27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 2:29 AM WIB

Tekan Laju Inflasi, Kelompok Wanita Tani Digelontor Ayam Kampung 

SINGARAJA – Ketersediaan daging ayam yang masih mempengaruhi kondisi inflasi di Buleleng, mulai dilakukan intervensi. 

Pemerintah menyalurkan seribu ekor ayam kampung pada kelompok wanita tani di Buleleng. Suplai ayam kampung itu diharapkan bisa menekan laju inflasi, sekaligus menjaga ketersediaan pasokan pangan di Buleleng.

Total ada seribu ekor anakan ayam kampung yang disalurkan. Sebanyak 350 ekor diantaranya disalurkan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Sari di Desa Musi. 

Sementara 650 ekor sisanya akan disalurkan pada KWT Praja Putri di Desa Tinga-Tinga.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng Gede Melandrat mengatakan, ayam yang dibagikan itu bukan ayam untuk kebutuhan peternakan. 

Seperti ayam pedaging atau petelur. Melainkan ayam kampung, yang biasa dipelihara oleh keluarga-keluarga di kawasan pedesaan.

Menurutnya, bantuan itu sengaja diserahkan pada masyarakatmelalui Kelompok Wanita Tani (KWT), untuk menjaga ketersediaan pangan ditingkat keluarga.

“Ini masih anakan. Jadi nanti dipelihara dulu. Bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, utamanya dari sisi protein. Entah nanti telurnya yang dikonsumsi atau dagingnya yang dikonsumsi,” ujar Melandrat.

Selain menjaga ketersediaan pasokan pangan keluarga, bantuan ayam kampung itu juga diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi Buleleng pada masa pandemi. 

Mengingat komoditas daging ayam cukup memengaruhi laju inflasi di Kabupaten Buleleng pada Juni lalu.

“Meski jumlahnya sedikit, tapi kami harap ini bisa memberikan pengaruh pada laju inflasi. Supaya komoditas daging ayam itu tidak terlalu memengaruhi inflasi juga,” imbuhnya.

Lebih lanjut Melandrat mengatakan, apabila telah dinyatakansiap panen, keluarga penerima bantuan diharapkan tak menjual ayam-ayam itu dalam bentuk mentah. 

Namun, dalam bentuk olahan. Sehingga memiliki nilai tambah bagi keluarga. “Makanya kami salurkan ke KWT. Karena KWT ini yang lebih concern pada olahan pangan. 

Kalau ayamnya siap panen kan bisa dijadikan olahan pangan seperti abon, ayam betutu, atau yang paling gampang ayam goreng lah. Sehingga ada nilai tambah lebihbesar yang didapat keluarga,” tandasnya. 

SINGARAJA – Ketersediaan daging ayam yang masih mempengaruhi kondisi inflasi di Buleleng, mulai dilakukan intervensi. 

Pemerintah menyalurkan seribu ekor ayam kampung pada kelompok wanita tani di Buleleng. Suplai ayam kampung itu diharapkan bisa menekan laju inflasi, sekaligus menjaga ketersediaan pasokan pangan di Buleleng.

Total ada seribu ekor anakan ayam kampung yang disalurkan. Sebanyak 350 ekor diantaranya disalurkan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Sari di Desa Musi. 

Sementara 650 ekor sisanya akan disalurkan pada KWT Praja Putri di Desa Tinga-Tinga.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng Gede Melandrat mengatakan, ayam yang dibagikan itu bukan ayam untuk kebutuhan peternakan. 

Seperti ayam pedaging atau petelur. Melainkan ayam kampung, yang biasa dipelihara oleh keluarga-keluarga di kawasan pedesaan.

Menurutnya, bantuan itu sengaja diserahkan pada masyarakatmelalui Kelompok Wanita Tani (KWT), untuk menjaga ketersediaan pangan ditingkat keluarga.

“Ini masih anakan. Jadi nanti dipelihara dulu. Bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, utamanya dari sisi protein. Entah nanti telurnya yang dikonsumsi atau dagingnya yang dikonsumsi,” ujar Melandrat.

Selain menjaga ketersediaan pasokan pangan keluarga, bantuan ayam kampung itu juga diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi Buleleng pada masa pandemi. 

Mengingat komoditas daging ayam cukup memengaruhi laju inflasi di Kabupaten Buleleng pada Juni lalu.

“Meski jumlahnya sedikit, tapi kami harap ini bisa memberikan pengaruh pada laju inflasi. Supaya komoditas daging ayam itu tidak terlalu memengaruhi inflasi juga,” imbuhnya.

Lebih lanjut Melandrat mengatakan, apabila telah dinyatakansiap panen, keluarga penerima bantuan diharapkan tak menjual ayam-ayam itu dalam bentuk mentah. 

Namun, dalam bentuk olahan. Sehingga memiliki nilai tambah bagi keluarga. “Makanya kami salurkan ke KWT. Karena KWT ini yang lebih concern pada olahan pangan. 

Kalau ayamnya siap panen kan bisa dijadikan olahan pangan seperti abon, ayam betutu, atau yang paling gampang ayam goreng lah. Sehingga ada nilai tambah lebihbesar yang didapat keluarga,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/