27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:48 AM WIB

Sudah Sebulan, Solar di Buleleng Langka, Dexlite Ikut Menipis

SINGARAJA – Komoditas solar di Kabupaten Buleleng mengalami kelangkaan sejak sebulan terakhir. Kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar, kesulitan mendapatakan komoditas ini.

Bukan hanya solar, dexlite kini juga mulai tersendat pasokannya. Sejumlah pemilik kendaraan bahkan rela memarkir kendaraannya dekat Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) agar kebagian solar.

Angkutan sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng pun kini harus mengisi dexlite, karena sulit mendapatkan solar.

Saat ini di Kabupaten Buleleng tercatat hanya ada lima SPBU yang melayani pembelian solar. Masing-masing SPBU Banyuasri, Anturan, Penarukan, Dencarik, dan Seririt.

Suplai solar pun akan habis dalam waktu sekejap. Masing-masing pengemudi bahkan hanya dijatah pembelian solar maksimal Rp 100ribu per kendaraan.

Meski solar langka, keberadaan BBM non subsidi dexlite sebagai alternatif justru ikut seret. Apabila hendak mengisi dexlite pada malam hari, pemilik kendaraan di Kota Singaraja, dipastikan kesulitan mendapatakannya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Buleleng Ketut Suparto yang dikonfirmasi, tak menampik hal tersebut.

Saat ini jatah pasokan solar di Buleleng hanya 8 ton per dua hari. Jatah itu sudah habis untuk memenuhi kebutuhan transportasi umum dan kendaraan angkutan barang di Buleleng.

“Karena pasokannya memang terbatas. Jadi sehari itu sudah pasti habis. Mungkin ini pengaruh dari penggunaan

kendaraan meningkat, sehingga kebutuhan juga meningkat. Kalau pasokan dari Depo Manggis sebenarnya lancar,” katanya.

Suparto menyatakan, solar sebenarnya dijatah untuk kendaraan angkutan dan masyarakat menengah kebawah.

Misalnya para nelayan. Namun faktanya, pasokan yang minim juga membuat warga menengah ke bawah kesulitan mengakses BBM bersubsidi.

Khusus soal pasokan dexlite, Suparto mengaku akan mengecek kondisi itu lebih lanjut. Idealnya, dexlite tidak mengalami kelangkaan. Sebab suplai dexlite tidak dijatah oleh Pertamina.

“Pengiriman dexlite itu sebenarnya kan bisa disesuaikan dengan permintaan pasar. Sebab kalau dexlite ini sudah masuk ke mekanisme pasar. Kami akan komunikasi dengan Hiswana Migas, biar dexlite ini bisa ditambah lagi,” tukasnya. 

SINGARAJA – Komoditas solar di Kabupaten Buleleng mengalami kelangkaan sejak sebulan terakhir. Kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar, kesulitan mendapatakan komoditas ini.

Bukan hanya solar, dexlite kini juga mulai tersendat pasokannya. Sejumlah pemilik kendaraan bahkan rela memarkir kendaraannya dekat Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) agar kebagian solar.

Angkutan sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng pun kini harus mengisi dexlite, karena sulit mendapatkan solar.

Saat ini di Kabupaten Buleleng tercatat hanya ada lima SPBU yang melayani pembelian solar. Masing-masing SPBU Banyuasri, Anturan, Penarukan, Dencarik, dan Seririt.

Suplai solar pun akan habis dalam waktu sekejap. Masing-masing pengemudi bahkan hanya dijatah pembelian solar maksimal Rp 100ribu per kendaraan.

Meski solar langka, keberadaan BBM non subsidi dexlite sebagai alternatif justru ikut seret. Apabila hendak mengisi dexlite pada malam hari, pemilik kendaraan di Kota Singaraja, dipastikan kesulitan mendapatakannya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Buleleng Ketut Suparto yang dikonfirmasi, tak menampik hal tersebut.

Saat ini jatah pasokan solar di Buleleng hanya 8 ton per dua hari. Jatah itu sudah habis untuk memenuhi kebutuhan transportasi umum dan kendaraan angkutan barang di Buleleng.

“Karena pasokannya memang terbatas. Jadi sehari itu sudah pasti habis. Mungkin ini pengaruh dari penggunaan

kendaraan meningkat, sehingga kebutuhan juga meningkat. Kalau pasokan dari Depo Manggis sebenarnya lancar,” katanya.

Suparto menyatakan, solar sebenarnya dijatah untuk kendaraan angkutan dan masyarakat menengah kebawah.

Misalnya para nelayan. Namun faktanya, pasokan yang minim juga membuat warga menengah ke bawah kesulitan mengakses BBM bersubsidi.

Khusus soal pasokan dexlite, Suparto mengaku akan mengecek kondisi itu lebih lanjut. Idealnya, dexlite tidak mengalami kelangkaan. Sebab suplai dexlite tidak dijatah oleh Pertamina.

“Pengiriman dexlite itu sebenarnya kan bisa disesuaikan dengan permintaan pasar. Sebab kalau dexlite ini sudah masuk ke mekanisme pasar. Kami akan komunikasi dengan Hiswana Migas, biar dexlite ini bisa ditambah lagi,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/