Ada yang menarik di upacara puncak Karya Ngenteg Linggih dan Mendem Pedagingan di Pura Dalem Sukaluwih digelar kemarin. Yakni, tak ada pentas Calonarang.
WAYAN PUTRA, Amlapura
RITUAL Ngenteg Linggih dan Mendem Pedagingan INI sejak 55 tahun lalu belum pernah di gelar. Kali ini di puput Tri Sadaka yakni Siwa dan Budha.
Yakni Ide Pandanda Gede Made Buruan, Geria Ulon, Jungutan (siwa), Ide Pandanda Gede Made Putra Lusuh, Geria Suci, Celit, Lusuh, Selat dan Ida Pedanda Gede Jelantik, Gria Buda Keling, Bebandem (Budha).
Prosesi diawali dengan pemujaan yang dilakukan tiga sulinggih. Kemudian Pendeta Buda melakukan pemujaan di depan lubang yang akan dipergunakan mendem pedagingan.
Kemudian dilanjutkan dengan murwa daksina untuk semua pedagingan yang akan di pendem. Kemudian dilanjutkan dengan mendem pedagingan.
Pemendeman dilakukan oleh beberapa undangan. Diantaranya Jro Gede Putus Upedesa atau Jro Gede Suwena yang mendapat tugas mendem di Pura Padmasana.
Sementara di Gedeng Pura Dalem pedagingan di pendem anggota DPRD Bali dapil Karangasem yang hadir Kadek Darmini.
Sementara di Bale Lantang di pendem Ketua KNPI Karangasem I Gusti Putu Parwata dan di Candi Bentar, pedagingan di pendem Jro Gde Pawana.
Kemudian dilanjutkan dengan sembahyang bersama dan diakhiri dengan nunas tirta lan bija. Pada puncak Karya kemarin juga di gelar teri wali yang merupakan tari sacral dan khusus dipentaskan saat karya agung.
Di antaranya Topeng Sidakarya, Topeng Pajegan, Tari Rejang Dewa, Wayah Lemah dan juga Tari Baris Gede.
Untuk diketahui Pura Dalem Sukaluwih memang dikenal angker terlebih lagi dengan Pura Prajapati yang juga dilakukan Nganteg Linggih.
Di mana ada pantangan tidak boleh menggelar Drama atau pentas Calonarang di Pura Dalem dan wewengkon Desa pakraman ini.
Ini dibenarkan oleh Bendesa adat Sukaluwih Made Sudarmanta. Menurutnya dulu sempat dilakukan sesolahan Calonarang.
Namun, batal dilakukan karena para pregina ketakutan terlebih dulu sehingga tidak berani menari. Menurutnya, kalau Ida Batara sudah memiliki ancangan dan sesolahan Calonarang.
Hanya saja itu secara niskala. Sehingga secara skala atau nyata tidak di perlukan lagi solahan seperti itu. Sebelum puncak karya dua hari lalu dilakukan prosesi mendak sekar catur.
Sekar catur di jemput dengan mobil dari Geria Celit Lusuh menuju Pura Puseh Sukaluwih. Dari Pura Puseh kemudian di pendek dan diarak oleh kerama menuju Pura Dalem sejauh 1 kilometer bagi warga yang membawa sekar catur tersebut tidak di perkenankan menggunakan alas kaki.
Sehingga pemedek harus nyeker selama 1 km. selanjutnya sekar Catur di naikan ke Catur yang ada di pojok utara Pura Dalem. Disana di tata sesuai tempatnya.