31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:04 AM WIB

Pedagang Pasar Sebut Tak Ada Tera Ulang Timbangan dari Disperindag

AMLAPURA- Sejumlah pedagang di pasar Amlapura Barat mengeluhkan tera ulang timbangan yang sudah hampir dua tahun tak dilakukan. Kondisi ini membuat pedagang khawatir ketika melayani pembeli dan menentukan timbangan sesuai takaran.

 

Salah seorang pedagang daging sapi, H. Mudiana mengungkapkan, biasanya tiap tahun petugas rutin melakukan tera ulang. Namun, sejak dua tahun belakangan, timbangannya tersebut tidak dilakukan tera ulang. “Cukup sulit juga. Karena timbangan itu kadang ada yang tidak pas selama jangka waktu setahun itu. Makanya kami pedagang butuh tera ulang untuk memastikan takaran timbangan ketika melayani pembeli,” tuturnya Sabtu (2/4).

 

Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang pedagang bumbu makanan, Suartini. Dia mengaku, sejak dua tahun belakangan atau sejak covid-19 mewabah, hampir tidak ada petugas yang melakukan tera ulang. “Tidak tahu juga kenapa. Butuh juga biar sama-sama enak. Antara pembeli dan penjual bertransaksi lebih nyaman,” ujarnya.

 

Terkait hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karangasem mengaku setiap tahun selalu melakukan tera ulang. Namun karena keterbatasan petugas tera yang masih mengandalkan dari Kabupaten Buleleng dan Denpasar, sehingga tera ulang belum bisa maksimal dilakukan.

 

“Sejauh ini yang rutin kami lakukan ya usaha-usaha prioritas. Seperti SPBU, tangki. Kami lakukan setiap tahun. Kalau pedagang pasar memang belum sejak dua tahun ini,” ucap Loka Santika.

 

Untuk peralatan tera sendiri, kata Lokas Santika, Karangasem memiliki alat tersebut. Namun yang menjadi kendala yakni ada pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki wewenang bisa mengoperasikan alat tersebut. “Makanya tahun lalu kami ajukan formasi untuk dibuka lowongan petugas tera. Astungkara ada yang lulus dua. Kalau sudah ada akan kami maksimalkan,” ujar pejabat asal Kecamatan Kubu ini.

 

Selain keterbatasan SDM, kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan tera ulang ini adalah anggaran. Untuk tahun ini, angagran tera ulang kurang lebih berkisar Rp 100 juta. “Karena anggaran terbatas. Sejak covid, alokasi anggaran diprioritaskan ke penanganan covid,” tandasnya.

AMLAPURA- Sejumlah pedagang di pasar Amlapura Barat mengeluhkan tera ulang timbangan yang sudah hampir dua tahun tak dilakukan. Kondisi ini membuat pedagang khawatir ketika melayani pembeli dan menentukan timbangan sesuai takaran.

 

Salah seorang pedagang daging sapi, H. Mudiana mengungkapkan, biasanya tiap tahun petugas rutin melakukan tera ulang. Namun, sejak dua tahun belakangan, timbangannya tersebut tidak dilakukan tera ulang. “Cukup sulit juga. Karena timbangan itu kadang ada yang tidak pas selama jangka waktu setahun itu. Makanya kami pedagang butuh tera ulang untuk memastikan takaran timbangan ketika melayani pembeli,” tuturnya Sabtu (2/4).

 

Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang pedagang bumbu makanan, Suartini. Dia mengaku, sejak dua tahun belakangan atau sejak covid-19 mewabah, hampir tidak ada petugas yang melakukan tera ulang. “Tidak tahu juga kenapa. Butuh juga biar sama-sama enak. Antara pembeli dan penjual bertransaksi lebih nyaman,” ujarnya.

 

Terkait hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karangasem mengaku setiap tahun selalu melakukan tera ulang. Namun karena keterbatasan petugas tera yang masih mengandalkan dari Kabupaten Buleleng dan Denpasar, sehingga tera ulang belum bisa maksimal dilakukan.

 

“Sejauh ini yang rutin kami lakukan ya usaha-usaha prioritas. Seperti SPBU, tangki. Kami lakukan setiap tahun. Kalau pedagang pasar memang belum sejak dua tahun ini,” ucap Loka Santika.

 

Untuk peralatan tera sendiri, kata Lokas Santika, Karangasem memiliki alat tersebut. Namun yang menjadi kendala yakni ada pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki wewenang bisa mengoperasikan alat tersebut. “Makanya tahun lalu kami ajukan formasi untuk dibuka lowongan petugas tera. Astungkara ada yang lulus dua. Kalau sudah ada akan kami maksimalkan,” ujar pejabat asal Kecamatan Kubu ini.

 

Selain keterbatasan SDM, kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan tera ulang ini adalah anggaran. Untuk tahun ini, angagran tera ulang kurang lebih berkisar Rp 100 juta. “Karena anggaran terbatas. Sejak covid, alokasi anggaran diprioritaskan ke penanganan covid,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/