29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:11 AM WIB

Pariwisata Drop, Aktivitas Jual Beli di Pasar Seni Semarapura Anjlok

SEMARAPURA – Pasar Seni Semarapura merupakan salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Klungkung.

Menyajikan berbagai produk kesenian, pasar ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, dan domestik untuk membeli kain endek, songket dan kebaya pada utamanya sebagai oleh-oleh maupun untuk digunakan sendiri.

Namun, sejak Februari 2020 lalu, menurut Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, Wayan Ardiasa, kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik turun drastis.

Bahkan saat ini kunjungan wisman sudah tidak ada. Akibatnya penjualan para pedagang kain di pasar tersebut mengalami penurunan sangat signifikan.

Yakni sekitar 75 persen lebih. “Ada pedagang yang mengeluh, biasanya minimal dapat berjualan Rp 1 juta per hari. Sekarang dapat jualan Rp 150 ribu per hari saja sudah susah,” terangnya.

Menurutnya, hal itu terjadi akibat wabah virus corona yang membuat adanya pembatasan aktivitas ke luar rumah.

Selain itu banyaknya pegawai yang dirumahkan dan di PHK akibat wabah corona juga menjadi salah satu faktor menurunnya daya beli masyarakat untuk membeli kain seperti endek, songket dan kebaya.

Di mana warga saat ini lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok. “Kalau yang berbelanja ke Pasar Seni Semarapura ini lebih banyak wisatawan mancanegara dan domestik.

Terutamanya wisatawan asal Jakarta yang sedang melakukan kunjungan ke Bali. Kalau warga lokal Klungkung, lebih banyak banyak membeli langsung ke tempat produksinya,” jelasnya.

Meski penjualan mengalami penurunan sangat signifikan, menurutnya para pedagang tetap berjualan.

Mereka tetap optimis akan ada pembeli yang berbelanja walau tidak dalam jumlah banyak seperti sebelum corona mewabah. “Para pedagang sampai saat ini tetap berjualan meski sepi pembeli,” katanya.

Terkait dengan tarif retribusi pasar, pihaknya mengaku belum berencana untuk memberi diskon maupun menggratiskan seperti yang

dilakukan sejumlah daerah untuk meringankan para pedagang di tengah menurunnya daya beli masyarakat dan pembatasan jam operasional pasar.

Sebab menurutnya, biaya operasional pasar sampai saat ini berjalan normal seperti untuk menggaji petugas kebersihan, keamanan, listrik dan air.

Bila terjadi pemangkasan tarif retribusi, dia khawatir kemampuan membiayai operasional pasar akan terganggu. “Sampai saat ini kami belum berencana untuk menurunkan tarif retribusi pasar,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Pasar Seni Semarapura merupakan salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Klungkung.

Menyajikan berbagai produk kesenian, pasar ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, dan domestik untuk membeli kain endek, songket dan kebaya pada utamanya sebagai oleh-oleh maupun untuk digunakan sendiri.

Namun, sejak Februari 2020 lalu, menurut Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, Wayan Ardiasa, kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik turun drastis.

Bahkan saat ini kunjungan wisman sudah tidak ada. Akibatnya penjualan para pedagang kain di pasar tersebut mengalami penurunan sangat signifikan.

Yakni sekitar 75 persen lebih. “Ada pedagang yang mengeluh, biasanya minimal dapat berjualan Rp 1 juta per hari. Sekarang dapat jualan Rp 150 ribu per hari saja sudah susah,” terangnya.

Menurutnya, hal itu terjadi akibat wabah virus corona yang membuat adanya pembatasan aktivitas ke luar rumah.

Selain itu banyaknya pegawai yang dirumahkan dan di PHK akibat wabah corona juga menjadi salah satu faktor menurunnya daya beli masyarakat untuk membeli kain seperti endek, songket dan kebaya.

Di mana warga saat ini lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok. “Kalau yang berbelanja ke Pasar Seni Semarapura ini lebih banyak wisatawan mancanegara dan domestik.

Terutamanya wisatawan asal Jakarta yang sedang melakukan kunjungan ke Bali. Kalau warga lokal Klungkung, lebih banyak banyak membeli langsung ke tempat produksinya,” jelasnya.

Meski penjualan mengalami penurunan sangat signifikan, menurutnya para pedagang tetap berjualan.

Mereka tetap optimis akan ada pembeli yang berbelanja walau tidak dalam jumlah banyak seperti sebelum corona mewabah. “Para pedagang sampai saat ini tetap berjualan meski sepi pembeli,” katanya.

Terkait dengan tarif retribusi pasar, pihaknya mengaku belum berencana untuk memberi diskon maupun menggratiskan seperti yang

dilakukan sejumlah daerah untuk meringankan para pedagang di tengah menurunnya daya beli masyarakat dan pembatasan jam operasional pasar.

Sebab menurutnya, biaya operasional pasar sampai saat ini berjalan normal seperti untuk menggaji petugas kebersihan, keamanan, listrik dan air.

Bila terjadi pemangkasan tarif retribusi, dia khawatir kemampuan membiayai operasional pasar akan terganggu. “Sampai saat ini kami belum berencana untuk menurunkan tarif retribusi pasar,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/