SEMARAPURA– Gempa bumi berkekuatan 7.0 SR yang berpusat di Lombok, Minggu (5/8), berdampak terhadap tingkat hunian penginapan di Nusa Penida.
Tingkat hunian di Nusa Penida turun alias anjlok drastis.
Bukan karena murni gempa, tetapi penurunan disebabkan adanya berita hoax yang tersebar ke wisatawan dan para pelaku pariwisata
Ketua PHRI Klungkung, I Wayan Kariana, yang dikonfirmasi Kamis (9/8) membenarkan.
Menurutnya, penurunan hunian di Nusa Penida, itu dipicu karena tersebarnya kabar tidak benari kalangan pelaku industri pariwisata mengenai kondisi Nusa Penida pascagempa Lombok.
Tersebar kabar, terjadi kerusakan di Nusa Penida pasca gempa terjadi sehingga tidak ada boat yang datang ke Nusa Penida.
Kabar itu tersebar setelah ada video evakuasi wisatawan dari Gili Trawangan yang beredar di medis sosial.
“Mungkin beberapa orang menduga Nusa Penida itu dekat dengan Gili Trawangan. Karena sehari setelah gempa ada video beredar di media sosial tentang kerumunan orang yang dievakuasi dari Gili Trawangan dengan menggunakan Speedboat,” ujarnya.
Sebagai klarifikasi mencuatnya kabar Hoax, Kariana menegaskan Nusa Penida aman untuk dikunjungi wisatawan.
“Begitu juga dengan boat hingga saat ini normal membawa penumpang dari dan menuju Nusa Penida,” tandasnya.
Sementara, Sekretaris PHRI Klungkung, I Wayan Sukadana menambahkan, dengan adanya hoax yang tersebar itu, terjadi pembatalan pemesanan penginapan di Nusa Penida.
Jika di bulan Agustus biasanya tingkat hunian penginapan di Nusa Penida mencapai 100 persen, kini hanya 80 persen saja.
“Dampaknya terjadi hingga saat ini,” ungkapnya. Untuk itu, pihaknya berharap, para pelaku industri pariwisata lainnya di Nusa Penida aktif memberikan informasi dan klarifikasi mengenai kondisi Nusa Penida yang sebenarnya.