DENPASAR – Perkembangan terkini kasus positif Covid 19 di Bali memang cukup mengkhawatirkan. Sebab, angka kematian di Bali setitik lagi tembus tiga persen, atau tepatnya 2,99 persen dari jumlah yang positif pada Rabu kemarin (28/4).
Data terakhir menyebut, ada tambahan kasus meninggal dunia sebanyak 10 orang, dan kini menjadi 1.327 orang. Sedangkan untuk yang positif, ada tambahan sebanyak 166 orang dan total menjadi 44.402 orang.
Untuk yang sembuh ada tambahan sebanyak 131 orang atau secara komulatif kini sudah 41.739 orang dan untuk yang kasus aktif atau masih dalam perawatan ada sebanyak 1.336 orang.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyoroti perkembangan pada jumlah kasus meninggal.
Karena pasien meninggal terus bertambah, dan angka persentasenya sebesar 2,7 persen (secara nasional), telah bertahan lebih dari 2 bulan atau sejak awal Februari 2021.
Padahal, jika membandingkan dengan persentase kesembuhan dan kasus aktif yang membaik, persentase kematian harusnya dapat diturunkan.
“Penurunan persentase dapat terjadi apabila kasus positif baru dapat seluruhnya sembuh. Kita tidak boleh hanya melihat pada kasus aktif dan kesembuhannya saja,
tapi juga perlu mewaspadai angka kematian yang tinggi dari beberapa provinsi,” kata Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Melihat perkembangan pada minggu ini, kenaikannya mencapai 29,2%. Tingginya angka kematian ini dikontribusikan lima provinsi.
Yakni Jawa Tengah naik 178 (125 vs 303), Sumatera Selatan naik 25 (29 vs 54), DKI Jakarta naik 20 (75 vs 95), Jawa Barat naik 18 (130 vs 148) dan Aceh naik 15 (5 vs 20).
Kelima provinsi ini diminta segera mengevaluasi penanganan Covid di wilayahnya masing-masing. Kabupaten/kota yang menyumbangkan angka kematian terbesar harus segera diidentifikasi.
Pemerintah daerah setempat diminta segera melakukan perbaikan pada kualitas penanganan pasien positif, utamanya pada gejala sedang dan berat.
Upaya testing dan tracing harus ditingkatkan untuk mengidentifikasi penularan sejak dini. Dan, Pemda setempat diminta terus berkoordinasi agar dapat tercapai sinkronisasi data yang baik.
Sehingga kenaikan angka kematian mingguan tidak bisa ditoleransi. Mengingat saat ini tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan atau BOR (bed occupancy ratio), tidak menunjukkan kenaikan.
Dan, angka kasus aktif secara nasional juga menurun. “Apabila rumah sakit menghadapi kendala atau kesulitan dalam menghadapi
kasus Covid-19, harap segera menghubungi Kementerian Kesehatan agar diberi bantuan segera,” pesan Prof Wiku Adisasmito.
Disamping itu, pada penambahan kasus positif minggu ini terbilang cukup baik. Ditandai menurunnya kembali penambahan angka kasus positif.
Minggu ini penambahannya menurun menjadi 1,4% dari minggu sebelumnya sebesar 14,1%. Dan, secara per provinsi, kenaikan kasus tertinggi mingguan berada di Riau naik 930 kasus (1.888 vs 2.818),
Sumatera Barat naik 758 (1.068 vs 1.826), Kepulauan Bangka Belitung naik 408 (884 vs 1.292), NTT naik 353 (424 vs 777), dan Sumatera Selatan naik 237 (568 vs 805).
Selanjutnya, pada perkembangan kesembuhan minggu ini naik 0,9%. Ada 5 provinsi yang mencatatkan angka kenaikan tertinggi yaitu Jawa Barat naik 2.386 (5.181 vs 7.567),
Kepulauan Bangka Belitung naik 622 (425 vs 1.046), Riau naik 351 (1.246 vs 1.597), Kep. Riau naik 239 (147 vs 386) dan Kalimantan Utara naik 208 (468 vs 676).