29.2 C
Jakarta
25 November 2024, 20:01 PM WIB

Lima Outlet Hardys Tutup, Pengusaha Ritel Bali Diminta Tidak Panik

DENPASAR – Lima dari sembilan outlet Hardys yang tutup setelah diambil alih PT Arta Sedana Retailindo membuat sejumlah masyarakat penasaran.

Kondisi ini mendapat perhatian sejumlah pihak, salah satunya Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali.

Aprindo menduga, penutupan lima outlet ini lantaran permasalahan yang cukup pelik di internal manajemen PT Arta Sedana Retailindo.

Ketua Aprindo Bali Gusti Ketut Sumardayasa didampingi Sekretaris Aprindo I Made Abdi Negara mengungkapkan, penutupan ini tidak berkaitan dengan adanya perlambatan ekonomi yang selama ini terjadi.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi Bali justru berada di atas capaian nasional. Selain itu, konsumsi masyarakat juga dinilai cukup baik meski sempat mengalami penurunan di akhir tahun akibat dari pengaruh erupsi Gunung Agung.

“Pertengahan tahun 2016 lalu, Hardys memang sudah mengalami permasalahan. Dan permasalahan ini tidak bisa diselesaikan oleh manajemen baru,” ujar Ketut Sumardayasa.

Abdi Negara menambahkan, dengan kondisi ini dia berharap Peritel di Bali tidak mengalami kepanikan.

Dia berharap pemerintah turun tangan dan segera melakukan koordinasi dan komunikasi dengan para pihak terkait.

“Ini harus dilihat sebagai sebuah kejadian luar biasa, karena penutupan ini termasuk skala besar,” imbuhnya.

Lima Outlet Hardys yang ditutup pasca diambil alih oleh PT Arta Sedana Retailindo yakni di Jembarana, Tabanan, Kuta, Panjer dan Singaraja.

Sebelumnya outlet juga telah tutup di Kawasan Karangasem dan juga Siyut, Bangli. 

DENPASAR – Lima dari sembilan outlet Hardys yang tutup setelah diambil alih PT Arta Sedana Retailindo membuat sejumlah masyarakat penasaran.

Kondisi ini mendapat perhatian sejumlah pihak, salah satunya Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali.

Aprindo menduga, penutupan lima outlet ini lantaran permasalahan yang cukup pelik di internal manajemen PT Arta Sedana Retailindo.

Ketua Aprindo Bali Gusti Ketut Sumardayasa didampingi Sekretaris Aprindo I Made Abdi Negara mengungkapkan, penutupan ini tidak berkaitan dengan adanya perlambatan ekonomi yang selama ini terjadi.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi Bali justru berada di atas capaian nasional. Selain itu, konsumsi masyarakat juga dinilai cukup baik meski sempat mengalami penurunan di akhir tahun akibat dari pengaruh erupsi Gunung Agung.

“Pertengahan tahun 2016 lalu, Hardys memang sudah mengalami permasalahan. Dan permasalahan ini tidak bisa diselesaikan oleh manajemen baru,” ujar Ketut Sumardayasa.

Abdi Negara menambahkan, dengan kondisi ini dia berharap Peritel di Bali tidak mengalami kepanikan.

Dia berharap pemerintah turun tangan dan segera melakukan koordinasi dan komunikasi dengan para pihak terkait.

“Ini harus dilihat sebagai sebuah kejadian luar biasa, karena penutupan ini termasuk skala besar,” imbuhnya.

Lima Outlet Hardys yang ditutup pasca diambil alih oleh PT Arta Sedana Retailindo yakni di Jembarana, Tabanan, Kuta, Panjer dan Singaraja.

Sebelumnya outlet juga telah tutup di Kawasan Karangasem dan juga Siyut, Bangli. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/