RadarBali.com – Pemprov Bali harus pontang-panting mengejar target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2017.
Pasalnya, pendapatan dari sektor pajak kendaraan bermotor yang menjadi andalan meleset dari target.
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Bali menargetkan pendapatan Rp 1,168 triliun. Tapi, Bapenda baru bisa merealisasikan 45 persen pada triwulan kedua 2017.
Alhasil, pendapatan yang belum tercapai menembus Rp 580 miliar lebih. Ironisnya, kekurangan target itu juga sulit tercapai.
Kepala Bapenda Provinsi Bali, Made Santha mengatakan, meski sulit Bapenda terus berusaha menutupi kekurangan target.
Menurut Santha, target tidak tercapai karena Bea Balik Nama (BBN) kesatu atau pajak yang didapat dari pembelian kendaraan baru tak tercapai.
“Tahu sendiri, sekarang ekonomi sedang lesu. Penjualan kendaraan roda empat menurun 15 – 20 persen. Inilah penyebab BBN kesatu tak tercapai,” jelas Santha dikonfirmasi kemarin (11/7).
Lebih lanjut dijelaskan, selain kendaraan roda empat, pembelian roda dua juga menurun. Bapenda sudah mengumpulkan seluruh dealer di Bali dan gabungan pengusaha otomotif, guna membahas proyeksi penjualan kendaraan di Bali dan nasional.
Dari pembahasan tersebut, menurut Santha, dealer dan para pengusaha otomotif juga mengeluh.
“Dealer dan pengusaha otomotif ternyata datanya sama dengan kami, penjualan kendaraan baru menurun 20 persen,” papar mantan Kepala Dishub itu.