DENPASAR – Perekonomian Bali pada semester I 2018 tumbuh sebesar 5,86 persen. Pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha pada semester ini terjadi pada Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial yang tercatat tumbuh sebesar 9,37 persen diikuti oleh Jasa Pendidikan yang tumbuh sebesar 9,27 persen dan selanjutnya dicapai oleh lapangan usaha Konstruksi sebesar 9,26 persen.
Sementara itu untuk lapangan usaha Informasi dan Komunikasi serta lapangan usaha Jasa Lainnya masing-masing tumbuh sebesar 9,00 persen dan 8,41 persen.
Pertumbuhan yang tinggi dari lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tidak lepas dari adanya belanja sosial sebagai akibat dari semakin banyaknya jasa kesehatan yang melayani pasien JKN.
“Kemudahan ini mendorong masyarakat untuk semakin peduli pada kesehatannya, sehingga menguatkan aktivitas produksi
pada lapangan usaha ini,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan.
Pertumbuhan ekonomi Bali secara yoy atau perbandingan triwulan II tahun ini dengan triwulan II tahun 2017, tercatat sebesar 6,09 persen.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Konstruksi yang tercatat tumbuh sebesar 9,48 persen, diikuti lapangan usaha Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial yang tumbuh sebesar 9,44 persen, Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 9,30 persen dan Jasa Lainnya tumbuh sebesar 9,29 persen.
Bila dilihat secara q-to-q, penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II tahun ini, didominasi oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib tercatat sebesar 0,88 persen, diikuti oleh penyediaan akomodasi dan makan minum tercatat sebesar 0,68 persen, serta dari lapangan usaha Konstruksi sebesar 0,35 persen.
“Dengan bertumbuhnya kedatangan wisman ke Bali 22 persen, ini berimbas pada perekonomian Bali, karena sektor penyumbang besarnya ada di Pariwisata,” terangnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, selain akomodasi hampir semua lapangan usaha menunjukkan perbaikan yang besar.
Besaran pertumbuhan dominan terjadi pada tiga sektor, seperti pemerintahan, pendidikan dan kesehatan.
“Tidak hanya ekonomi, namun indikator sosialnya juga mengalami perbaikan,” paparnya. Namun, untuk sektor Pertambangan dan Penggalian
serta Jasa keuangan dan Asuransi yang mengalami pertumbuhan negatif masing-masing sebesar -3,12 persen dan -0,31 persen.
Terkait hal ini Analis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Umran Usman menuturkan laju perekonomian Bali saat ini masih tertahan khususnya sektor kredit.
“NPL saat ini kan masih tinggi, sehingga pihak perbankan harus menyelesaikan NPL ini dulu dan lebih selektif dalam menyalurkan kredit,” pungkasnya.