28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:32 AM WIB

Bali Masuk 10 Besar Investor Terbanyak di Indonesia

DENPASAR – Setelah sukses menyelenggarakan sosialisasi Fasiiitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) di kota Banjarmasin dan Padang,

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menyelenggarakan rangkaian kegiatan sosialisasi dengan menyambangi kota Denpasar.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas AKSes yang merupakan fasilitas perlindungan investor

Pasar Modal Indonesia juga memberikan informasi terbaru tentang pengembangan infrastruktur dan pencapaian KSEI.

Sesuai data KSEI per akhir Agustus 2019, Provinsi Bali menempati urutan ke-8 untuk jumlah investor terbanyak dari 34 provinsi di Indonesia yaitu 20.430 investor.

Dari jumlah tersebut tercatat sebanyak 10.007 investor berdomisili di kota Denpasar. Adapun jumlah investor di Pasar Modal Indonesia hingga akhir Agustus 2019,

telah mencapai sekitar 2.123.283 investor, yang mencakup investor pemilik Efek, Reksa Dana dan Surat Berharga yang diterbitkan Bank Indonesia.

Amrizal Arief, Kepala Unit Pengembangan Layanan KSEI, Kamis (26/9) menjelaskan, beberapa pengembangan yang direalisasikan oleh KSEI mampu memberikan dampak positif bagi pasar modal Indonesia.

“Kami berharap hal ini dapat meningkatkan kenyamanan investor dalam bertransaksi serta menarik minat investor baru untuk berinvestasi di pasar modal,” ungkap Amrizal di Denpasar.

Dalam sosialisasi kali ini, KSEI ingin memfokuskan mengenai Fasilitas AKSes Next Generation (AKSes Next-G) yang telah diimplementasikan.

Pengembangan AKSes Next-G meliputi proses log-in yang mudah, cukup dengan menggunakan alamat email.

Pengguna AKSes Next-G pun tidak terbatas pada investor saja tetapi juga masyarakat secara umum. Perubahan lain pada AKSes Next-G terdapat pada laman Beranda/Home

yang lebih dinamis dengan informasi yang lebih menarik dengan menampilkan running trade, aktivitas pasar modal, dan headline berita/artikel terkait pasar modal.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 KSEI telah merampungkan beberapa pengembangan seperti implementasi C-BEST Next-G,

sistem untuk aktivitas penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek di pasar modal, yang dikembangkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah investor di pasar modal.

Beberapa pengembangan lain juga tengah dilakukan KSEI diantaranya inisiasi simplifikasi pembukaan Rekening Efek (RE) dan Rekening Dana Nasabah (RDN)

sesuai dengan arah pengembangan sektor jasa keuangan Indonesia yang tercantum dalam master plan sektor jasa keuangan Indonesia tahun 2015-2019.

Tujuan program kerja ini, kata Amrizal, dilakukan agar pembukaan RE dan RDN lebih mudah, cepat dan menjangkau lokasi yang lebih luas, sehingga investor dapat segera melakukan transaksi di pasar modal.

KSEI telah memulai inisiatif ini sejak tahun 2016 dengan target awal adanya pedoman untuk penggunaan aplikasi elektronik dalam pembukaan

rekening serta adanya pedoman untuk pembukaan RE agar dapat dilakukan melalui cabang-cabang Bank Administrator RDN.

“Tahap selanjutnya akan dilakukan pengembangan infrastruktur untuk mendukung mekanisme simplifikasi pembukaan RE dan RDN melalui AKSes Financial Hub di tahun ini,” tandasnya.

DENPASAR – Setelah sukses menyelenggarakan sosialisasi Fasiiitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) di kota Banjarmasin dan Padang,

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menyelenggarakan rangkaian kegiatan sosialisasi dengan menyambangi kota Denpasar.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas AKSes yang merupakan fasilitas perlindungan investor

Pasar Modal Indonesia juga memberikan informasi terbaru tentang pengembangan infrastruktur dan pencapaian KSEI.

Sesuai data KSEI per akhir Agustus 2019, Provinsi Bali menempati urutan ke-8 untuk jumlah investor terbanyak dari 34 provinsi di Indonesia yaitu 20.430 investor.

Dari jumlah tersebut tercatat sebanyak 10.007 investor berdomisili di kota Denpasar. Adapun jumlah investor di Pasar Modal Indonesia hingga akhir Agustus 2019,

telah mencapai sekitar 2.123.283 investor, yang mencakup investor pemilik Efek, Reksa Dana dan Surat Berharga yang diterbitkan Bank Indonesia.

Amrizal Arief, Kepala Unit Pengembangan Layanan KSEI, Kamis (26/9) menjelaskan, beberapa pengembangan yang direalisasikan oleh KSEI mampu memberikan dampak positif bagi pasar modal Indonesia.

“Kami berharap hal ini dapat meningkatkan kenyamanan investor dalam bertransaksi serta menarik minat investor baru untuk berinvestasi di pasar modal,” ungkap Amrizal di Denpasar.

Dalam sosialisasi kali ini, KSEI ingin memfokuskan mengenai Fasilitas AKSes Next Generation (AKSes Next-G) yang telah diimplementasikan.

Pengembangan AKSes Next-G meliputi proses log-in yang mudah, cukup dengan menggunakan alamat email.

Pengguna AKSes Next-G pun tidak terbatas pada investor saja tetapi juga masyarakat secara umum. Perubahan lain pada AKSes Next-G terdapat pada laman Beranda/Home

yang lebih dinamis dengan informasi yang lebih menarik dengan menampilkan running trade, aktivitas pasar modal, dan headline berita/artikel terkait pasar modal.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 KSEI telah merampungkan beberapa pengembangan seperti implementasi C-BEST Next-G,

sistem untuk aktivitas penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek di pasar modal, yang dikembangkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah investor di pasar modal.

Beberapa pengembangan lain juga tengah dilakukan KSEI diantaranya inisiasi simplifikasi pembukaan Rekening Efek (RE) dan Rekening Dana Nasabah (RDN)

sesuai dengan arah pengembangan sektor jasa keuangan Indonesia yang tercantum dalam master plan sektor jasa keuangan Indonesia tahun 2015-2019.

Tujuan program kerja ini, kata Amrizal, dilakukan agar pembukaan RE dan RDN lebih mudah, cepat dan menjangkau lokasi yang lebih luas, sehingga investor dapat segera melakukan transaksi di pasar modal.

KSEI telah memulai inisiatif ini sejak tahun 2016 dengan target awal adanya pedoman untuk penggunaan aplikasi elektronik dalam pembukaan

rekening serta adanya pedoman untuk pembukaan RE agar dapat dilakukan melalui cabang-cabang Bank Administrator RDN.

“Tahap selanjutnya akan dilakukan pengembangan infrastruktur untuk mendukung mekanisme simplifikasi pembukaan RE dan RDN melalui AKSes Financial Hub di tahun ini,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/