26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:19 AM WIB

CATAT! Geser Tabanan, Produksi Padi Jembrana Tertinggi di Bali

NEGARA – Upaya untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya tanaman padi di Jembrana mulai membuahkan hasil.

Produktivitas hasil pertanian petani Jembrana tiap musimnya meningkat. Dari hasil evaluasi yang dilakukan secara rutin oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Propinsi Bali,

produksi pertanian Jembrana menempati  di peringkat atas di Bali, bahkan mampu mengungguli produksi dari subak-subak lainnya di Bali.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, hasil panen subak di Jembrana

mampu berproduksi antara 7,5-8,5 ton per-hektar dari  6. 725 hektar luas areal subak yang ada di kabupaten Jembrana.

“Hasil itu merupakan yang tertinggi di Bali,“ jelas Sutama kemarin. Menurutnya, untuk mempertahankan capaian itu, dilakukan dengan berbagai upaya konkret serta pendampingan dilapangan.

Hal itu agar jumlah pemanfaatan luas tanam bisa terpenuhi target realisasinya. Di antaranya, melalui pemenuhan pupuk, penyediaan varietas benih unggul, percepatan pengolahan tanam dengan alat mesin pertanian.

“Kita bantu petani memenuhi hal-hal tersebut guna mendorong produksi pertanian. Anggarannya, dialokasikan dari bantuan APBD, bantuan provisnsi dan ada juga dari pusat,” ujarnya.

Sementara terkait sarana produksi, khususnya pengadaan pupuk, pendistribusian menggunakan sistem pipa tertutup.

Jadi, pupuk  hanya bisa didistribusikan sesuai  rencana definitif kebutuhan kelompok petani (RDKK) yang diajukan subak.

Karena itu, kalau ada lahan yang sampai saat ini belum tercover di RDKK diharapkan segera disesuaikan oleh kelian subak bersama PPL pertanian di lapangan.

“Ini sangat penting mengingat, hasil produksi yang maksimal bergantung dari sarana yang ada terutama masalah pupuk itu sendiri,”ungkapnya.

Sutama menambahkan, setiap hektar sawah petani membutuhkan pupuk urea sebanyak 200 kg, NPK 200-300 kg.

Jika pola ini diterapkan tepat sasaran dan tepat waktu pihaknya yakin produksi pertanian Jembrana akan selalu meningkat.

Kedepan, para petani Jembrana juga akan difasilitasi kartu tani yang memungkinkan segala macam bantuan subsidi pemerintah diterima secara langsung.

Dengan kartu tani itu, distribusi pupuk subsidi akan lebih tepat sasaran dan efisien. 

NEGARA – Upaya untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya tanaman padi di Jembrana mulai membuahkan hasil.

Produktivitas hasil pertanian petani Jembrana tiap musimnya meningkat. Dari hasil evaluasi yang dilakukan secara rutin oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Propinsi Bali,

produksi pertanian Jembrana menempati  di peringkat atas di Bali, bahkan mampu mengungguli produksi dari subak-subak lainnya di Bali.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, hasil panen subak di Jembrana

mampu berproduksi antara 7,5-8,5 ton per-hektar dari  6. 725 hektar luas areal subak yang ada di kabupaten Jembrana.

“Hasil itu merupakan yang tertinggi di Bali,“ jelas Sutama kemarin. Menurutnya, untuk mempertahankan capaian itu, dilakukan dengan berbagai upaya konkret serta pendampingan dilapangan.

Hal itu agar jumlah pemanfaatan luas tanam bisa terpenuhi target realisasinya. Di antaranya, melalui pemenuhan pupuk, penyediaan varietas benih unggul, percepatan pengolahan tanam dengan alat mesin pertanian.

“Kita bantu petani memenuhi hal-hal tersebut guna mendorong produksi pertanian. Anggarannya, dialokasikan dari bantuan APBD, bantuan provisnsi dan ada juga dari pusat,” ujarnya.

Sementara terkait sarana produksi, khususnya pengadaan pupuk, pendistribusian menggunakan sistem pipa tertutup.

Jadi, pupuk  hanya bisa didistribusikan sesuai  rencana definitif kebutuhan kelompok petani (RDKK) yang diajukan subak.

Karena itu, kalau ada lahan yang sampai saat ini belum tercover di RDKK diharapkan segera disesuaikan oleh kelian subak bersama PPL pertanian di lapangan.

“Ini sangat penting mengingat, hasil produksi yang maksimal bergantung dari sarana yang ada terutama masalah pupuk itu sendiri,”ungkapnya.

Sutama menambahkan, setiap hektar sawah petani membutuhkan pupuk urea sebanyak 200 kg, NPK 200-300 kg.

Jika pola ini diterapkan tepat sasaran dan tepat waktu pihaknya yakin produksi pertanian Jembrana akan selalu meningkat.

Kedepan, para petani Jembrana juga akan difasilitasi kartu tani yang memungkinkan segala macam bantuan subsidi pemerintah diterima secara langsung.

Dengan kartu tani itu, distribusi pupuk subsidi akan lebih tepat sasaran dan efisien. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/