29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:17 AM WIB

Tingkatkan Harga, Bupati Dana Rancang Penjualan Salak Lintas Kabupaten

AMLAPURA – Kondisi anjloknya harga buah salak yang terlampau murah di musim panen menarik perhatian Bupati Karangasem, I Gede Dana.

Bupati Dana mengaku belum bisa berbuat banyak mengingat di tengah masa Covid-19 dan jabatan bupati yang diemban masih dalam hitungan hari.

Politisi PDIP ini mengaku cukup prihatin dengan kondisi harga salak saat ini yang memiliki harga sangat murah. Ketika kondisi ini dibiarkan, akan membuat gairah petani untuk berkebun semakin rendah.

“Tapi, dengan kondisi Covid-19 seperti ini kami belum bisa berbuat apa-apa. Kami baru saja dilantik sekian hari. Padahal saya sudah berkeinginan bagaimana perkebunan salak ini bisa dijual lintas kabupaten,” ujarnya.

Untuk saat ini, pihaknya hanya bisa mengimbau masyarakat agar masyarakat Bali, khususnya masyarakat Karangasem untuk menggunakan buah lokal terutama salak.

Terlebih saat upacara keagamaan. “Bantulah saduara-saudara kita, jangan dulu menggunakan buah impor termasuk saat upacara keagamaan.

Gunakan buah lokal khususnya salak. Agar harganya layak, tidak murah dan tidak juga mahal,” harap Bupati Dana.

Dirinya pernah mencanangkan, di Karangasem bisa berdiri pabrik wine salak dan juga olahan-olahan jajanan berbahan dasar salak.

Namun, rencana tersebut merupakan rencana jangka panjang yang harus dirancang dengan matang.

“Termasuk membuat BUMD juga sehingga ini bisa mengakomodir produk-produk masyarakat Karangasem. Khususnya sektor pertanian dan perkebunan.

Dengan begitu bisa meningkatkan penghasilan para petani kita di Karangasem,” tandas Ketua DPC PDIP Karangasem ini.

Sekadar informasi, sejak dua minggu belakangan harga salak di Karangasem sangat murah. Sehingga sebagian besar petani salak di Karangasem seperti di Desa Sibetan, tidak memanen hasilnya.

Terutama perkebunan yang letaknya jauh dari akses jalan. Hal itu dilakukan mengingat harga salak dengan anggaran produksi tidak seimbang.

Belum lagi dibebani ongkos panen dan lainnya. Di pasar tradisional wilayah Karangasem sendiri harga salak hanya berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 3.000 per kilogram. 

AMLAPURA – Kondisi anjloknya harga buah salak yang terlampau murah di musim panen menarik perhatian Bupati Karangasem, I Gede Dana.

Bupati Dana mengaku belum bisa berbuat banyak mengingat di tengah masa Covid-19 dan jabatan bupati yang diemban masih dalam hitungan hari.

Politisi PDIP ini mengaku cukup prihatin dengan kondisi harga salak saat ini yang memiliki harga sangat murah. Ketika kondisi ini dibiarkan, akan membuat gairah petani untuk berkebun semakin rendah.

“Tapi, dengan kondisi Covid-19 seperti ini kami belum bisa berbuat apa-apa. Kami baru saja dilantik sekian hari. Padahal saya sudah berkeinginan bagaimana perkebunan salak ini bisa dijual lintas kabupaten,” ujarnya.

Untuk saat ini, pihaknya hanya bisa mengimbau masyarakat agar masyarakat Bali, khususnya masyarakat Karangasem untuk menggunakan buah lokal terutama salak.

Terlebih saat upacara keagamaan. “Bantulah saduara-saudara kita, jangan dulu menggunakan buah impor termasuk saat upacara keagamaan.

Gunakan buah lokal khususnya salak. Agar harganya layak, tidak murah dan tidak juga mahal,” harap Bupati Dana.

Dirinya pernah mencanangkan, di Karangasem bisa berdiri pabrik wine salak dan juga olahan-olahan jajanan berbahan dasar salak.

Namun, rencana tersebut merupakan rencana jangka panjang yang harus dirancang dengan matang.

“Termasuk membuat BUMD juga sehingga ini bisa mengakomodir produk-produk masyarakat Karangasem. Khususnya sektor pertanian dan perkebunan.

Dengan begitu bisa meningkatkan penghasilan para petani kita di Karangasem,” tandas Ketua DPC PDIP Karangasem ini.

Sekadar informasi, sejak dua minggu belakangan harga salak di Karangasem sangat murah. Sehingga sebagian besar petani salak di Karangasem seperti di Desa Sibetan, tidak memanen hasilnya.

Terutama perkebunan yang letaknya jauh dari akses jalan. Hal itu dilakukan mengingat harga salak dengan anggaran produksi tidak seimbang.

Belum lagi dibebani ongkos panen dan lainnya. Di pasar tradisional wilayah Karangasem sendiri harga salak hanya berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 3.000 per kilogram. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/