DENPASAR – Bali menjadi salah satu sumber plasma nutfah Sapi Bali yang tidak bisa dipandang remeh. Sayangnya, hingga saat ini pembibitan sapi di Bali tidak dilakukan secara menyeluruh.
Ini membuat kualitas sapi Bali tidak maksimal. Akibatnya, bibit sapi yang keluar ada yang jelek, tapi banyak pula yang bagus.
Untuk itu, Dinas Peternakan Provinsi Bali tengah mencanangkan program pembibitan sapi bersertifikat untuk meningkatkan kualitas daging dan juga susu sapi perah di Bali.
Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi Dinas Peternakan Provinsi Bali Nata Kusuma mengungkapkan, keberadaan sapi-sapi saat ini tidak terseleksi dengan baik.
Jadi pembibitan yang ada hanya sekadar layak bibit, bukan pada pembibitan yang mengedepankan kualitas.
Kasus yang kerap terjadi dari segi pembibitan yakni sapi di Bali cenderung dikawinkan dengan sapi lawan jenis dari keluarga sapi itu sendiri.
“Makanya kadang ada sapi cacat, kualitas daging dan susu kalau sapi perah tidak bagus,” ucap Nata Kusuma kemarin.
Melalui program ini, silsilah sapi akan terekam mulai dari beber bobotnya. Dengan demikian, tiada ada lagi hubungan kawin antar sedarah.
Ketika sudah ada sertifikasi, bibit yang dihasilkan akan sangat bagus. Karena kualitas sapi tergantung pada silsilah keluarga.
“Walaupun beberapa kali melahirkan akan bagus hasilnya. Berat badannya juga meningkat,” terang dia.