26.4 C
Jakarta
24 November 2024, 0:56 AM WIB

Nama Tol Bali Mandara Diubah, Pastika: Ha…Ha…Tidak Masalah Asal…

DENPASAR – Tol Bali Mandara adalah tol pertama di Bali. Tol yang dibangun diatas perairan Teluk Benoa dengan panjang 12 km dikerjakan dalam waktu 8 bulan,

diresmikan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY pada 23 September 2013 silam, jelang KTT APEC.

Tol Bali Mandara sendiri identik dengan mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Yang menarik, selepas tidak jadi gubernur, menyeruak rencana mengubah nama Tol Bali Mandara menjadi Tol I Gusti Ngurah Rai.

Rencana pengubahan nama tol itu pun terdengar di telinga eks Gubernur Pastika. “Ha ha ha, apa memang masalahnya kalau diganti nama.

Bagi saya tidak ada masalah, ganti saja namanya tidak masalah,” jelas Mantan Gubernur Bali yang saat menjabat punya Visi Bali Mandara (Maju Aman Damai dan Sejahtera) ini.

Mangku Pastika menjelaskan, di eranya memimpin, dia mengusulkan nama Bali Mandara lantaran jalan yang awalnya bernama JDP (Jalan Diatas Perairan) saat proses rencana pembangunan, mesti ada nama.

Mandara, menurut dia, berarti agung. Misalnya, Mandara Giri atau Gunung Agung. Mandara juga punya akronim Maju, Aman, Damai dan Sejahtera.

“Bali yang agung, yaitu Bali Mandara. Dengan karya besar jalan tol itu jadi. Jadi, diusulkan namanya menjadi tol Bali Mandara,” kata mantan Kapolda Bali ini. 

Ketika saat ini, ada rencana akan mengubah nama, dan sudah beredar kabar di DPRD Bali akan diganti menjadi nama I Gusti Ngurah Rai, Mangku Pastika tidak mempermasalahkan.  

“Akan menjadi masalah jika jalan tol itu dibongkar, itu baru masalah. Kalau hanya diganti nama, bagi saya tidak masalah,” ujarnya.

Pasalnya, jika dibongkar akan memicu kemacetan karena jalan tol itu menjadi alternatif yang memecah kemacetan di menuju Nusa Dua.

“Urusan nama saya tidak masalah, asalkan tidak dibongkar. Kalau dibongkar jadi masalah, masalahnya jadi macet,” urainya.

Ia pun menyarankan jika  memang ada rencana untuk mengusulkan perubahan nama tol, pihaknya berharap juga agar sekaligus untuk diusulkan agar bisa jalan Tol Bali Mandara digratiskan, seperti halnya Tol Suramadu.

“Kalau bisa sambil mengajukan perubahan nama, sekaligus untuk diusulkan agar bisa digratiskan seperti Tol Suramadu,” harap Mangku Pastika.

Begitu juga dengan nama – nama Bali Mandara yang lain. Misalnya SMA/SMK Bali Mandara, RS Mata Bali Mandara, RSBM (Rumah Sakit Bali Mandara) dan lainnya.

“Tidak masalah juga kalau nama nama – nama lain yang ada Bali Mandara untuk dilakukan perubahan. Asalkan tidak dibongkar, tidak masalah,” pungkasnya.

DENPASAR – Tol Bali Mandara adalah tol pertama di Bali. Tol yang dibangun diatas perairan Teluk Benoa dengan panjang 12 km dikerjakan dalam waktu 8 bulan,

diresmikan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY pada 23 September 2013 silam, jelang KTT APEC.

Tol Bali Mandara sendiri identik dengan mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Yang menarik, selepas tidak jadi gubernur, menyeruak rencana mengubah nama Tol Bali Mandara menjadi Tol I Gusti Ngurah Rai.

Rencana pengubahan nama tol itu pun terdengar di telinga eks Gubernur Pastika. “Ha ha ha, apa memang masalahnya kalau diganti nama.

Bagi saya tidak ada masalah, ganti saja namanya tidak masalah,” jelas Mantan Gubernur Bali yang saat menjabat punya Visi Bali Mandara (Maju Aman Damai dan Sejahtera) ini.

Mangku Pastika menjelaskan, di eranya memimpin, dia mengusulkan nama Bali Mandara lantaran jalan yang awalnya bernama JDP (Jalan Diatas Perairan) saat proses rencana pembangunan, mesti ada nama.

Mandara, menurut dia, berarti agung. Misalnya, Mandara Giri atau Gunung Agung. Mandara juga punya akronim Maju, Aman, Damai dan Sejahtera.

“Bali yang agung, yaitu Bali Mandara. Dengan karya besar jalan tol itu jadi. Jadi, diusulkan namanya menjadi tol Bali Mandara,” kata mantan Kapolda Bali ini. 

Ketika saat ini, ada rencana akan mengubah nama, dan sudah beredar kabar di DPRD Bali akan diganti menjadi nama I Gusti Ngurah Rai, Mangku Pastika tidak mempermasalahkan.  

“Akan menjadi masalah jika jalan tol itu dibongkar, itu baru masalah. Kalau hanya diganti nama, bagi saya tidak masalah,” ujarnya.

Pasalnya, jika dibongkar akan memicu kemacetan karena jalan tol itu menjadi alternatif yang memecah kemacetan di menuju Nusa Dua.

“Urusan nama saya tidak masalah, asalkan tidak dibongkar. Kalau dibongkar jadi masalah, masalahnya jadi macet,” urainya.

Ia pun menyarankan jika  memang ada rencana untuk mengusulkan perubahan nama tol, pihaknya berharap juga agar sekaligus untuk diusulkan agar bisa jalan Tol Bali Mandara digratiskan, seperti halnya Tol Suramadu.

“Kalau bisa sambil mengajukan perubahan nama, sekaligus untuk diusulkan agar bisa digratiskan seperti Tol Suramadu,” harap Mangku Pastika.

Begitu juga dengan nama – nama Bali Mandara yang lain. Misalnya SMA/SMK Bali Mandara, RS Mata Bali Mandara, RSBM (Rumah Sakit Bali Mandara) dan lainnya.

“Tidak masalah juga kalau nama nama – nama lain yang ada Bali Mandara untuk dilakukan perubahan. Asalkan tidak dibongkar, tidak masalah,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/