26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:36 AM WIB

Fix, Pawai Ogoh-ogoh di Denpasar Tak Gunakan Styrofoam & Sound System

DENPASAR – Pawai ogoh-ogoh pada malam pengrupukan di Kota Denpasar dipastikan tanpa peralatan sound system.

Hal itu menjadi kesepakatan bersama setelah Dinas Kebudayaan Kota Denpasar menggelar sosialisasi rangkaian Nyepi dengan melibatkan berbagai unsur, salah satunya sekaa teruna.

Dalam sosialisasi yang diisi dengan pembahasan pelaksanaan Hari Suci Nyepi, terkhusus pada prosesi pelaksanaan ogoh-ogoh, Walikota Rai Mantra menyampaikan

bahwa pelaksanaan prosesi Hari Suci Nyepi dapat terlaksana secara aman, nyaman dan damai serta diterima oleh masyarakat secara etika agama dan etika budaya. 

Paling penting dari sosialisasi itu adalah adanya kesamaan paham antara pemerintah dengan stakeholder, terutama sekaa teruna.

Mereka sepakat tidak menggunakan sound system guna menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Yang boleh digunakan adalah alat-alat musik tradisional yang sangat kaya dimiliki masyarakat Bali.

Karena kreatifitas ogoh-ogoh ini mencerminkan identitas kebudayaan. Jika kebudayaan sudah ajeg, menurut Rai Mantra, tidak akan terjadi keributan namun dapat muncul keamanan dan ketertiban lingkungan bersama.

“Sehingga dalam komitmen bersama ini kita bangkit, maju bersama dalam menjaga taksu kebudayaan Bali,” ujar Rai Mantra.

Ketua Sabha Upadesa Kota Denpasar I Wayan Meganada didampingi Ketua Majelis Madya Desa Pakraman Denpasar, A.A Ketut Sudiana mengatakan, kesepakatan untuk menjaga keamanan dan ketertiban pengarakan ogoh-ogoh dibentuk tim secara terpadu.

Pihaknya juga menyarankan agar bentuk ogoh-ogoh mengambil bentuk rupa buta kala, raksasa, Pawayangan, Pamurtian dan tidak mengandung unsur politik, pornografi serta tidak berbau SARA.

Ogoh-ogoh tidak memakai bahan styrofoam, wajib menggunakan gamelan atau instrumen tradisional Bali dan dilarang menggunakan sound system. 

DENPASAR – Pawai ogoh-ogoh pada malam pengrupukan di Kota Denpasar dipastikan tanpa peralatan sound system.

Hal itu menjadi kesepakatan bersama setelah Dinas Kebudayaan Kota Denpasar menggelar sosialisasi rangkaian Nyepi dengan melibatkan berbagai unsur, salah satunya sekaa teruna.

Dalam sosialisasi yang diisi dengan pembahasan pelaksanaan Hari Suci Nyepi, terkhusus pada prosesi pelaksanaan ogoh-ogoh, Walikota Rai Mantra menyampaikan

bahwa pelaksanaan prosesi Hari Suci Nyepi dapat terlaksana secara aman, nyaman dan damai serta diterima oleh masyarakat secara etika agama dan etika budaya. 

Paling penting dari sosialisasi itu adalah adanya kesamaan paham antara pemerintah dengan stakeholder, terutama sekaa teruna.

Mereka sepakat tidak menggunakan sound system guna menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Yang boleh digunakan adalah alat-alat musik tradisional yang sangat kaya dimiliki masyarakat Bali.

Karena kreatifitas ogoh-ogoh ini mencerminkan identitas kebudayaan. Jika kebudayaan sudah ajeg, menurut Rai Mantra, tidak akan terjadi keributan namun dapat muncul keamanan dan ketertiban lingkungan bersama.

“Sehingga dalam komitmen bersama ini kita bangkit, maju bersama dalam menjaga taksu kebudayaan Bali,” ujar Rai Mantra.

Ketua Sabha Upadesa Kota Denpasar I Wayan Meganada didampingi Ketua Majelis Madya Desa Pakraman Denpasar, A.A Ketut Sudiana mengatakan, kesepakatan untuk menjaga keamanan dan ketertiban pengarakan ogoh-ogoh dibentuk tim secara terpadu.

Pihaknya juga menyarankan agar bentuk ogoh-ogoh mengambil bentuk rupa buta kala, raksasa, Pawayangan, Pamurtian dan tidak mengandung unsur politik, pornografi serta tidak berbau SARA.

Ogoh-ogoh tidak memakai bahan styrofoam, wajib menggunakan gamelan atau instrumen tradisional Bali dan dilarang menggunakan sound system. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/