RadarBali.com – Keputusan darurat itu akhirnya diambil. Demi kepentingan bersama, operasional Bandara Internasional Ngurah Rai akhirnya ditutup total.
Penutupan dilakukan setelah terjadi erupsi magmatic Gunung Agung yang terus berlangsung sejak erupsi freatik, Sabtu (25/11) sore lalu.
Menurut rencana, penutupan akan dilakukan hingga 18 jam ke depan, terhitung sejak status Gunung Agung dinaikkan menjadi level IV (Awas) pukul 07.00.
Menurut Humas Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Senin pagi, sesuai NOTAM penutupan bandara berlangsung dari pukul 07.15 hingga 07.00, Selasa (28/11) besok.
“Ya, Bandara tutup ,” jelas Arie dikonfirmasi, Senin (27/11) pagi. Penutupan ini dilakukan karena debu vulkanik telah menutup air space di bandara hingga 2 level.
Bahkan visual debu vulkanik sangat tipis partikelnya tampak di bandara sejak pukul 5.30 tadi. ” Ruang udara sudah tertutup debu vulkanik,” jelasnya.
Kontak penumpukan penumpang pun terjadi di Bandara. Namun setiap 6 jam akan dievaluasi. Bandara sudah menyediakan 3 Posko Tanggap darurat di areal terminal domestik dan international.
Pihak bandara sudah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk mereka yang mau melakukan perjalanan dengan moda lain. “5 bus disediakan secara simultan,” jelasnya.
IB Anom salah satu penumpang pesawat mengakui, ia bersama penumpang lainnya sudah masuk di dalam pesawat. Namun karena terjadi penutupan bandara para penumpang diturunkan kembali.
“Saya sudah di dalam pesawat tapi diminta untuk turun karena bandara ditutup,” pungkasnya.