26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:51 AM WIB

HEBOH! Jaspel Dokter Spesialis RS Mangusada Disunat, Nilainya Miliaran

DENPASAR – RSD Mangusada di Kapal, Mengwi, Badung yang terlihat megah dari luar ternyata menyimpan gejolak di dalamnya.

Para dokter di rumah sakit pelat merah itu gaduh lantaran uang tunjangan jasa pelayanan (jaspel) diduga disunat manajemen.

Sumber kuat Jawa Pos Radar Bali menyebutkan, tidak hanya satu dua atau dokter yang menjadi korban pemotongan jaspel, tapi seratusan dokter.

“Ada 106 dokter di RSD Mangusada. Hampir separonya dokter spesialis. Hampir semuanya mengalami pemotongan jaspel,” ujar sumber Jawa Pos Radar Bali kemarin.

Lebih lanjut dijelaskan sumber, ada tiga jaspel yang diduga dipotong manajemen. Yakni jaspel yang bersumber dari pasien BPJS, pasien umum, dan pengguna Kartu Badung Sehat (KBS).

Yang menarik, sumber Jawa Pos Radar Bali ini menyebut para dokter tersebut baru mengetahui jaspelnya dipotong setelah dipanggil penyidik Polda Bali.

Pemanggilan penyidik dilakukan akhir tahun lalu bertempat di Polres Badung. Para dokter yang diperiksa penyidik kaget luar biasa setelah penyidik Polda tanya tentang pemotongan jaspel.

Sebab, selama ini pihak manajemen tidak pernah memberikan rincian jaspel pada para dokter.

“Jaspel diberikan dengan cara ditransfer melalui rekening. Kami hanya menerima secara global. Tidak pernah ada faktur rinciannya.

Setiap kami tanya rincian tidak pernah mendapat penjelasan detail,” imbuh sumber yang mewanti-wanti agar namanya tidak disebut.

Kabarnya, pemotongan tunjangan ini sudah terjadi sejak 2014 lalu hingga 2019. Para dokter pun mengalami kerugian hingga miliaran.

Dugaan praktik pemotongan itu dilakukan secara acak. Artinya, pemotongan setiap dokter berbeda-beda.

Mereka tidak mengetahui jaspelnya dipotong karena selama ini selalu memercayakan seluruh hak yang diterimanya kepada manajemen rumah sakit.

 “Jadi, uang jasa pelayanan inilah yang diduga dipotong, setelah itu baru ditransfer ke rekening dokter. Untuk besarannya tiap bulan bervariasi dan acak,” lanjut sumber.

Setelah kasus ini bergulir beberapa dokter sempat menanyakan rincian uang jasa pelayanan yang diterima.

Namun lagi-lagi pihak manajemen tidak memberikan dengan alasan semua hak dokter sudah ditransfer.

“Kami menilai perbuatan ini terstruktur, masif, dan kronis. Mainnya kasar dan tega banget. Kami kerja lembur melayani pasien, tapi haki kami dipotong,” tukas sumber.

Informasi lainnya menyebutkan penyidik Subdit III Dit Reskrimsus Polda Bali sudah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa dokter

terkait dugaan pemotongan jasa pelayanan ini. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap pejabat di lingkungan RSD Mangusada.

 

DENPASAR – RSD Mangusada di Kapal, Mengwi, Badung yang terlihat megah dari luar ternyata menyimpan gejolak di dalamnya.

Para dokter di rumah sakit pelat merah itu gaduh lantaran uang tunjangan jasa pelayanan (jaspel) diduga disunat manajemen.

Sumber kuat Jawa Pos Radar Bali menyebutkan, tidak hanya satu dua atau dokter yang menjadi korban pemotongan jaspel, tapi seratusan dokter.

“Ada 106 dokter di RSD Mangusada. Hampir separonya dokter spesialis. Hampir semuanya mengalami pemotongan jaspel,” ujar sumber Jawa Pos Radar Bali kemarin.

Lebih lanjut dijelaskan sumber, ada tiga jaspel yang diduga dipotong manajemen. Yakni jaspel yang bersumber dari pasien BPJS, pasien umum, dan pengguna Kartu Badung Sehat (KBS).

Yang menarik, sumber Jawa Pos Radar Bali ini menyebut para dokter tersebut baru mengetahui jaspelnya dipotong setelah dipanggil penyidik Polda Bali.

Pemanggilan penyidik dilakukan akhir tahun lalu bertempat di Polres Badung. Para dokter yang diperiksa penyidik kaget luar biasa setelah penyidik Polda tanya tentang pemotongan jaspel.

Sebab, selama ini pihak manajemen tidak pernah memberikan rincian jaspel pada para dokter.

“Jaspel diberikan dengan cara ditransfer melalui rekening. Kami hanya menerima secara global. Tidak pernah ada faktur rinciannya.

Setiap kami tanya rincian tidak pernah mendapat penjelasan detail,” imbuh sumber yang mewanti-wanti agar namanya tidak disebut.

Kabarnya, pemotongan tunjangan ini sudah terjadi sejak 2014 lalu hingga 2019. Para dokter pun mengalami kerugian hingga miliaran.

Dugaan praktik pemotongan itu dilakukan secara acak. Artinya, pemotongan setiap dokter berbeda-beda.

Mereka tidak mengetahui jaspelnya dipotong karena selama ini selalu memercayakan seluruh hak yang diterimanya kepada manajemen rumah sakit.

 “Jadi, uang jasa pelayanan inilah yang diduga dipotong, setelah itu baru ditransfer ke rekening dokter. Untuk besarannya tiap bulan bervariasi dan acak,” lanjut sumber.

Setelah kasus ini bergulir beberapa dokter sempat menanyakan rincian uang jasa pelayanan yang diterima.

Namun lagi-lagi pihak manajemen tidak memberikan dengan alasan semua hak dokter sudah ditransfer.

“Kami menilai perbuatan ini terstruktur, masif, dan kronis. Mainnya kasar dan tega banget. Kami kerja lembur melayani pasien, tapi haki kami dipotong,” tukas sumber.

Informasi lainnya menyebutkan penyidik Subdit III Dit Reskrimsus Polda Bali sudah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa dokter

terkait dugaan pemotongan jasa pelayanan ini. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap pejabat di lingkungan RSD Mangusada.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/