RadarBali.com – Krisis guide bahasa mandarin yang terjadi di Bali menuai berbagai reaksi dari warga net.
Berdasar data Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, terdapat 1.200 guide mandarin di Bali. Namun sangat miris ketika dari ribuan guide tersebut, guide lokal asli Bali hanya berjumlah 10 orang.
Kondisi ini pun dianggap menggerus budaya, adat dan agama di Bali ke depan. Pasalnya, mereka (guide) tidak paham betul untuk menjelaskan kondisi budaya, agama dan adat istiadat di Bali.
Lantaran dianggap hanya berorientasi pada uang, tanpa memikirkan nilai-nilai luhur yang terdapat pada wisata-wisata di Bali yang banyak berkaitan dengan budaya.
Fenomena tersebut pun memantik berbagai reaksi dari warga net di media sosial. Tak sedikit yang menyadari, namun tak sedikit juga yang menentang.
Seperti yang diungkapkan oleh pemilik akun facebook Made Yasa. Dengan adanya rumor bahwa selain guide mandarin yang serumpun tidak akan diterima menjadi guide di travel agen Tiongkok.
“Travel mandarin yang ngk menerima orang Bali dicabut ijin nya,” tulisnya. Sementara pemilik akun facebook Dua Windu mengaku belajar bahasa mandarin cukup sulit.
“Belajar bahasa mandarin yg baik dan benar sulit dan lama. Tak semua orang berbakat belajar bahasa,” tulis dia.
“Tamu cina cerewetnya minta ampun pak makanya jarang yang minat bawa turis cina,” lontar Antoro. Menarik untuk ditunggu, kira-kira respons apa yang diambil HPI dan Dispar Bali.