KETEWEL – Usada merupakan pengobatan tradisional Bali yang masih dipertahankan saat ini. Usada masih menjadi acuan pengobatan berbagai jenis penyakit oleh praktisi pengobatan tradisional di Bali.
Salah satu yang menjadi bagian dari usada adalah tanaman obat, banyak jenis dan manfaat tanaman obat yang dimanfaatkan masyarakat sebagai pengobatan tradisional Bali.
Desa Ketewel menjadi salah satu desa yang mendukung pengobatan tradisional dengan tanaman obat.
Hal ini dibuktikan pemerintah desa Ketewel menjadikan salah satu rumah warga sebagai percontohan penanaman tanaman obat,
Di mana, diharapkan dengan adanya percontohan ini masyarakat dapat ikut menanam tanaman obat di masing-masing pekarangan rumah.
Penanaman tanaman obat di Desa Ketewel perlu dilanjutkan untuk pengembangan pelayanan kesehatan tradisional.
Dalam pengembangan ini diperlukan perbaikan, baik dari segi sumber daya manusia (SDM), lahan penanaman, cara pengolahan, sampai dengan cara distribusi hasil pengolahan.
Terlebih Desa Ketewel merupakan desa yang terletak dilokasi strategis yang berbatasan langsung dengan kota Denpasar, yang akan menjadi potensi yang besar bagi
Desa Ketewel jika dapat dikembangkan menjadi desa usada dengan pelayanan kesehatan tradisional karena mudah dijangkau oleh masyarakat.
Hal ini mendorong dosen dari Stikes Kesdam IX Udayana, Ns. Komang Agus Jerry Widyanata M.Kep selaku ketua tim dan anggota tim Dr. Ir Ni Nyoman Ari Mayadewi M.P dari Universitas Udayana;
Putu Lakustini Cahyaningrum S.Si, M.Si dan Mirah Ayu Putri Trarintya S.E, MM dari Universitas Hindu Indonesia,
untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan skema Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) yang didukung oleh dana hibah
dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek BRIN. Program pengabdian ini berlangsung selama 3 tahun sejak 2020 sampai 2022.
Saat ini tim PPDM sudah melaksanakan program tersebut di tahun pertama yaitu 1. Pembinaan kelompok tani untuk penanaman obat tradisional:
kelompok tani dipilih dari anggota subak di desa Ketewel, mereka mengolah 10 are lahan pertanian yang ditanam berbagai jenis tanaman obat seperti pegagan, temu-temuan,
meniran, kumis kucing, daun dewa, lidah buaya, serai, binahong, temulawak, seledri, cabejawa (tabia bun), sirih merah dan tanaman obat lainnya.
Pemeliharaan tanaman obat dilakukan dengan pemberian pestisida alami dan pupuk organik serta rutin setiap minggu dilakukan pengontrolan tanaman obat.
2. Pembentukan tim pengolah tanaman obat menjadi obat tradisional, Pelatihan budidaya tanaman obat tradisional dan Pelatihan pengolahan tanaman obat menjadi bahan baku obat tradisional:
Tim Pengolahan dikerjakan oleh kader PKK, saat ini sudah ada beberapa tanaman obat yg diolah seperti temulawak, meniran dan daun pegagan yg diolah menjadi serbuk dan jus pegagan.
Serta program lain yang akan dilanjutkan pada tahun ke 2 dan ke 3. Pelaksanaan program PPDM ini, diharapkan dapat menjadikan
Desa Ketewel sebagai Desa Usada yang mandiri dalam produksi, pengolahan, dan pelayanan kesehatan tradisional.
Program ini juga selaras dengan Visi Gubernur Bali yaitu “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana, dimana salah satu program yang akan dikembangkan
adalah Pelayanan Kesehatan Tradisional yang merupakan warisan leluhur atau tradisi masyarakat Bali yang dikenal sebagai warisan Lontar Usada Bali.(rba)