28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:01 AM WIB

Perpadi Turunkan Harga Jual Gabah, Sayang Harga Beras Masih Diatas HET

NEGARA – Jelang Hari Raya Nyepi, harga kebutuhan pokok di Jembrana masih relatif stabil, kecuali harga beras yang masih tinggi.

Padahal, harga beras dari penggilingan padi atau produsen beras sudah menurun dari harga sebelumnya saat gabah langka.

Namun demikian, penurunan harga beras di tingkat produsen ini masih diatas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana I Made Gede Budiartha mengatakan,

harga kebutuhan bahan pokok jelang nyepi saat ini masih terpantau relatif stabil. Belum ada gejolak kenaikan harga yang cukup signifikan di pasar meski kebutuhan untuk Hari Raya Nyepi mengalami peningkatan.

“Belum ada kenaikan, sementara masih terpantau relatif stabil,” jelasnya. Mengenai harga beras yang masih tinggi, tidak hanya terjadi di Jembrana.

Kondisi ini terjadi secara nasional, harga beras masih cukup tinggi bahkan diatas HET. Mantan Kabaghumas dan protokol ini, juga mengatakan melakukan pemantauan rutin ke sejumlah pasar di Jembrana, untuk mengantisipasi lonjakan harga.

Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana I Putu Sentana mengatakan, harga beras dari penggilingan pada toko atau agen sejak seminggu terakhir sudah turun menjadi Rp 9500 per-kilogram.

Dibanding dari sebelumnya, harga beras masih mencapai Rp 10 ribu per kilogram. “Nantinya, toko atau agen ini biasanya menjual lagi naikkan keuntungan sekitar Rp 200,” jelasnya.

Sentana mengakui harga dari produsen ini masih tinggi, sehingga harga eceran masih lebih tinggi dari HET. Menurutnya, tingginya harga beras ini dipengaruhi harga gabah yang masih mahal.

Meski sudah mulai musim panen, harga setiap kilogram gabah untuk penggilingan saat ini Rp 4.800 dan harga gabah di sawah Rp 4.700.

Harga tersebut masih jauh diatas harga pembelian pemerintah (HPP) yang hanya sebesar Rp 3.700 per-kilogram.

Kondisi ini tidak berbeda jauh di saat sebelum musim panen, penurunan harga gabah ini tidak terlalu signifikan.

Meski sudah ada penurunan harga gabah ini dari sebelumnya, harga gabah yang masih terbilang mahal sehingga mempengaruhi harga beras.

“Semestinya kalau harga gabah turun, harga beras turun. Tidak tahu dimana masalahnya, harga beras masih tetap tinggi meski harga gabah turun,” terangnya. (

NEGARA – Jelang Hari Raya Nyepi, harga kebutuhan pokok di Jembrana masih relatif stabil, kecuali harga beras yang masih tinggi.

Padahal, harga beras dari penggilingan padi atau produsen beras sudah menurun dari harga sebelumnya saat gabah langka.

Namun demikian, penurunan harga beras di tingkat produsen ini masih diatas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana I Made Gede Budiartha mengatakan,

harga kebutuhan bahan pokok jelang nyepi saat ini masih terpantau relatif stabil. Belum ada gejolak kenaikan harga yang cukup signifikan di pasar meski kebutuhan untuk Hari Raya Nyepi mengalami peningkatan.

“Belum ada kenaikan, sementara masih terpantau relatif stabil,” jelasnya. Mengenai harga beras yang masih tinggi, tidak hanya terjadi di Jembrana.

Kondisi ini terjadi secara nasional, harga beras masih cukup tinggi bahkan diatas HET. Mantan Kabaghumas dan protokol ini, juga mengatakan melakukan pemantauan rutin ke sejumlah pasar di Jembrana, untuk mengantisipasi lonjakan harga.

Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana I Putu Sentana mengatakan, harga beras dari penggilingan pada toko atau agen sejak seminggu terakhir sudah turun menjadi Rp 9500 per-kilogram.

Dibanding dari sebelumnya, harga beras masih mencapai Rp 10 ribu per kilogram. “Nantinya, toko atau agen ini biasanya menjual lagi naikkan keuntungan sekitar Rp 200,” jelasnya.

Sentana mengakui harga dari produsen ini masih tinggi, sehingga harga eceran masih lebih tinggi dari HET. Menurutnya, tingginya harga beras ini dipengaruhi harga gabah yang masih mahal.

Meski sudah mulai musim panen, harga setiap kilogram gabah untuk penggilingan saat ini Rp 4.800 dan harga gabah di sawah Rp 4.700.

Harga tersebut masih jauh diatas harga pembelian pemerintah (HPP) yang hanya sebesar Rp 3.700 per-kilogram.

Kondisi ini tidak berbeda jauh di saat sebelum musim panen, penurunan harga gabah ini tidak terlalu signifikan.

Meski sudah ada penurunan harga gabah ini dari sebelumnya, harga gabah yang masih terbilang mahal sehingga mempengaruhi harga beras.

“Semestinya kalau harga gabah turun, harga beras turun. Tidak tahu dimana masalahnya, harga beras masih tetap tinggi meski harga gabah turun,” terangnya. (

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/