DENPASAR – Stok beras di Bali masih cukup untuk beberapa bulan ke depan. Namun, di tengah menumpuknya stok beras lokal, serbuan beras dari luar Bali terus terjadi.
Ironisnya, kondisi ini diperparah dengan rencana pemerintah yang akan kembali melakukan impor beras sebesar 1 juta ton.
Hal ini jelas disesalkan Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Bali. Ketua Perpadi Bali AA Made Sukawetan menjelaskan, rencana pemerintah impor beras pada bulan Agustus ini merugikan petani.
“Saya berharap tidak ada impor. Tapi kami kan gak bisa berbuat apa, hanya mengikuti alur saja,” sesalnya.
Untuk Bali sendiri, akan memasuki masa panen raya ke dua di bulan November. “Kalau ditambah impor, stok beras kian menumpuk,” bebernya.
Disinggung mengenai prediksi panen mendatang, ia belum menyampaikan. Pun saat ditanyakan realisasi panen raya pada bulan April lalu.
Namun berdasar pengelaman, panen kedua, biasanya tidak terlalu maksimal. Ini lantaran kondisi cuaca dan juga ada sebagian petani yang beralih ke tanaman lain.
“Yang jelas hasilnya di bawah panen raya bulan April. Kalau per are biasanya mampu menghasilkan 56 persen, kalau panen raya kedua mungkin antara 48 sampai 50 persen saja,” pungkasnya.