29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:31 AM WIB

LANGKA! Kasus Kelahiran Bayi Kembar Empat Jarang Terjadi di Bali

DENPASAR – Kelahiran bayi kembar empat jarang terjadi. Bahkan, di Rumah Sakit Puri Bunda, Denpasar, baru sekali.

Itu yang dialami Luh Gede Irin Pradnyawati yang sukses melahirkan bayi kembar empat. Kelahiran langka ini terjadi pada 1 Agustus 2018 lalu.

Keempat bayi kembar, milik Istri dari Putu Agra Ricna Sukarmawan ini masing-masing berjenis kelamin 1 laki-laki dan 3 perempuan.

Saat dilahirkan, berat badan bayi waktu lahir masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram dan 1.200 gram. 

Dr Ida Bagus Semadi Putra, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, yang ikut menangani persalinan Luh Gede Irin Pradnyawati, mengatakan, bayi kembar ini adalah kasus pertama di Bali.

“Kami kesulitan mendapat data apakah di Bali ada atau tidak. Di Bali saya belum pernah dengar yang kelahiran sampai keempat bayinya selamat. Kalau di nasional ada,” kata dr Semadi Putra, di RS Puri Bunda, Jumat (31/8) siang.

Apalagi persalinan bayi kembar empat atau bisa disebut quadruplet memiliki resiko yang sangat tinggi baik buat sang ibu maupun para bayi.

Persalinan yang dilakukan dengan operasi seksio sesaria juga memiliki tingkat risiko sangat tinggi. Dimana  ibu rentan mengalami preeklampsi dan perdarahan.

Sedangkan bayi rentan mengalami gangguan napas, perdarahan, anemia dan hipotermia. “Bersyukur dengan fasilitas yang lengkap, persiapan yang matang, dan kerjasama tim yang baik,

operasi berjalan lancar dan sukses. Pasca operasi İrin dirawat di ICU. Sedangkan keempat bayinya dirawat di ruang intensif neonatus atau NICU,” tambah Dr Ida Bagus Semadi Putra.

Usai melewati masa transisi di ruang intermediate, kini keempatnya sudah bisa dirawat di ruang perawatan biasa.

Karena kasus penanganan kehamilan kembar empat ini pertama kali untuk RSIA Puri Bunda, dengan penuh risiko, kompleks dan sangat jarang ini merupakan tantangan tersendiri yang menguji kesiapan berbagai aspek pelayanan rumah sakit.

“Kasus ini memerlukan fasilitas yang memadai dan harus ditangani secara terpadu oleh tim dokter, perawat dan manajemen rumah sakit,” tandasnya.

DENPASAR – Kelahiran bayi kembar empat jarang terjadi. Bahkan, di Rumah Sakit Puri Bunda, Denpasar, baru sekali.

Itu yang dialami Luh Gede Irin Pradnyawati yang sukses melahirkan bayi kembar empat. Kelahiran langka ini terjadi pada 1 Agustus 2018 lalu.

Keempat bayi kembar, milik Istri dari Putu Agra Ricna Sukarmawan ini masing-masing berjenis kelamin 1 laki-laki dan 3 perempuan.

Saat dilahirkan, berat badan bayi waktu lahir masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram dan 1.200 gram. 

Dr Ida Bagus Semadi Putra, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, yang ikut menangani persalinan Luh Gede Irin Pradnyawati, mengatakan, bayi kembar ini adalah kasus pertama di Bali.

“Kami kesulitan mendapat data apakah di Bali ada atau tidak. Di Bali saya belum pernah dengar yang kelahiran sampai keempat bayinya selamat. Kalau di nasional ada,” kata dr Semadi Putra, di RS Puri Bunda, Jumat (31/8) siang.

Apalagi persalinan bayi kembar empat atau bisa disebut quadruplet memiliki resiko yang sangat tinggi baik buat sang ibu maupun para bayi.

Persalinan yang dilakukan dengan operasi seksio sesaria juga memiliki tingkat risiko sangat tinggi. Dimana  ibu rentan mengalami preeklampsi dan perdarahan.

Sedangkan bayi rentan mengalami gangguan napas, perdarahan, anemia dan hipotermia. “Bersyukur dengan fasilitas yang lengkap, persiapan yang matang, dan kerjasama tim yang baik,

operasi berjalan lancar dan sukses. Pasca operasi İrin dirawat di ICU. Sedangkan keempat bayinya dirawat di ruang intensif neonatus atau NICU,” tambah Dr Ida Bagus Semadi Putra.

Usai melewati masa transisi di ruang intermediate, kini keempatnya sudah bisa dirawat di ruang perawatan biasa.

Karena kasus penanganan kehamilan kembar empat ini pertama kali untuk RSIA Puri Bunda, dengan penuh risiko, kompleks dan sangat jarang ini merupakan tantangan tersendiri yang menguji kesiapan berbagai aspek pelayanan rumah sakit.

“Kasus ini memerlukan fasilitas yang memadai dan harus ditangani secara terpadu oleh tim dokter, perawat dan manajemen rumah sakit,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/