28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:38 AM WIB

Pandemi Covid-19, Buah Lokal Jadi Primadona Konsumen Bali

GIANYAR  – Buah lokal lebih diminati saat pandemi Covid-19. Itu karena harga buah lokal lebih murah dibanding buah import. Buah dibeli untuk keperluan bahan upakara. 

Kepala UPT Pasar Umum Gianyar, Nengah Arnawa, mengaku saat pandemi Covid-19, daya beli masyarakat turun. “Lebih cenderung membeli buah lokal untuk keperluan upacara,” ujar Nengah Arnawa.

Buah lokal ini mulai dari buah Jambu Air, pisang lokal, Sawo, Jeruk Kintamani, Salak, Mangga, Mentimun, rambutan dan buah lokal lain. 

Selain daya beli buah yang turun, pasokan janur dari Lombok dan Jawa juga mengalami penurunan. Permintaan janur turun karena intensitas upakara di Bali juga masih dibatasi agar tidak menimbulkan kerumunan. 

Sedangkan, untuk stok kebutuhan pokok jelang Galungan dikatakan normal. “Pembeli selektif berbelanja, agar bisa melaksanakan upakara dengan sederhana,” jelasnya. 

Menurutnya, pedagang hanya menyediakan komoditas yang umumnya dibeli masyarakat. Di sisi lain, Disperindag Gianyar rutin melakukan pengecekan harga komoditas.

Menjelang hari raya Galungan, tercatat harga daging Babi dan Ayam mengalami kenaikan harga. Sedangkan harga bunga untuk upakara mengalami penurunan dan harga buah-buahan masih stabil.

Harga buah lokal, seperti mangga stabil di harga Rp 20.000/kg, salak Rp 12.000/kg, jeruk Kintamani Rp 20.000/kg.

Untuk harga bunga kebutuhan upakara, seperti bunga gumitir turun dari Rp 16.000 menjadi Rp 12.000/kg, bunga pacar galuh dari Rp 22.000 menjadi Rp 16.000/kg.

Untuk harga daging Babi masih tinggi yang semula Rp 55.000 kini menjadi Rp 85.000/kg, kikil Babi Rp 25.000 naik menjadi 30.000/kg, daging ayam naik Rp 10.000 dari harga Rp 28.000/kg.

Harga cabai merah masih tinggi, kini dikisaran Rp 115.000 /kg. Harga cabai seolah sulit distabilkan, karena suplai sedikit dan kebutuhan terus meningkat. 

GIANYAR  – Buah lokal lebih diminati saat pandemi Covid-19. Itu karena harga buah lokal lebih murah dibanding buah import. Buah dibeli untuk keperluan bahan upakara. 

Kepala UPT Pasar Umum Gianyar, Nengah Arnawa, mengaku saat pandemi Covid-19, daya beli masyarakat turun. “Lebih cenderung membeli buah lokal untuk keperluan upacara,” ujar Nengah Arnawa.

Buah lokal ini mulai dari buah Jambu Air, pisang lokal, Sawo, Jeruk Kintamani, Salak, Mangga, Mentimun, rambutan dan buah lokal lain. 

Selain daya beli buah yang turun, pasokan janur dari Lombok dan Jawa juga mengalami penurunan. Permintaan janur turun karena intensitas upakara di Bali juga masih dibatasi agar tidak menimbulkan kerumunan. 

Sedangkan, untuk stok kebutuhan pokok jelang Galungan dikatakan normal. “Pembeli selektif berbelanja, agar bisa melaksanakan upakara dengan sederhana,” jelasnya. 

Menurutnya, pedagang hanya menyediakan komoditas yang umumnya dibeli masyarakat. Di sisi lain, Disperindag Gianyar rutin melakukan pengecekan harga komoditas.

Menjelang hari raya Galungan, tercatat harga daging Babi dan Ayam mengalami kenaikan harga. Sedangkan harga bunga untuk upakara mengalami penurunan dan harga buah-buahan masih stabil.

Harga buah lokal, seperti mangga stabil di harga Rp 20.000/kg, salak Rp 12.000/kg, jeruk Kintamani Rp 20.000/kg.

Untuk harga bunga kebutuhan upakara, seperti bunga gumitir turun dari Rp 16.000 menjadi Rp 12.000/kg, bunga pacar galuh dari Rp 22.000 menjadi Rp 16.000/kg.

Untuk harga daging Babi masih tinggi yang semula Rp 55.000 kini menjadi Rp 85.000/kg, kikil Babi Rp 25.000 naik menjadi 30.000/kg, daging ayam naik Rp 10.000 dari harga Rp 28.000/kg.

Harga cabai merah masih tinggi, kini dikisaran Rp 115.000 /kg. Harga cabai seolah sulit distabilkan, karena suplai sedikit dan kebutuhan terus meningkat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/