26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:39 AM WIB

Pesisir Bali Diterjang Banjir Rob, BMKG Minta Warga Pesisir Waspada

DENPASAR – Fenomena banjir Rob (banjir pesisir) mengintai pulau Dewata. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut

kondisi ini akan terjadi tanggal 27-28 Mei akibat adanya aktivitas pasang air laut, kondisi gelombang tinggi, dan curah hujan tinggi.

Kondisi ini dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah Indonesia berupa banjir pesisir. Untuk itu, masyarakat pesisir pantai diimbau waspada adanya fenomena banjir pesisir ini.

Pihak BMKG memperkirakan banjir pesisir ini terjadi pada wilayah pesisir barat Lampung, pesisir selatan Pulau Jawa, pesisir selatan Pulau Bali dan pesisir selatan Nusa Tenggara Barat.

Hal ini dikatakan dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Kepala Bidang Data BMKG Wilayah III Denpasar Iman Faturahman menjelaskan, fenomena ini tidak terjadi setiap tahun. “Tidak (terjadi setiap tahun), tergantung dinamika atmosfer yang terjadi,” kata Iman, Rabu (27/5).

Banjir Rob yang terjadi di beberapa wilayah pesisir yang berbatasan dengan Samudra Hindia diakibatkan oleh adanya Sistem tekanan rendah yang persisten di barat Australia.

Angin kencang yang berada pada sistem tersebut men-generate gelombang swell tinggi yang dapat menjangkau pesisir barat Lampung, pesisir selatan Pulau Jawa, Bali hingga NTB.

“Selain itu kejadian tersebut bertepatan dengan periode pasang air laut (fase bulan baru) sehingga kedua faktor tersebut memicu banjir pesisir (rob),”pungkasnya. 

DENPASAR – Fenomena banjir Rob (banjir pesisir) mengintai pulau Dewata. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut

kondisi ini akan terjadi tanggal 27-28 Mei akibat adanya aktivitas pasang air laut, kondisi gelombang tinggi, dan curah hujan tinggi.

Kondisi ini dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah Indonesia berupa banjir pesisir. Untuk itu, masyarakat pesisir pantai diimbau waspada adanya fenomena banjir pesisir ini.

Pihak BMKG memperkirakan banjir pesisir ini terjadi pada wilayah pesisir barat Lampung, pesisir selatan Pulau Jawa, pesisir selatan Pulau Bali dan pesisir selatan Nusa Tenggara Barat.

Hal ini dikatakan dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Kepala Bidang Data BMKG Wilayah III Denpasar Iman Faturahman menjelaskan, fenomena ini tidak terjadi setiap tahun. “Tidak (terjadi setiap tahun), tergantung dinamika atmosfer yang terjadi,” kata Iman, Rabu (27/5).

Banjir Rob yang terjadi di beberapa wilayah pesisir yang berbatasan dengan Samudra Hindia diakibatkan oleh adanya Sistem tekanan rendah yang persisten di barat Australia.

Angin kencang yang berada pada sistem tersebut men-generate gelombang swell tinggi yang dapat menjangkau pesisir barat Lampung, pesisir selatan Pulau Jawa, Bali hingga NTB.

“Selain itu kejadian tersebut bertepatan dengan periode pasang air laut (fase bulan baru) sehingga kedua faktor tersebut memicu banjir pesisir (rob),”pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/