26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:35 AM WIB

Stok Kosong, Buyer Pilih Investasi Emas UBS, Geser Antam

RadarBali.com – Emas PT Aneka Tambang (Antam) yang sebelumnya paling diminati masyarakat sebagai langkah investasi, kini tergeser oleh kehadiran emas PT Untung Bersama Sejahtera (UBS).

Kondisi ini terjadi buntut dari kekosongan stok selama dua bulan. Untuk memenuhi kekosongan tersebut, beberapa penjual emas salah satunya PT Pegadaian (persero) Kanwil VII Denpasar menjalin kerjasama dengan pihak UBS untuk memenuhi permintaan pasar.

Humas PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar Made Mariawan mengungkapkan, tanpa ada alasan yang jelas pihak Antam tidak memberikan pesanan dari pihak Pegadaian.

Padahal, selama ini Pegadaian di Bali hanya menjual emas Antam. “Sebagai langkah alternatif kami beralih ke UBS, karena permintaan pasar berinvestasi emas cukup besar,” ujar Mariawan, Kamis (20/7) kemarin.

Harga emas UBS per tanggal 20 Juli mencapai Rp  589.000 per gram. Sedangkan untuk harga pembelian tunai di Galeri 24 mencapai Rp 603.725, termasuk margin penjualan sebanyak 2,5 persen.

Sedangkan untuk harga emas Antam di banderol Rp 596.000 per gram. Sedangkan untuk pembelian di Galeri24 Rp 610.000 dengan margin yang sama.

Selisih harga antara emas UBS dengan Antam berkisar Rp 7.000 per gram. “Kalau kualitas sama. Yang beda hanya sertifikat. UBS masih SNI, sedangkan Antam internasional,” bebernya.

Mariawan mengakui saat ini Pegadaian memberikan variasi pilihan kepada masyarakat. Namun jika dilihat dari segi permintaan, emas UBS lebih tinggi dari Antam.

Seminggu lalu misalnya, pemesanan emas UBS mencapai 540 keping sedangkan Antam hanya 484 keping saja.

Disinggung komposisi penjualan, Mariawan mengaku belum ada rekapitulasi dari penjualan keduanya. “Saya sudah tanya kepada bidang yang spesifik menangani ini, tapi katanya belum direkap,” bebernya.

Saat ini investasi emas memang sangat diminati masyarakat. Kondisi ini ditunjang lantaran investasi sektor properti yang sebelumnya paling diminati kini telah bergeser.

Kondisi harga properti yang tengah anjlok sejak setahun terakhir, menjadi pemicunya. Selain itu investasi bodong juga sangat berpengaruh dengan minat masyarakat berinvestasi emas.

“Kalau investasi emas wujud fisiknya ada. Dan, ketika harga tinggi langsung bisa menjual dengan cepat,” pungkasnya.

 

RadarBali.com – Emas PT Aneka Tambang (Antam) yang sebelumnya paling diminati masyarakat sebagai langkah investasi, kini tergeser oleh kehadiran emas PT Untung Bersama Sejahtera (UBS).

Kondisi ini terjadi buntut dari kekosongan stok selama dua bulan. Untuk memenuhi kekosongan tersebut, beberapa penjual emas salah satunya PT Pegadaian (persero) Kanwil VII Denpasar menjalin kerjasama dengan pihak UBS untuk memenuhi permintaan pasar.

Humas PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar Made Mariawan mengungkapkan, tanpa ada alasan yang jelas pihak Antam tidak memberikan pesanan dari pihak Pegadaian.

Padahal, selama ini Pegadaian di Bali hanya menjual emas Antam. “Sebagai langkah alternatif kami beralih ke UBS, karena permintaan pasar berinvestasi emas cukup besar,” ujar Mariawan, Kamis (20/7) kemarin.

Harga emas UBS per tanggal 20 Juli mencapai Rp  589.000 per gram. Sedangkan untuk harga pembelian tunai di Galeri 24 mencapai Rp 603.725, termasuk margin penjualan sebanyak 2,5 persen.

Sedangkan untuk harga emas Antam di banderol Rp 596.000 per gram. Sedangkan untuk pembelian di Galeri24 Rp 610.000 dengan margin yang sama.

Selisih harga antara emas UBS dengan Antam berkisar Rp 7.000 per gram. “Kalau kualitas sama. Yang beda hanya sertifikat. UBS masih SNI, sedangkan Antam internasional,” bebernya.

Mariawan mengakui saat ini Pegadaian memberikan variasi pilihan kepada masyarakat. Namun jika dilihat dari segi permintaan, emas UBS lebih tinggi dari Antam.

Seminggu lalu misalnya, pemesanan emas UBS mencapai 540 keping sedangkan Antam hanya 484 keping saja.

Disinggung komposisi penjualan, Mariawan mengaku belum ada rekapitulasi dari penjualan keduanya. “Saya sudah tanya kepada bidang yang spesifik menangani ini, tapi katanya belum direkap,” bebernya.

Saat ini investasi emas memang sangat diminati masyarakat. Kondisi ini ditunjang lantaran investasi sektor properti yang sebelumnya paling diminati kini telah bergeser.

Kondisi harga properti yang tengah anjlok sejak setahun terakhir, menjadi pemicunya. Selain itu investasi bodong juga sangat berpengaruh dengan minat masyarakat berinvestasi emas.

“Kalau investasi emas wujud fisiknya ada. Dan, ketika harga tinggi langsung bisa menjual dengan cepat,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/