DENPASAR – Gagasan besar tengah dirancang Wayan Sudirta SH, pascaterpilih secara aklamasi sebagai ketua Alumni Lemhanas Angkatan Gelombang 2 DPR RI Periode 2019-2024.
Di tengah situasi inharmoni akibat adanya krisis kebangsaan serta menguatnya isu dan wacana sektarian dan primordial, anggota DPR RI Periode 2019-2024 dari
PDI Perjuangan dapil Bali ini, akan berupaya maksimal untuk bisa bermanfaat dalam upaya memperkuat dan mempererat persatuan, kebhinekaan, dan kebangsaan.
Sudirta akan berusaha menjadikan ikatan alumni Lemhanas Angkatan Gelombang 2 ini sebagai media untuk mengkomunikasikan isu-isu kebangsaan,
karena semua partai bagaimanapun pasti punya misi untuk menyuarakan aspirasi rakyat khususnya para konstituennya.
‘’Saya berterimakasih kepada rekan-rekan Alumni Lemhanas dari berbagai partai dan berbagai daerah yang secara aklamasi menunjuk saya sebagai ketua Alumni Angkatan,’’ terang Sudirta ketika ditemui di Seputaran Renon, Denpasar, Rabu petang (25/9)
Sebelumnya, Sudirta juga dipilih menjadi ketua kelompok melalui musyawarah. Sebagai ketua, kepengurusan Alumni diisi sejumlah tokoh lintas partai.
Sebagai Sekretaris adalah Yusid Toyib, Wakil-wakil Ketua: Herman Heron, Achmad Dimyati,, Eddy Soeparno, K.H. Maman Immanulhaq dan Rahmat Harjono.
Sementara Pembina ada Letjen (Purn) Agus Wijoyo, Marsekal Madya Wieko Sofyan, Komjen Mochammd Iriawan, Deputi Taplaikbs Lemhanas RI dan Para Direktur Taplaikbs Lemhanas RI.
Sudirta mengaku mendapat banyak informasi dan wawasan selama 10 hari mengikuti pemantapan di Lemhanas, yang diikuti oleh anggota DPR RI terpilih dalam Pileg 2019 ini.
Kata Sudirta, di forum Lemhanas tersebut, para peserta yang berasal dari berbagai partai tersebut, selalu bicara tentang 4 pilar kebangsaan, yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan kebhinnekaan.
Kalau dikerucutkan lebih tajam, semua partai melalui perwakilannya di DPR sebenarnya bicara untuk kepentingan rakyat, dalam bingkai empat pilar kebangsaan tersebut. Namun, yang berbeda hanyalah gaya dan cara.
Oleh karenanya, Sudirta akan megupayakan Alumni Lemhanas Angkatan yang dipimpinnya di DPR bisa menjadi jembatan untuk membicarakan masalah-masalah untuk mencari solusi, bukan berdebat menang-menangan.
Sebab, kalau dirujuk secara historis, ketika para pendiri bangsa menyepakati Pancasila sebagai dasar negara dengan menghapuskan 7 (tujuh) kata dalam ‘’Piagam Jakarta’’ ,
mereka memberikan contoh satu bentuk diskusi yang mencari solusi, dan itulah yang menjadi dasar negara Republik Indonesia sekarang.
Sudirta berkeyakinan, mengingat para alumni Lemhanas Angkatan Gelombang 2 yang dipimpinnya sama-sama berada di DPR RI nantinya,
masalah-masalah yang masih menjadi ganjalan di masyarakat, bisa dikomunikasikan dengan baik.
Walaupun tentu saja setiap anggota akan mengikuti instruksi partai yang menjadi induk kehadirannya di DPR, tetapi kalau diurai dengan jernih, setiap partai pasti mewakili aspirasi rakyat yang memilihnya.
Dan rakyat manapun di Indonesia pasti mengharapkan kesejahteraan, keadilan, kedamaian, kerukunan, keamanan, kenyamanan.
Tidak mungkin ada rakyat yang bisa menikmati kehidupan yang tidak damai, penuh konflik, ketegangan dan ketidakpastian,’’ katanya.
Sudirta merujuk pada contoh, bagaimana bangsa Jepang yang secara individual tidak seunggul bangsa-bangsa Eropa,
tetapi bangsa Jepang unggul dalam kerjasama. Dan itulah yang menjadi modal Jepang bangkit dari kekalahan dalam Perang Dunia II.
Indonesia sebetulnya punya nilai-nilai kegotongroyongan, yang tinggal diaplikasikan semaksimal mungkin.
Dan, sangat potensial membawa bangsa Indonesia sebagai bangsa dan negara maju, kalau tidak ada hambatan dan kendala-kendala lain seperti yang selama ini terjadi, seperti korupsi,gangguan pada Pancasila, Konstitusi, NKRI dan kebhinnekaan.