu David tidak terlihat. Keduanya mencari David di sekitar Vila dan ditemukan di dasar kolam renang  kedalaman 160 cm. Keduanya bergegas turun ke dalam kolam untuk mengangkat atau mengeluarkan ke darat.

Tubuh David diletakkan dipinggir kolam renang dalam keadaan tak bernyawa. Atas kejadian ini dilaporkan ke pemilik Vila dan diteruskan ke Bhabinkamtibmas. “Dari keterangan kedua saksi ini, korban ditemukan didasar kolam renang dalam posisi tengadah dengan kepala diselatan dan kedua kaki diutara,” sebut Sukadi.

Saat itu, ia hanya memakai celana pendek boxer warna hitam. Baju kaos warna putih. Menggendong 2 buah tas ransel warna hitam, didalamnya berisi batu pipih untuk pijakan kaki. Dan batang hidung mengeluarkan darah. ” Tidak ditemukan luka luka pada tubuh korban. Didalam kamar diatas tempat tidur ditemukan selembar surat yang ditulis oleh korban,” paparnya.

Di dalam kamar ditemukan juga 2 lembar brosur terkait penyakit Parkinson. Adanya beberapa obat yang dibawa oleh korban untuk penyakit yang korban derita. Jasadnya lalu di Evakuasi ke RS. “Korban meninggal dunia diduga bunuh diri karena korban selama 15 tahun menderita sakit parkinson,” ungkap sukadi.

Dia menderita penyakit parkinson sejak 15 tahun lalu. Dan sekitar 4 tahun lalu, penyakit korban semakin parah. Ia mengkomsumsi obat yang dibawanya dari Kanada setiap hari dan setiap kambuh. “Terakhir dia Chatting pacarnya menyuruh agar Komang sopirnya menjemput jam 11.30. Diduga bunuh diri kerena depresi,” tutupnya. (andre sulla/rid)

DENPASAR – Polisi mulai menguak misteri tewasnya bule asal Toronto Kanada David Levine yang bunuh diri dan ditemukan di dasar kolam vila Assia nomor 1 B, Seminyak, Kuta.

Kasi Humas Polresta Denpasar IPTU I Ketut Sukadi mengatakan, tewasnya David Levine ini diketahui ketika guide bernama I Komang Arief Tri Sanjaya hendangan menjemput David dan kekasihnya Tasha Anita Ripley, 46, untuk jelan-jalan sekitar pukul 11.30. Sampainya di Vila, sopir ini menanayakan ke Tasha Anita Ripley bahwa apakah ready untuk tour?

Kemudian dijawab ready. Lalu ditanyakan lagi apakah David ready? dijawab  tidak tahu karena saat itu David tidak terlihat. Keduanya mencari David di sekitar Vila dan ditemukan di dasar kolam renang  kedalaman 160 cm. Keduanya bergegas turun ke dalam kolam untuk mengangkat atau mengeluarkan ke darat.

Tubuh David diletakkan dipinggir kolam renang dalam keadaan tak bernyawa. Atas kejadian ini dilaporkan ke pemilik Vila dan diteruskan ke Bhabinkamtibmas. “Dari keterangan kedua saksi ini, korban ditemukan didasar kolam renang dalam posisi tengadah dengan kepala diselatan dan kedua kaki diutara,” sebut Sukadi.

Saat itu, ia hanya memakai celana pendek boxer warna hitam. Baju kaos warna putih. Menggendong 2 buah tas ransel warna hitam, didalamnya berisi batu pipih untuk pijakan kaki. Dan batang hidung mengeluarkan darah. ” Tidak ditemukan luka luka pada tubuh korban. Didalam kamar diatas tempat tidur ditemukan selembar surat yang ditulis oleh korban,” paparnya.

Di dalam kamar ditemukan juga 2 lembar brosur terkait penyakit Parkinson. Adanya beberapa obat yang dibawa oleh korban untuk penyakit yang korban derita. Jasadnya lalu di Evakuasi ke RS. “Korban meninggal dunia diduga bunuh diri karena korban selama 15 tahun menderita sakit parkinson,” ungkap sukadi.

Dia menderita penyakit parkinson sejak 15 tahun lalu. Dan sekitar 4 tahun lalu, penyakit korban semakin parah. Ia mengkomsumsi obat yang dibawanya dari Kanada setiap hari dan setiap kambuh. “Terakhir dia Chatting pacarnya menyuruh agar Komang sopirnya menjemput jam 11.30. Diduga bunuh diri kerena depresi,” tutupnya. (andre sulla/rid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/