DENPASAR – Sejumlah anak muda yang tergabung dalam relawan Tim Anti-lapar yang berkolaborasi dengan EST Movie membagikan bahan pangan kepada warga di Denpasar. Aksi sosial itu dilakukan di Pasar Kuliner Renon, Denpasar, Sabtu (26/12).
Bahan pangan yang dibagikan berupa beras, minyak goreng, gula dan mi instan. Aksi sosial itu digelar sejak pukul 09.00 Wita dengan menerapkan protokol kesehatan terutama 3M. Di mana para penerima bantuan diwajibkan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan sebelum dan sesudah menerima bantuan pangan.
Warga mulai berdatangan untuk mendapat bantuan. Namun yang berbeda dari tim Anti-lapar adalah mereka benar-benar mendata warga penerima bantuan. Dilakukan observasi terlebih dahulu apakah yang bersangkutan benar-benar perlu untuk segera dibantu atau tidak.
“Tim anti-lapar fokus pada lingkungan kecil yaitu penghuni kos-kosan. Kami mendata dan mengobservasi apakah warga yang datang benar-benar butuh bantuan atau masih bisa ditunda sementara waktu,” kata penggiat Anti-lapar Anan Dimas di sela kegiatan itu.
Menurut Anan, Tim anti-lapar mulai bagi-bagi bahan pangan sejak maret 2020 silam. Beranggotakan 20 relawan, awalnya mereka menyasar penghuni kos-kosan sekitar Denpasar. Namun dalam perkembangannya Tim Anti-lapar terus berusaha menjangkau warga yang benar-benar rentan lapar.
“Pendataan ini penting agar bantuan yang diberikan tepat sasaran. Jangan sampai yang benar-benar kelaparan tidak tersentuh, sedangkan yang kondisinya lebih baik malah mendapat bantuan,” kata Anan.
Dia mencontohkan ketika puncak pandemi, ada warga yang terpaksa makan kucing peliharaannya sendiri agar bisa bertahan hidup. Atau ada yang menerima nasi satu bungkus untuk dimakan dua kali.
“Saat itu ada yang terima nasi bungkus untuk dua kali makan. Setengahnya makan sore hari, sisanya dimakan besok pagi. Nah, kelompok warga seperti inilah yang jadi prioritas kami,” kata Anam.
Sementara itu pemilik EST Movie, Erik EST sangat antusias dengan kolaborasi ini. Bahkan dia rela merogoh kocek pribadi agar bisa berbagi. Selain itu dia juga mengajak teman-teman yang masih punya rezeki lebih untuk berbagi di masa pandemi.
“Awalnya dengar cerita dari beberapa kawan ada yang untuk makan aja susah apalagi cari pekerjaan,” kata Erick.
Selain itu Erick terdorong untuk ikut bergerak karena melihat kenyataan bansos yang dikucurkan pemerintah belum terdistribusi secara merata. Sedangkan di sisi lain, pemerintah mengeluarkan biaya miliaran untuk promosi pariwisata dengan melibatkan ASN dan influencer.
“Saya amati ada dana miliaran untuk promosi pariwisata yang melibatkan ASN dan influencer, padahal yang nyata kita hadapi saat ini adalah warga butuh pangan,” ujarnya.
EST Movie kemudian berkolaborasi dengan Tim Anti Lapar. Dia juga mengajak kawan-kawan dekat seperti Sandrina Malakiano dan Jannet Deneefe. Dia berharap kerja-kerja warga seperti ini bisa membuka mata pemerintah agar lebih peka dan mau turun tangan menyelesaikan masalah perut warga.
“Kalau pemerintah sudah mengurusi perut warga dengan benar, maka tanpa diminta kami akan mengakhiri bagi-bagi pangan ini. Jika tidak maka dengan kekuatan yang ada kami akan terus bergerak dan bersolidaritas,” tandas pria berambut gondrong ini.