29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:15 AM WIB

Kena Dampak Erupsi, Penjualan Pernik Natal Turun 30 Persen

DENPASAR – Memasuki bulan Desember, masyarakat yang akan melaksanakan Hari Raya Natal mulai memburu sejumlah pernak pernik Natal.

Mulai dari pohon Natal dan hiasannya. Hanya saja, penjualan pernak pernik Natal tahun ini cenderung menurun jika dibanding tahun lalu.

Penurunan ini ditengarai karena sejumlah faktor. Salah satunya karena dampak erupsi Gunung Agung.

Menurut penjual pernak pernik Natal, Edi, 50, pemilik toko Surya Baru di Pertokoan Sudirman, Denpasar, penjualan turun hingga 30 persen.

Menurutnya, berkaca pada tahun lalu, memasuki bulan Desember, penjualan pernak pernik Natal cukup ramai.

“Kalau sekali pembeli masuk ada puluhan, kalau sekarang hanya satu sampai dua orang,” kata Edi kemarin.

Untuk puncak Natal yang berlangsung H-7 hingga hari H, dia belum berani memastikan, apakah penjualan bakal naik atau sebaliknya.

Ia pun belum berani memastikan apakah penjualan akan seperti tahun lalu. Ditanyakan faktor terjadinya penurunan ini, Edi mengungkapkan kondisi erupsi Gunung Agung memberi pengaruh.

Karena beberapa orang yang akan merayakan Natal di Bali tidak seramai tahun lalu. Disamping itu, dana yang seharusnya digunakan untuk membeli pernak pernik natal dialokasikan untuk sumbangan.

“Itu perkiraan saya pribadi. Selain itu turis kan banyak yang gagal ke Bali karena Gunung Agung,” kata Edi.

Untuk pohon Natal kecil dengan ukuran 60 cm dia menjual senilai Rp 80 ribu. Sementara untuk ukuran 2 sampai 6 feet (kaki) ia menjual dengan harga antara ratusan ribu hingga Rp 3 juta.

Selain pohon Natal yang paling diburu para pembeli yakni hiasan pohon Natal seperti bola, bandara, dan juga topi khas Natal dengan harga variatif antara Rp 15 ribu hingga ratusan ribu.

 “Rata-rata hampir sama yang dibeli mulai dari pohon dan juga hiasannya,” tandasnya. Salah seorang pembeli, Ayu, 28, mengaku lebih awal membeli pernak pernik Natal.

Ini dilakukan agar waktu untuk menghias pohon Natal dan beberapa persiapan lainnya semakin lengang. Tahun ini ia pun tidak membeli pohon Natal baru dan memanfaatkan pohon Natal yang ia beli tahun sebelumnya.

“Cuma beli hiasan sama asesoris lainnya aja. Karena pohon Natal di Rumah masih bagus. Saya sengaja beli di awal Desember biar punya banyak waktu untuk persiapan karena saya juga ada kerjaan lain,” pungkasnya.

DENPASAR – Memasuki bulan Desember, masyarakat yang akan melaksanakan Hari Raya Natal mulai memburu sejumlah pernak pernik Natal.

Mulai dari pohon Natal dan hiasannya. Hanya saja, penjualan pernak pernik Natal tahun ini cenderung menurun jika dibanding tahun lalu.

Penurunan ini ditengarai karena sejumlah faktor. Salah satunya karena dampak erupsi Gunung Agung.

Menurut penjual pernak pernik Natal, Edi, 50, pemilik toko Surya Baru di Pertokoan Sudirman, Denpasar, penjualan turun hingga 30 persen.

Menurutnya, berkaca pada tahun lalu, memasuki bulan Desember, penjualan pernak pernik Natal cukup ramai.

“Kalau sekali pembeli masuk ada puluhan, kalau sekarang hanya satu sampai dua orang,” kata Edi kemarin.

Untuk puncak Natal yang berlangsung H-7 hingga hari H, dia belum berani memastikan, apakah penjualan bakal naik atau sebaliknya.

Ia pun belum berani memastikan apakah penjualan akan seperti tahun lalu. Ditanyakan faktor terjadinya penurunan ini, Edi mengungkapkan kondisi erupsi Gunung Agung memberi pengaruh.

Karena beberapa orang yang akan merayakan Natal di Bali tidak seramai tahun lalu. Disamping itu, dana yang seharusnya digunakan untuk membeli pernak pernik natal dialokasikan untuk sumbangan.

“Itu perkiraan saya pribadi. Selain itu turis kan banyak yang gagal ke Bali karena Gunung Agung,” kata Edi.

Untuk pohon Natal kecil dengan ukuran 60 cm dia menjual senilai Rp 80 ribu. Sementara untuk ukuran 2 sampai 6 feet (kaki) ia menjual dengan harga antara ratusan ribu hingga Rp 3 juta.

Selain pohon Natal yang paling diburu para pembeli yakni hiasan pohon Natal seperti bola, bandara, dan juga topi khas Natal dengan harga variatif antara Rp 15 ribu hingga ratusan ribu.

 “Rata-rata hampir sama yang dibeli mulai dari pohon dan juga hiasannya,” tandasnya. Salah seorang pembeli, Ayu, 28, mengaku lebih awal membeli pernak pernik Natal.

Ini dilakukan agar waktu untuk menghias pohon Natal dan beberapa persiapan lainnya semakin lengang. Tahun ini ia pun tidak membeli pohon Natal baru dan memanfaatkan pohon Natal yang ia beli tahun sebelumnya.

“Cuma beli hiasan sama asesoris lainnya aja. Karena pohon Natal di Rumah masih bagus. Saya sengaja beli di awal Desember biar punya banyak waktu untuk persiapan karena saya juga ada kerjaan lain,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/