DENPASAR – Nasib moda transportasi Trans Sarbagita agaknya kian sulit diselamatkan. Setelah dana subsidi operasional dipangkas dari Rp 17 miliar tinggal Rp 4 miliar,
yang berbuntut pada pergantian bus besar menjadi bus medium, kini bus Trans Sarbagita tidak menutup kemungkinan ditiadakan.
Gubernur Pastika sendiri mengirim sinyal ikhlas jika gubernur yang baru nanti meniadakan Trans Sarbagita.
“Dulu subsidi 17 miliar sekarang banyak dipotong. Sekarang lagi susah nyari duit, misal kebijakan gubernur baru Sarbagita distop ya distop,
tidak apa-apa. Bus bisa disewakan atau dilelang kalau boleh, karena itu busnya pusat,” terang Gubernur Pastika, kemarin (26/4).
Dia juga bisa menyetujui jika dana subsidi Trans Sarbagita dialihkan untuk hal lain seperti subsidi pertanian. Namun, semua itu harus atas persetujuan DPRD Bali sebagai wakil rakyat.
Lebih lanjut Pastika menjelaskan, bus besar banyak kosong sehingga diganti bus yang kecil agar efektif dan efisien.
Trans Sarbagita menjadi tidak efektif karena orang Bali umumnya tidak suka naik bus. Orang Bali umumnya suka naik motor, apalagi motor baru.
Pastika tak menampik jika menyediakan transportasi umum yang layak adalah kewajiban pemerintah. Tapi, kata Pastika, kalau tidak ada orang naik bus bisa merugi.
“Kalau bus kosong, (dikira ada) memedi dari mana. Ngapain wara-wiri, subsidinya mahal lho,” ungkapnya.
Pastika menyebut bahwa tidak semua program yang dicanangkan berhasil dengan baik. “Maaf bukan saya mengelak, semuanya bus dari pusat pemprov hanya operasional saja.
Kalau semua rakyat sepakat dialihkan, mungkin bisa untuk angkutan antar kota atau angkutan pariwisata supaya tidak nangkring (mangkrak) begitu saja,” ujar gubernur dua periode itu.