29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:56 AM WIB

PLN Distribusi Bali Sosialisasikan Cadangan Listik di Bali

RadarBali.com– Tim PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Bali berkunjung ke kantor Jawa Pos Radar Bali, Selasa (6/2) kemarin.

Di samping dalam rangka silaturahmi, PLN Distribusi Bali juga memperkenalkan sejumlah program dalam mengatasi status siaga listrik di Bali.

Rombongan PLN Distribusi Bali disambut langsung Direktur Jawa Pos Radar Bali Justin M. Herman.

 Dalam kesempatan tersebut Manager Unit Pelaksanaan Proyek (UPP) Jaringan II Jawa Bagian Timur dan Bali (JBTB) PT PLN, Indrayoga Suharto menyampaikan tentang antisipasi PLN akan pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan Bali melalui saluran Jawa-Bali yang disebut dengan Jawa Bali Crossing (JBC).

Menurutnya, JBC sangat diperlukan karena pasokan listrik Bali pada status siaga. Apabila tidak segera dirancangkan solusi, maka diperkirakan pada tahun 2020-2021 cadangan listrik di Bali akan habis.

PLN sendiri rencananya tetap akan melakukan pembangunan menara JBC yang nantinya akan menghubungkan pasokan listrik dari Jawa ke Bali melalui kabel udara yang dihubungan lewat dua menara setinggi 376 meter dengan menyediakan saluran sebesar 2.800 MW.

“Dengan pertumbuhan hotel, pariwisata tumbuh akan menyerap pasokan listrik, dan mengamankan pasokan listrik ini disinergikan dengan visi misi gubernur Bali dan solusi paling tepat dengan menyediakan saluran 2.800 megawatt dari Watu Dodol, Jawa Timur sampai Antasari, Tabanan menggunakan kabel udara. Ini akan menjadi menara tertinggi di dunia,” jelas Indrayoga.

Indrayoga Suharto menjelaskan, nantinya tower akan melintasi Selat Bali sejauh 2,68 kilometer, dan untuk kabel yang melintas di Selat Bali akan berada sekitar 70 meter dari permukaan laut. Sementara pasokan listrik akan di kirim 200 MW bertahap sesuai kebutuhan listrik di Bali, dan upaya ini dianggap mampu untuk menutup kebutuhan listrik di Bali selama 10 hingga 15 tahun ke depan.

 “Sudah ada perizinan dari Menteri Perhubungan, sebab kapal yang melintasi perairan selat Bali yang paling tinggi adalah 42 meter.

Ini aman dari aspek lingkungan hidup. AMDAL sudah dapat dari Kementerian Lingkungan Hidup,” tutur Indrayoga. “Intinya apabila sudah menyangkut kepentingan banyak orang, pasti media akan mendukung,” timpal Justin M. Herman.

RadarBali.com– Tim PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Bali berkunjung ke kantor Jawa Pos Radar Bali, Selasa (6/2) kemarin.

Di samping dalam rangka silaturahmi, PLN Distribusi Bali juga memperkenalkan sejumlah program dalam mengatasi status siaga listrik di Bali.

Rombongan PLN Distribusi Bali disambut langsung Direktur Jawa Pos Radar Bali Justin M. Herman.

 Dalam kesempatan tersebut Manager Unit Pelaksanaan Proyek (UPP) Jaringan II Jawa Bagian Timur dan Bali (JBTB) PT PLN, Indrayoga Suharto menyampaikan tentang antisipasi PLN akan pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan Bali melalui saluran Jawa-Bali yang disebut dengan Jawa Bali Crossing (JBC).

Menurutnya, JBC sangat diperlukan karena pasokan listrik Bali pada status siaga. Apabila tidak segera dirancangkan solusi, maka diperkirakan pada tahun 2020-2021 cadangan listrik di Bali akan habis.

PLN sendiri rencananya tetap akan melakukan pembangunan menara JBC yang nantinya akan menghubungkan pasokan listrik dari Jawa ke Bali melalui kabel udara yang dihubungan lewat dua menara setinggi 376 meter dengan menyediakan saluran sebesar 2.800 MW.

“Dengan pertumbuhan hotel, pariwisata tumbuh akan menyerap pasokan listrik, dan mengamankan pasokan listrik ini disinergikan dengan visi misi gubernur Bali dan solusi paling tepat dengan menyediakan saluran 2.800 megawatt dari Watu Dodol, Jawa Timur sampai Antasari, Tabanan menggunakan kabel udara. Ini akan menjadi menara tertinggi di dunia,” jelas Indrayoga.

Indrayoga Suharto menjelaskan, nantinya tower akan melintasi Selat Bali sejauh 2,68 kilometer, dan untuk kabel yang melintas di Selat Bali akan berada sekitar 70 meter dari permukaan laut. Sementara pasokan listrik akan di kirim 200 MW bertahap sesuai kebutuhan listrik di Bali, dan upaya ini dianggap mampu untuk menutup kebutuhan listrik di Bali selama 10 hingga 15 tahun ke depan.

 “Sudah ada perizinan dari Menteri Perhubungan, sebab kapal yang melintasi perairan selat Bali yang paling tinggi adalah 42 meter.

Ini aman dari aspek lingkungan hidup. AMDAL sudah dapat dari Kementerian Lingkungan Hidup,” tutur Indrayoga. “Intinya apabila sudah menyangkut kepentingan banyak orang, pasti media akan mendukung,” timpal Justin M. Herman.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/