28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:57 AM WIB

Hasil Investasi BPJS Tembus Rp 17 Triliun, Porsi Obligasi Paling Besar

RadarBali.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS TK) terus meningkatkan nilai investasi di beberapa sektor.

Ada enam sektor yang disasar BPJS TK. Mulai dari deposito, surat utang (obligasi), saham, reksadana, investasi langsung, dan sektor properti.

Di tahun ini, hingga bulan Agustus penempatan dana investasi mencapai Rp 291 triliun. Nilai tersebut mencapai 87 persen dari target yang ditentukan hingga akhir tahun yakni Rp 297 triliun dengan harapan pencapaian melebihi target di angka Rp 316 triliun.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution mengungkapkan, dari enam investasi, porsi paling besar di sektor obligasi atau surat berharga negara (SBN).

Hal itu mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1, 36 dan 56 yang mewajibkan BPJS TK berinvestasi obligasi minimal 50 persen dari total dana investasi.

“Kalau deposito tidak terlalu besar karena peserta menginginkan retain (laba) yang tinggi. Jadi harus menyeimbangkan semuanya,” ujar Amran saat peringatan hari pelanggan nasional di kantor BPJS TK Cabang Denpasar, kemarin (5/9).

Menurut Amran,  untuk deposito tidak bisa menetapkan target pencapaian lantaran nilainya berubah-ubah.

Misalnya, saat ini nilainya mencapai 150 persen. Dengan nilai tersebut, otomatis saham yang dimiliki akan dijual karena posisinya yang tinggi.

“Hasilnya itu, uangnya nggak mungkin kami pegang terus. Pasti kami masukin deposito dulu. Nanti saat harga saham naik, saya ambil depsoitonya. Sehingga dana tersebut terutilisasi (diputar),” paparnya.

Mantan Direktur Bank Syariah Mandiri ini mengatakan, hingga Agustus lalu nilai investasi yang dihasilkan BPJS TK mencapai Rp 17 triliun.

Nilai tersebut setara 60 persen dari target ditentukan di tahun ini yang mencapai Rp 24 triliun.

“Kami cukup senang dengan hasil ini, saham kami lagi naik. Yang terpenting saat ini bagaimana menyikapi kondisi ini. Jadi, saham kami naik, karena saat masuknya juga dalam kondisi naik. Bagaimana masuknya itu harus pada posisi yang pas,” jelas Amran.

Apakah dari nilai investasi tersebut akan ada switching (pengalihan) ke sektor lain? Dia mengatakan, untuk melakukan switching berpatokan pada nilai investasi yang memiliki nilai margin rendah.

“Memang saat ini deposito lagi turun, tapi bukan berarti akan di switching. Kami akan melakukan efektivitas dari dana-dana margin yang rendah dialihkan ke dana yang tinggi,” pungkasnya. 

RadarBali.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS TK) terus meningkatkan nilai investasi di beberapa sektor.

Ada enam sektor yang disasar BPJS TK. Mulai dari deposito, surat utang (obligasi), saham, reksadana, investasi langsung, dan sektor properti.

Di tahun ini, hingga bulan Agustus penempatan dana investasi mencapai Rp 291 triliun. Nilai tersebut mencapai 87 persen dari target yang ditentukan hingga akhir tahun yakni Rp 297 triliun dengan harapan pencapaian melebihi target di angka Rp 316 triliun.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution mengungkapkan, dari enam investasi, porsi paling besar di sektor obligasi atau surat berharga negara (SBN).

Hal itu mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1, 36 dan 56 yang mewajibkan BPJS TK berinvestasi obligasi minimal 50 persen dari total dana investasi.

“Kalau deposito tidak terlalu besar karena peserta menginginkan retain (laba) yang tinggi. Jadi harus menyeimbangkan semuanya,” ujar Amran saat peringatan hari pelanggan nasional di kantor BPJS TK Cabang Denpasar, kemarin (5/9).

Menurut Amran,  untuk deposito tidak bisa menetapkan target pencapaian lantaran nilainya berubah-ubah.

Misalnya, saat ini nilainya mencapai 150 persen. Dengan nilai tersebut, otomatis saham yang dimiliki akan dijual karena posisinya yang tinggi.

“Hasilnya itu, uangnya nggak mungkin kami pegang terus. Pasti kami masukin deposito dulu. Nanti saat harga saham naik, saya ambil depsoitonya. Sehingga dana tersebut terutilisasi (diputar),” paparnya.

Mantan Direktur Bank Syariah Mandiri ini mengatakan, hingga Agustus lalu nilai investasi yang dihasilkan BPJS TK mencapai Rp 17 triliun.

Nilai tersebut setara 60 persen dari target ditentukan di tahun ini yang mencapai Rp 24 triliun.

“Kami cukup senang dengan hasil ini, saham kami lagi naik. Yang terpenting saat ini bagaimana menyikapi kondisi ini. Jadi, saham kami naik, karena saat masuknya juga dalam kondisi naik. Bagaimana masuknya itu harus pada posisi yang pas,” jelas Amran.

Apakah dari nilai investasi tersebut akan ada switching (pengalihan) ke sektor lain? Dia mengatakan, untuk melakukan switching berpatokan pada nilai investasi yang memiliki nilai margin rendah.

“Memang saat ini deposito lagi turun, tapi bukan berarti akan di switching. Kami akan melakukan efektivitas dari dana-dana margin yang rendah dialihkan ke dana yang tinggi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/