28.3 C
Jakarta
11 Desember 2024, 10:35 AM WIB

Terharu! Anak-anak Pengungsi Gunung Agung Rindu Sekolah

RadarBali.com – Sejak Gunung Agung ditetapkan berstatus awas, warga Karangasem mengungsi ke berbagai wilayah di Bali.

Banyak anak-anak yang juga ikut mengungsi dengan orang tuanya. Mereka terpaksa meninggalkan sekolahnya. 

Salah satunya di posko pengungsian di Jalan Danau Tempe, Banjar Tanjung, Sanur Kauh, Denpasar Selatan.

Sekitar 37 anak yang sampai hari ini belum bersekolah. Di antaranya 20 anak sekolah dasar (SD), 10 anak SMP, 3 anak SMA, dan 4 anak SMK.

Anak-anak yang tinggal di posko pengungsian berharap mendapat pendidikan. Komang Rika Yanti, 11, asal Banjar Cegi, Desa Kubu, Karangasem, mengaku sudah delapan hari lebih menempati posko pengungsian dan tidak dapat bersekolah.

“Rumah saya jaraknya dari lereng gunung sekitar 9 Km. Ke Denpasar saya ikut dengan kedua orang tua saya,” ucap bocah perempuan yang duduk di kelas 5 SD.

Rika mengaku rindu dengan suasana sekolah, begitu pun juga dengan teman sekolah yang lainnya yang ikut mengungsi disini.

“Saya bersekolah di SDN 2 Kubu. Seragam dan peralatan sekolah lainnya saya tinggalkan di rumah,” ujar Rika sambil bermain balon udara.

Kerinduan yang sama dirasakan Komang Siska Dewi, 12, siswa yang duduk di kelas 5 SDN 3 Kubu. Dirinya berharap ada sekolah yang mau menerimanya untuk bersekolah kembali.

Rindu suasana belajar dengan teman-teman sekolah. Semua buku tulis dan buku pelajaran dia tinggalkan di rumah.

“Mudah-mudahan Gunung Agung tidak jadi meletus. Sehingga dapat kembali bersekolah dan bertemu dengan teman-teman,” imbuhnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali di lokasi pengungsian di Jalan Danau Tempe, terlihat anak-anak SMP Wisata Sanur, Denpasar sedang menghibur anak-anak yang ada di lokasi pengusian dengan nyanyian lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya dan Hari Kemerdekaan.

Tak hanya itu anak-anak SMP Wisata Sanur juga memberikan sumbangan berupa makanan, minuman, pakaian, dan sumbangan lainnya.

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sempat mendatangi lokasi pengungsian.

“Terkait dengan pendidikan anak-anak pengungsi, saat ini kami sedang mendata berapa jumlah anak yang bersekolah. Setelah itu langsung kami akan berikan pendidikan di masing-masing sekolah yang terdekat dengan lokasi pengungsian,” ungkapnya

RadarBali.com – Sejak Gunung Agung ditetapkan berstatus awas, warga Karangasem mengungsi ke berbagai wilayah di Bali.

Banyak anak-anak yang juga ikut mengungsi dengan orang tuanya. Mereka terpaksa meninggalkan sekolahnya. 

Salah satunya di posko pengungsian di Jalan Danau Tempe, Banjar Tanjung, Sanur Kauh, Denpasar Selatan.

Sekitar 37 anak yang sampai hari ini belum bersekolah. Di antaranya 20 anak sekolah dasar (SD), 10 anak SMP, 3 anak SMA, dan 4 anak SMK.

Anak-anak yang tinggal di posko pengungsian berharap mendapat pendidikan. Komang Rika Yanti, 11, asal Banjar Cegi, Desa Kubu, Karangasem, mengaku sudah delapan hari lebih menempati posko pengungsian dan tidak dapat bersekolah.

“Rumah saya jaraknya dari lereng gunung sekitar 9 Km. Ke Denpasar saya ikut dengan kedua orang tua saya,” ucap bocah perempuan yang duduk di kelas 5 SD.

Rika mengaku rindu dengan suasana sekolah, begitu pun juga dengan teman sekolah yang lainnya yang ikut mengungsi disini.

“Saya bersekolah di SDN 2 Kubu. Seragam dan peralatan sekolah lainnya saya tinggalkan di rumah,” ujar Rika sambil bermain balon udara.

Kerinduan yang sama dirasakan Komang Siska Dewi, 12, siswa yang duduk di kelas 5 SDN 3 Kubu. Dirinya berharap ada sekolah yang mau menerimanya untuk bersekolah kembali.

Rindu suasana belajar dengan teman-teman sekolah. Semua buku tulis dan buku pelajaran dia tinggalkan di rumah.

“Mudah-mudahan Gunung Agung tidak jadi meletus. Sehingga dapat kembali bersekolah dan bertemu dengan teman-teman,” imbuhnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali di lokasi pengungsian di Jalan Danau Tempe, terlihat anak-anak SMP Wisata Sanur, Denpasar sedang menghibur anak-anak yang ada di lokasi pengusian dengan nyanyian lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya dan Hari Kemerdekaan.

Tak hanya itu anak-anak SMP Wisata Sanur juga memberikan sumbangan berupa makanan, minuman, pakaian, dan sumbangan lainnya.

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sempat mendatangi lokasi pengungsian.

“Terkait dengan pendidikan anak-anak pengungsi, saat ini kami sedang mendata berapa jumlah anak yang bersekolah. Setelah itu langsung kami akan berikan pendidikan di masing-masing sekolah yang terdekat dengan lokasi pengungsian,” ungkapnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/