28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:40 AM WIB

Ingin Saingi Sake dari Soju dari Jepang, Koster Genjot Produksi Arak

DENPASAR – Arak terus dipopulerkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster setelah dilegalkan melalui peraturan gubernur (Pergub).

Kini, dia mengklaim popularitas arak Bali semakin meningkat dan tengah bergerak menuju pada arah industri.

Setelah terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali  bakal mampu bersaing dengan minuman khas tradisional dari negara lain semacam sake dan soju.

“Saya terus promosikan, sampai di Jakarta. Di kalangan wisatawan banyak yang memuji kualitas arak Bali.

Karena itu, saya yakin (arak Bali,red) nantinya akan semakin berkembang menjadi sebuah industri, bersaing dengan sake, soju atau vodka,” ujar Koster.

Menurutnya, kemajuan perkembangan arak Bali menuju pada arah industri didorong oleh terbitnya Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020.

“Sejak dikeluarkannya Pergub Nomor 1 Tahun 2020, kebijakan ini membawa berkah bagi petani dan pembuat arak tradisional. Arak Bali sudah sangat terangkat dan makin diminati banyak orang,” kata Koster.

Oleh karena itu, untuk mempercepat arak Bali menuju arah industri, pihaknya mengajak kalangan perguruan tinggi ikut terlibat mengembangkan produk lokal berbasis kerakyatan tersebut.

“Makin terangkat namanya tentu akan semakin banyak permintaannya. Sekarang kan prosesnya masih tradisional.

Jika nanti bisa didukung dengan alat-alat hasil penelitian kalangan universitas tentu harapannya produksinya meningkat,

dan waktu produksinya juga bisa lebih singkat. Dan, semuanya saya arahkan untuk menggunakan sumber daya di Bali, hidupkan ekonomi kerakyatan,” tandasnya. 

Menurutnya, industri arak ini sangat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama petani arak dan terhadap upaya mengangkat produk-produk lokal Bali.

“Baru pertama kali saya kira, ada produk lokal yang berkembang lewat kebijakan gubernur (Pergub, red). Bahkan, belum satu tahun (diterbitkan,red) sudah ada bukti riil di lapangan,” sebutnya.

Belum lagi, kata Gubernur asal Sembiran, Buleleng tersebut, arak Bali pada masa pandemi ini ternyata juga punya khasiat ‘usadha’ yang terbukti membantu mempercepat penyembuhan pasien Covid-19.

Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi akan mempersiapkan alat destilasi dengan teknologi tepat guna yang sangat mudah diterapkan di desa-desa sentra penghasil arak.

“Konsepnya alat berupa alat destilasi tersebut bisa diterapkan di masyarakat desa, Tujuan akhir mempersingkat waktu produksi arak.

Low cost dan low energy. Sehingga produktivitas meningkat dan meningkatkan pula taraf hidup masyarakat dan petani mendapat nilai ekonomi,” jelasnya. 

DENPASAR – Arak terus dipopulerkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster setelah dilegalkan melalui peraturan gubernur (Pergub).

Kini, dia mengklaim popularitas arak Bali semakin meningkat dan tengah bergerak menuju pada arah industri.

Setelah terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali  bakal mampu bersaing dengan minuman khas tradisional dari negara lain semacam sake dan soju.

“Saya terus promosikan, sampai di Jakarta. Di kalangan wisatawan banyak yang memuji kualitas arak Bali.

Karena itu, saya yakin (arak Bali,red) nantinya akan semakin berkembang menjadi sebuah industri, bersaing dengan sake, soju atau vodka,” ujar Koster.

Menurutnya, kemajuan perkembangan arak Bali menuju pada arah industri didorong oleh terbitnya Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020.

“Sejak dikeluarkannya Pergub Nomor 1 Tahun 2020, kebijakan ini membawa berkah bagi petani dan pembuat arak tradisional. Arak Bali sudah sangat terangkat dan makin diminati banyak orang,” kata Koster.

Oleh karena itu, untuk mempercepat arak Bali menuju arah industri, pihaknya mengajak kalangan perguruan tinggi ikut terlibat mengembangkan produk lokal berbasis kerakyatan tersebut.

“Makin terangkat namanya tentu akan semakin banyak permintaannya. Sekarang kan prosesnya masih tradisional.

Jika nanti bisa didukung dengan alat-alat hasil penelitian kalangan universitas tentu harapannya produksinya meningkat,

dan waktu produksinya juga bisa lebih singkat. Dan, semuanya saya arahkan untuk menggunakan sumber daya di Bali, hidupkan ekonomi kerakyatan,” tandasnya. 

Menurutnya, industri arak ini sangat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama petani arak dan terhadap upaya mengangkat produk-produk lokal Bali.

“Baru pertama kali saya kira, ada produk lokal yang berkembang lewat kebijakan gubernur (Pergub, red). Bahkan, belum satu tahun (diterbitkan,red) sudah ada bukti riil di lapangan,” sebutnya.

Belum lagi, kata Gubernur asal Sembiran, Buleleng tersebut, arak Bali pada masa pandemi ini ternyata juga punya khasiat ‘usadha’ yang terbukti membantu mempercepat penyembuhan pasien Covid-19.

Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi akan mempersiapkan alat destilasi dengan teknologi tepat guna yang sangat mudah diterapkan di desa-desa sentra penghasil arak.

“Konsepnya alat berupa alat destilasi tersebut bisa diterapkan di masyarakat desa, Tujuan akhir mempersingkat waktu produksi arak.

Low cost dan low energy. Sehingga produktivitas meningkat dan meningkatkan pula taraf hidup masyarakat dan petani mendapat nilai ekonomi,” jelasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/