29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:50 AM WIB

Musim Hujan Berkepanjangan, Harga Bawang Anjlok, Tomat Meroket

BANGLI – Musim hujan adalah musim yang paling dihindari petani bawang. Itu bisa dimaklumi karena saat musim hujan, tanaman bawang mudah membusuk.

Ironisnya, di tengah sulitnya menanam tanaman bawang, harga bawang di tingkat petani justru anjlok. Kini harga bawang per kilogram hanya Rp 8.000. Harga tersebut hanya cukup untuk menutup biaya produksi.

“Untuk biaya produksi per kilogram bawang kurang lebih Rp 7.000 – 7.500. Jadi, keuntungannya tipis sekali,” beber Jero Ledeng, petani bawang di Desa Songan B. 

Sebenarnya harga Rp 8.000 sudah lumayan bila dibanding tahun lalu yang hanya Rp 7.000. “Apalagi sekarang musim hujan, rawan hama dan penyakit. Kami berharap harga bisa naik, minial Rp 10 ribu ke atas,” tandasnya.

Hingga saat ini tanaman bawang miliknya seluas satu hektar dengan produksi mencapai satu delapan ton tersebut masih bisa bertahan dalam cuaca hujan.

Hasil produksi bawang di wilayah Bali diakui masih lebih murah jika dibanding bawang asal Bima. Ini mengingat bawang dari wilayah Bima memiliki tingkat kekeringan yang cukup bagus.

Dengan tingkat kekeringan seperti itu, bawang yang didapat juga semakin banyak jika ditimbang. “Ada bawang dari luar Bali

masuk tapi tidak banyak karena perbedaan harga tidak signifikan. Bawang Songan ada juga yang dikirim ke Jawa,” terang Ledang.

Meski harga komoditi bawang anjlok, tidak dengan tomat. Jika sebelumnya per kilogram dihargai Rp 6.000, harga tomat sekarang mencapai Rp 10.000. “Lumayan bisa untuk menutup biaya produksi,” pungkasnya. 

BANGLI – Musim hujan adalah musim yang paling dihindari petani bawang. Itu bisa dimaklumi karena saat musim hujan, tanaman bawang mudah membusuk.

Ironisnya, di tengah sulitnya menanam tanaman bawang, harga bawang di tingkat petani justru anjlok. Kini harga bawang per kilogram hanya Rp 8.000. Harga tersebut hanya cukup untuk menutup biaya produksi.

“Untuk biaya produksi per kilogram bawang kurang lebih Rp 7.000 – 7.500. Jadi, keuntungannya tipis sekali,” beber Jero Ledeng, petani bawang di Desa Songan B. 

Sebenarnya harga Rp 8.000 sudah lumayan bila dibanding tahun lalu yang hanya Rp 7.000. “Apalagi sekarang musim hujan, rawan hama dan penyakit. Kami berharap harga bisa naik, minial Rp 10 ribu ke atas,” tandasnya.

Hingga saat ini tanaman bawang miliknya seluas satu hektar dengan produksi mencapai satu delapan ton tersebut masih bisa bertahan dalam cuaca hujan.

Hasil produksi bawang di wilayah Bali diakui masih lebih murah jika dibanding bawang asal Bima. Ini mengingat bawang dari wilayah Bima memiliki tingkat kekeringan yang cukup bagus.

Dengan tingkat kekeringan seperti itu, bawang yang didapat juga semakin banyak jika ditimbang. “Ada bawang dari luar Bali

masuk tapi tidak banyak karena perbedaan harga tidak signifikan. Bawang Songan ada juga yang dikirim ke Jawa,” terang Ledang.

Meski harga komoditi bawang anjlok, tidak dengan tomat. Jika sebelumnya per kilogram dihargai Rp 6.000, harga tomat sekarang mencapai Rp 10.000. “Lumayan bisa untuk menutup biaya produksi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/