34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:10 PM WIB

Remaja Meninggal, Diduga karena Terinfeksi Rabies

NEGARA- Warga Lingkungan Pangkung Manggis, Kelurahan Bale Bale Agung, Kecamatan Negara, Gusti Ayu Kade Suriyanti, 17, meninggal dunia. Korban diduga terinfeksi rabies, Minggu (13/3) lalu. Karena sebelum meninggal, remaja yang masih sekolah ini digigit anjing peliharaannya dan tidak berobat. Sebelum meninggal, korban juga mengalami gejala yang mirip dengan infeksi rabies.

 

Menurut orang tua korban, I Gusti Ketut Wilayasa, 47, anak keduanya digigit anak anjing yang masih kecil sekitar sebulan lalu. Gigitan pada ibu jari tangan kanan tidak menyebabkan luka besar, tetapi selang beberapa hari bagian kuku yang digigit menghitam. “Keluarga sudah menyuruh periksa ke puskesmas, tapi tidak mau karena lukanya kecil,” ujarnya.

 

Keluarga semakin panik karena anjing yang menggigit korban sempat menggigit ayam lalu anjing mati. Karena korban merasa baik-baik saja dan tetap menolak dibawa untuk berobat. Korban sebulan terakhir beraktifitas seperti biasa tanpa ada gejala sakit.

 

Namun beberapa hari sebelum meninggal, kuku ibu jari bekas digigit anjing semakin hitam hingga bagian tangan terasa nyeri. Keluarga kemudian membawa korban ke rumah sakit, setelah dilakukan pemeriksaan menjalani rawat jalan. “Kalau orangnya sehat, cuma bagian tangannya terasa nyeri ngilu,” ujarnya.

 

Korban kemudian dibawa lagi ke rumah sakit dengan keluhan yang sama. Ketiga kalinya, korban dibawa lagi ke rumah sakit swasta dengan keluhan sesak nafas dan sempat tidak sadarkan diri. Lalu di rujuk ke rumah sakit umum negara dengan kondisi yang kritis, akhirnya meninggal dunia. Upacara pengabenan korban masih menunggu hari baik.

 

Beberapa hari sebelum meninggal, korban berperilaku yang tidak biasa. Korban selalu berontak jika dipegang bagian kepala. Cara bicara yang sedikit tidak terkontrol, emosional dan seperti bicaranya meracau. Perilaku aneh lainnya, korban sehari sebelum meninggal tidak berani menyentuh air dan takut dengan sinar matahari.

 

Setelah korban meninggal, salah satu keluarga korban yang juga sempat digigit anjing yang sama, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.

 

Direktur RSU Negara Ni Putu Eka Indrawati dikonfimasi terpisah membenarkan bahwa ada pasien meninggal atas nama korban. Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi korban sudah kritis dan tidak sadarkan diri. “Pasien datang sudah kondisi sangat jelek, tidak sadar,” ujarnya.

 

Dari keterangan keluarga, pasien memang ada riwayat gigitan anjing sebulan lalu. Namun pasien tidak melapor pada pihak terkait dan tidak ke fasilitas kesehatan untuk mendapat vaksin. Hingga akhirnya muncul keluhan lemas, tidak mau makan dan nyeri seluruh tubuh. Korban sempat dibawa dua kali ke rumah sakit swasta dengan keluhan nyeri tubuhnya. Sehari sebelum meninggal takut cahaya, angin dan air. “Anjingnya mati dua minggu setelah menggigit, tetapi keluarga tidak ada laporan,” ungkapnya.

 

Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa mengatakan, mengenai kasus gigitan anjing rabies di Lingkungan Pangkung Manggis, pihaknya belum mendapat laporan. Menurutnya, setelah korban digigit anjing semestinya melapor dan langsung ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat vaksin.

 

Setiap ada laporan kasus gigitan anjing, baik laporan dari puskesmas atau kepala lingkungan setempat, pihaknya menindaklanjuti dengan vaksinasi darurat di lingkungan sekitar terjadi gigitan. “Karena korban tidak melapor, kami tidak mengetahui adanya kasus gigitan anjing tersebut,” jelasnya.

 

Menurutnya, setiap ada gigitan dari hewan penular rabies terutama anjing, baik lukanya besar atau kecil harus segera mendapat vaksin anti rabies. Dengan mendapatkan vaksin secara bertahap, maka risiko fatal terhadap korban bisa dicegah.

 

 

NEGARA- Warga Lingkungan Pangkung Manggis, Kelurahan Bale Bale Agung, Kecamatan Negara, Gusti Ayu Kade Suriyanti, 17, meninggal dunia. Korban diduga terinfeksi rabies, Minggu (13/3) lalu. Karena sebelum meninggal, remaja yang masih sekolah ini digigit anjing peliharaannya dan tidak berobat. Sebelum meninggal, korban juga mengalami gejala yang mirip dengan infeksi rabies.

 

Menurut orang tua korban, I Gusti Ketut Wilayasa, 47, anak keduanya digigit anak anjing yang masih kecil sekitar sebulan lalu. Gigitan pada ibu jari tangan kanan tidak menyebabkan luka besar, tetapi selang beberapa hari bagian kuku yang digigit menghitam. “Keluarga sudah menyuruh periksa ke puskesmas, tapi tidak mau karena lukanya kecil,” ujarnya.

 

Keluarga semakin panik karena anjing yang menggigit korban sempat menggigit ayam lalu anjing mati. Karena korban merasa baik-baik saja dan tetap menolak dibawa untuk berobat. Korban sebulan terakhir beraktifitas seperti biasa tanpa ada gejala sakit.

 

Namun beberapa hari sebelum meninggal, kuku ibu jari bekas digigit anjing semakin hitam hingga bagian tangan terasa nyeri. Keluarga kemudian membawa korban ke rumah sakit, setelah dilakukan pemeriksaan menjalani rawat jalan. “Kalau orangnya sehat, cuma bagian tangannya terasa nyeri ngilu,” ujarnya.

 

Korban kemudian dibawa lagi ke rumah sakit dengan keluhan yang sama. Ketiga kalinya, korban dibawa lagi ke rumah sakit swasta dengan keluhan sesak nafas dan sempat tidak sadarkan diri. Lalu di rujuk ke rumah sakit umum negara dengan kondisi yang kritis, akhirnya meninggal dunia. Upacara pengabenan korban masih menunggu hari baik.

 

Beberapa hari sebelum meninggal, korban berperilaku yang tidak biasa. Korban selalu berontak jika dipegang bagian kepala. Cara bicara yang sedikit tidak terkontrol, emosional dan seperti bicaranya meracau. Perilaku aneh lainnya, korban sehari sebelum meninggal tidak berani menyentuh air dan takut dengan sinar matahari.

 

Setelah korban meninggal, salah satu keluarga korban yang juga sempat digigit anjing yang sama, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.

 

Direktur RSU Negara Ni Putu Eka Indrawati dikonfimasi terpisah membenarkan bahwa ada pasien meninggal atas nama korban. Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi korban sudah kritis dan tidak sadarkan diri. “Pasien datang sudah kondisi sangat jelek, tidak sadar,” ujarnya.

 

Dari keterangan keluarga, pasien memang ada riwayat gigitan anjing sebulan lalu. Namun pasien tidak melapor pada pihak terkait dan tidak ke fasilitas kesehatan untuk mendapat vaksin. Hingga akhirnya muncul keluhan lemas, tidak mau makan dan nyeri seluruh tubuh. Korban sempat dibawa dua kali ke rumah sakit swasta dengan keluhan nyeri tubuhnya. Sehari sebelum meninggal takut cahaya, angin dan air. “Anjingnya mati dua minggu setelah menggigit, tetapi keluarga tidak ada laporan,” ungkapnya.

 

Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa mengatakan, mengenai kasus gigitan anjing rabies di Lingkungan Pangkung Manggis, pihaknya belum mendapat laporan. Menurutnya, setelah korban digigit anjing semestinya melapor dan langsung ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat vaksin.

 

Setiap ada laporan kasus gigitan anjing, baik laporan dari puskesmas atau kepala lingkungan setempat, pihaknya menindaklanjuti dengan vaksinasi darurat di lingkungan sekitar terjadi gigitan. “Karena korban tidak melapor, kami tidak mengetahui adanya kasus gigitan anjing tersebut,” jelasnya.

 

Menurutnya, setiap ada gigitan dari hewan penular rabies terutama anjing, baik lukanya besar atau kecil harus segera mendapat vaksin anti rabies. Dengan mendapatkan vaksin secara bertahap, maka risiko fatal terhadap korban bisa dicegah.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/